N. Syamsuddin Ch. Haesy
Indonesia bara api di sekam diam
Pada 69 tahun pekik proklamasi diulang baca
Pada Ketuhanan Mahaesa dikorting mazhab dan sekte
Pada kemanusiaan meninggalkan adab
Pada Persatuan diguncang firqah, kelompok dan golongan
Pada nafas Kerakyatan mereduksi musyawarah mufakat
Pada Keadilan Sosial ditafsir berjuta makna
Aku melangkah mencari makna
Meski kutahu yang kan kudapat hanyalah igau para pembual
Indonesia bara api di sekam diam
Gemetar tubuh memaknai setiap peluh pejuang lalu
Tak gentar dicecar cerca, bergeming diterkam gelombang prasangka
Bagaimana mungkin aku memaknai demokrasi
Bila ideologi berubah angka-angka kalkulasi melipat suara rakyat
Indonesia bara api di sekam diam
Kelak panasnya buncah membuncah
Tak lagi kobar semangat bersatu tekad
Tapi tikam lidah melontar argumen merangkai kaka
Mengubah kebenaran jadi pembenaran
Mengubah cinta jadi benci
Mengubah rahmat jadi laknat
Mengubah doa jadi rutuk
Mengubah sunyi jadi ramai
Biar aku ramai dalam heningnya, hening dalam riuhnya
Indonesia bara api di sekam diam
Tak politisi dan akademisi terpanggang di atasnya
Rakyat jua terpanggang derita
Biarlah kuambil bara dengan jemariku
Jelang pagi sebelum tiba hadiri upacara
Kibar bendera dan nyanyian Indonesia Raya
Biarlah kuambil bara dengan jemariku
Kusimpan jadi penggugah semangat
Agar tak henti mengucur keringat
Menebar cinta dan kasih pada sesama
Cinta tanpa dendam
Kasih tanpa hati terluka
Indonesia bara api di sekam diam
Di atasnya kukibar merah putih
Meski lusuh dilabur serapah
Kan kucuci dengan sisa harapan
Dari pancuran keikhlasan
Yang banyak ditinggalkan
(Jakarta, 17 Agustus 2014)