Gondang Batak Tergerus Zaman

| dilihat 4574

AKARPADINEWS.COM | DITEMUI di rumah yang juga menjadi studio kerjanya di kawasan Tambun, Bekasi Timur, Jum'at (18/3), Robin Sitanggang menyambut ramah. Kopi dari Medan pun disuguhkan sang istri. Di ruang tamunya, terlihat lukisan rumah Bolon, rumah khas Batak. Terdapat pula lukisan ke dua orang tuanya dan gambar perjamuan terakhir Yesus Kristus.

Sebagai “anak Toba”, putera keempat dari delapan bersaudara itu mengisahkan kecintaaanya pada musik Batak beserta perjalanan hidupnya sebagai pargonsi, pemusik Batak, hingga berusia 55 tahun. Berkisah tentang musik, ingatannya kembali pada sosok sang ayah, Manungkun Sitanggang, yang pertama kali memperkenalkan padanya alat musik hasapi (kecapi Batak).

Perjalanan karirnya dimulai tahun 1986. Pria kelahiran 12 Agustus 1960 itu nekad merantau ke Jakarta. Awalnya, hanya ingin mencari kerja sebagai tukang jahit. Dia tidak bercita-cita menjadi pemusik. Sayang, peruntungannya sebagai tukang jahit, tidak mengembirakan. Dia pun sempat terlunta-lunta di tanah rantau. Namun, Robin tidak putus semangat. Berbagai upaya dilakukannya agar bisa bertahan hidup.

“Saya pernah kerja jadi kernet di Tanah Abang dan hidup di terminal,” ungkapnya. Dia pun gigih mencari ruang untuk bermusik. Hingga akhirnya, dia bertemu musisi trio Batak yang satu kampung tahun 1987. Saat itulah, Robin mulai menetap di sanggar Batak, di Pondok Kopi. Selanjutnya, dia berpindah-pindah antar grup dan sanggar.

Di tahun 1989, Robin bermusik bersama grup Uning-uningan di Hotel Hilton dan panggung lainnya hingga tahun 1995. Sampai kemudian, Robin menjelajah Israel, Jordania, dan Vatikan. Robin pun menjadi pimpinan grup dari Boni Gorga, grup Uning-uningan Batak yang didirikan sejak tahun 1993. Di tahun 2015, grup itu meluncurkan album Boni Gorga volume 2 yang berjuluk: Sahala.

Tidak hanya memiliki bakat bermusik, Robin juga ahli dalam membuat, memperbaiki, dan merawat alat musik Batak seperti hasapi, serunai, taganing, sulim, garantung, ogung dan berbagai alat musik Batak lainnya. Dia juga piawai dalam membuat dekorasi Sopo Gorga, pendopo Batak dan dekorasi pelaminan.

Di balik pencapaiannya sebagai seniman, guru, dan pengrajin, dia selalu mengkhawatirkan identitas musik Batak yang sudah tidak original dan tergerus zaman. Musik-musik original khas Batak berikut teks-teksnya asli Batak sudah tidak lagi dikenal banyak musisi (pargonsi) Batak. Karenanya, Robin berupaya menjaga orisinalitas musik Batak, yang diwarisi leluhurnya. 

“Alat musik Batak memiliki rumus dan itu harus dipelajari supaya terarah. Saya telah membuat panduan untuk rumus itu. Sampai munculnya keyboard, akhirnya mulai terpendam musik Batak yang orisinil itu,” tutur ayah lima anak itu.

Robin juga mengkritik musisi Batak saat ini yang kebanyakan bermusik untuk bisnis, mencari uang dan pentas. Memang orientasi itu tidak masalah. Namun, dia menilai, musik-musik yang orisinil tersebut harus diarsipkan terlebih dahulu, sebelum punah.

Bagaimana cara mengarsipkannya? Menurut Robin, diawali dengan memahami rumus cara bermain musik dan menguasai minimal 20 lagu yang diciptakan leluhur Batak. Misal, terdapat tujuh gondang yang sakral (Si Pitu Gondang) yang berurutan, sesuai ritual agama asli Batak di antaranya: Gondang Mula-Mula, Batara guru, Bala Bulan, Debata Sori, Habonaran, Mulajadi, dan Hasahatan Sitio Tio.

Tujuh lagu itu yang sakral untuk orang Batak” ucapnya. Lagu-lagu tersebut dibawakan saat ritual, untuk meminta doa pada Mulajadi Na Bolon. Robin pun mengingatkan pentingnya mempelajari musik Batak ini, dan jangan disalahgunakan.

Gondang Batak menjadi karya seni musik yang kaya unsur spiritual dalam memahami esensi kehidupan Masyarakat Batak. Gondang ini digunakan untuk beragam upacara keagamaan seperti berdoa pada Tuhan hingga berdialog dengan ruh dan digunakan saat upacara adat hingga hiburan. Bagi masyarakat Batak, musik (Gondang) sebagai medium untuk menyampaikan doa pada Pencipta. 

Gondang Batak dalam pengertian ensambel musik (kumpulan alat musik) terbagi atas Gondang Sabangunan dan Gondang Hasapi. Gondang Sabangunan dibawakan dengan menggunakan delapan alat musik lengkap, seperti ogung, serunai, taganing, hesek dan alat musik lainnya.

Sedangkan pada Gondang Hasapi, peralatan musik yang dibawakan tidak terlalu lengkap, dan mulai muncul sulim sebagai instrumen pengiring yang digunakan pada gondang yang menjadi cikal bakal Opera Batak, nyanyian cerita dari masyarakat Batak. Fungsi kedua ensambel ini juga digunakan saat acara religi, adat, dan upacara lainnya.

Pemusik yang memainkan instrumen dalam gondang ini disebut pargonsi. Sementara penggunaan perangkat-perangkat musik tradisional itu disebut margondang (memainkan gondang).

Saat ini, para pargonsi sudah berbeda dengan yang dahulu. Robin menjelaskan, pada zaman dahulu, pelaksanaan acara adat harus disepakati terlebih dahulu dengan pargonsi. Harus dipastikan pula kesiapan musik pembuka upacara (Gondang Mula-mula) yang diperuntukan kepada Pencipta, dunia, dan masyarakat umum.

Robin mengisahkan, dahulu, bila pargonsi salah memainkan karena niat yang kurang baik, maka akan mendapatkan tulah. Pargonsi juga mendapat upah berupa beras, telur ayam, siri, dan uang.

Saat ini, baik pargonsi ataupun penyelenggara yang punya hajat upacara adat, tidak lagi merasa penting untuk menguasai ragam Gondang Batak yang sesuai dengan tradisi asli dan lebih bergeser menggunakan irama modern.

Misalnya, saat acara Bona Taon Batak yang lebih berorientasi pada upacara atau pesta adat keluarga Batak, khususnya keluarga se-ompung hingga persekutuan marga. Robin seringkali menjumpai, lagu yang wajib dibawakan untuk berdoa, tidak lagi sebanyak tujuh lagu, namun tiga lagu.

Simbolisasi manortor pun bergeser, tidak lagi kental sebagai simbol saling memberkati, dalam tingkat sosial tertentu sesama keluarga. Terlebih, melihat pargonsi di Jakarta yang mulai bermain di kafe-kafe Batak. Mereka tidak lagi mengikuti rumus musik yang orisinil dan gondang-gondang asli karena tuntutan mendapatkan uang. “Saya pusing melatih para musisi Batak karena sebagian besar orientasinya uang, satu tempat, ke tempat hiburan lain untuk dapat uang dan akhirnya terlena,” sesalnya.

Robin pun menilai, kafe-kafe Batak yang menjamur, membutuhkan musisi sekedar untuk menghibur para penonton yang sempoyongan karena alkohol. Musik Batak pun sebatas hiburan  yang penting penonton bergoyang. 

Padahal, musik tradisi seperti Gondang Batak termasuk langka di dunia. Misalnya, pada alat musik taganing berupa lima buah gendang berbentuk silinder yang dipukul dengan kayu dan memiliki peran sebagai melodi musik.

Berbagai etnomusikolog mengungkap, gendang ini hanya dimiliki di tiga tempat yakni di Uganda (Afrika Timur) bernama Etenga, di Myanmar bernama Hsaing Waing dan Di Indonesia yaitu Taganing, alat musik Batak.  Keberadaan taganing pun pernah dianggap sebagai “tradisi haram” dan tidak boleh dimainkan di gereja.

Lebih miris lagi, ada alat musik Batak yang sudah tidak pernah dimainkan yaitu Sordam karena dipercaya dapat memanggil ruh. Robin sempat memainkan alat musik tersebut. Namun, hanya untuk diingat tidak digunakan sebagaimana ritual aslinya. Sebab, tidak ada lagi yang dapat memainkan dengan utuh alat musik tersebut, selain kembali pada larangan dan dianggap sebagai “tradisi haram” ketika masuk kristenisasi.

Sudah saatnya para pargonsi semakin berorientasi menghidupkan musik Batak orisinil, atau melakukan revitalisasi tradisi agar Gondang tetap terpelihara sebagai tradisi asli Batak. Termasuk, mengembalikan fungsinya sebagai medium untuk menyampaikan doa kepada Sang Pencipta. 

Ratu Selvi Agnesia

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 420
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 993
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 228
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 706
Momentum Cinta
Selanjutnya
Polhukam
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 203
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 194
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 424
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
Selanjutnya