Lika -Liku Cerita Panji di Negeri Jiran

| dilihat 2926
 
JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Cerita Panji yang berasal dari tanah Jawa sangat digandrungi khalayak negeri jiran, Malaysia. Sempat dianggap cerita sesat, karena berkisah tentang dewa-dewi dan kental pengaruh Hindu, namun ceritanya mengilhami berbagai penerbitan karya sastra, lakon wayang, hingga skenario film. 
 
“...Maka cerita Jawa yang sesat itu dikatanya amat sempurnalah kematiannya itu”. Petikan kalimat dalam Hikayat Pandawa Lima  menjadi perhatian penting penikmat Cerita Panji di Malaysia.
 
Nuansa Cerita Panji yang kental dengan pengaruh Hindu, dianggap menyimpang dari ajaran Islam yang telah dianut oleh mayoritas khalayak Malaysia. Anjuran itu dialamatkan kepada penikmat, agar akidahnya tidak tergelincir setelah membaca dan mendengarnya.
 
Hal itu tidak membuat padam penikmat Cerita Panji di Malaysia. Noriah Muhamed, ahli kesusastraan Melayu pada Universiti Malaya, Malaysia, menilai walau Cerita Panji kentara pengaruh Hindu dan mengisahkan dewa-dewi, namun tak membuat para penikmatnya ragu dengan keyakinan agamanya.
 
 “Kata sesat semata-mata agar penikmat waspada, bukan larangan,” ujarnya kepada Akarpadinews.
 
Cerita Panji mengisahkan lika-liku cinta Sang Panji, putra Kahuripan, yang berkelana mencari kekasihnya, Candra Kirana, putri Daha yang menjelma menjadi orang lain. Selama berkelana Panji mengalami bermacam peristiwa hingga akhirnya bertemu kembali dengan kekasihnya.
 
Kisahnya sangat digemari dan menambat hati khalayak Melayu. “Cerita Panji amat selari dengan selera masyarakat Melayu karena jalur ceritanya yang sewarna dengan cerita lipur lara Melayu yang bertemakan pengembaraan, selain cinta yang menjadi dasar cerita,” ungkap Noriah.
 
Cerita Panji berkembang di Malaysia seiring dengan meningkatnya hubungan Jawa dan Melayu sekitar abad-15. Kisahnya begitu melekat, bahkan mempengaruhi karya tradisional Melayu, seperti Hikayat Hang Tuah dan Sejarah Melayu. Cerita itu berkembang luas di luar Nusantara, merambah tak hanya ke wilayah Malaysia, tetapi juga Siam dan Kamboja. 
 
“Unsur-unsur Jawa seperti nama tokoh dan nama tempat tetap dipertahankan, namun setiap penerima cerita akan menyesuaikan rentetan cerita dengan unsur lokal yang berlaku,” ujar Noriah. 
 
Noriah menjelaskan bahwa ciri yang kentara dalam Cerita Panji Melayu, khususnya Hikayat Panji Semirang, ialah tokoh ibu tiri yang jarang ditemui dalam Cerita Panji Jawa. Dalam cerita itu, Raden Galuh Candra Kirana disiksa oleh ibu tirinya, Paduka Liku, setelah permaisuri (ibu Candra Kirana) meninggal diracun. Gambaran ibu tiri yang kejam sering ditemui dalam cerita-cerita Melayu seperti Cerita Bawang Putih Bawang Merah, Selindang Delima, dan Lela Manja.
 
Selain itu kekhasan Cerita Panji Melayu ada pada bentuk syair dan pantun. Pada tahun 1960, Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia berhasil menerbitkan ulang beberapa judul manuskrip Melayu klasik dan cerita rakyat seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Pandawa Lima, Cerita Raja Dera, Si Gembang, dan Selindung Bulan Kedah Tua. 
 
Beberapa judul seperti Lalat Hijau dan Panji Angreni berkembang menjadi cerita lisan dan lakon cerita wayang yang sering dimainkan di Kalantan. 
 
Walaupun khalayak Melayu sadar bahwa Cerita Panji berasal dari Jawa yang dikaitkan dengan cerita sesat, namun “elemen cinta antara wira dan wirawati merentas sempadan dua budaya yang berbeda,” pungkas Noriah. | Dirga Adinata.
Editor : Nur Baety Rofiq
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 498
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1581
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1372
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 423
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 995
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 231
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 707
Momentum Cinta
Selanjutnya