New York City - Amerika Serikat

Merambah Sejarah Lewat Monumen

| dilihat 3262

GABRIEL, pengemudi asal Amerika Latin nampak gagah di balik kemudi, siang itu. Dia mengantar saya menuju ke Battery Park. Sebuah taman, tempat sepenggal sejarah panjang New York dan Amerika Serikat, dimonumentasikan.

Ketika menelusuri jalan pinggiran sungai Hudson yang membatasi New York dengan New Jersey, Gabriel memberikan informasi penting. Mulai dari kantor sentra Sanitasi kota New York, sentra olah raga, kawasan Ground Zero, dan Roosevelt Island.

Mobil yang kami tumpangi bergerak perlahan melintasi Ground Zero. Salah satu pengganti gedung kembar World Trade Center (WTC) yang dibangun baru dengan model arsitektur lebih elok, hanya terlihat ‘pinggul’-nya. Keelokan gedung jangkung pengganti WTC, dengan warna biru metalik, itu tampak saat kami parkir di Battery Park.

Battery Park adalah taman kota yang juga mengemban fungsi konservasi, paru-paru kota.  Taman seluas 15 hektar di ujung Manhattan, itu juga sebidang tanah sebagai tempat warga kota, khasnya anak – anak menambah pengetahuan tentang ‘urban farm.’

Di situ, batang-batang bambu disusun begitu rupa secara artistik, sedang pohon-pohon rambat sayuran dibiarkan mengular membeli batang-batang bambu itu. Di areal ‘urban farm’ itu terdapat 80 jenis sayuran organik, buah-buahan, biji-bijian, bunga, dan tanaman lainnya. Sejumlah hewan, termasuk Kalkun, juga dipelihara di sini. Ide ‘urban farm’ berkembang, sejak November 2010.

Kala itu, sentra konservasi Battery disambangi mahasiswa Sekolah Tinggi Millineum, anggota klub lingkungan.

BAGIAN lain taman ini, dipergunakan sebagai taman kota yang dipelihara pemerintah kota, dan dijaga keasriannya oleh khalayak, warga kota. Persis di tepi sungai, dibangun dermaga sederhana tempat sandar ferry yang mengangkut wisatawan ke Patung Liberty.

Dari Battery Park, saya membayangkan dramatiknya serangan pesawat atas gedung kembar WTC berlangsung dramatic, ketika terjadi peristiwa Tragedi 11 September. Tragedi yang membuat Amerika Serikat panik dan kemudian paranoid dengan dunia Islam.

Sesaat saya berkeliling Battery Park, lantas nongkrong di kios kecil milik Boola, imigran India yang berdagang hotdog di pinggiran taman. Saya Tanya tentang Tragedi 11/9, Boola tak ingin membayangkan lagi peristiwa memilukan itu.

“Peristiwa itu tak boleh terjadi lagi,” ujarnya sambil menunjuk salah satu monumen di bagian lain taman itu, The Sphere. Saya  bergegas meninggalkan Boola.

The Sphere, tegak di dekat air mancur. Ini karya senirupa instalasi berdiameter 15 meter, dengan berat 45.000 pon, terbuat dari baja dan perunggu, itu buah tangan seniman patung Fritz Koenig (1971). Semula berada di WTC – Ground Zero. Lalu dibawa dan disimpan ke salah satu hanggar bandar udara John F. Kennedy. Selepas itu, dibawa dan dipasang di taman ini, sebagai peringatan atas tragedi yang sangat mengguncang Amerika.

Bagi saya, ini menarik. Pemerintah kota New York, peduli terhadap benda seni publik, sehingga terselamatkan dari puing-puing reruntuhan menara WTC.

The Sphere, salah satu dari dua karya seni publik yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan,” ujar Watson, petugas taman dari mobil listrik. Peresmiannya dilakukan, enam bulan setelah peristiwa tragis. “Ini monumen kebangkitan dan perdamaian,” serunya.

Karya seni instalasi ruang terbuka, itu memang rusak. Namun strukturnya nampak masih utuh. Dilihat dari arah Burlington, nampak indah di antara pohon-pohon yang menghidupkan Battery Park.

***

DI bagian lain taman itu, terdapat sisa kamp militer semasa perang 1812, yang kini menjadi monumen veteran. Heritage ini dikelola baik, sehingga siapa saja yang datang ke situ, akan mengetahui bagaimana para pemberani Amerika dulu berlabuh di teluk Burlington. Lalu mempertahankan Battery Park dari serangan skuadron Inggris, pada 3 Agustus 1813.

Monumen lain di situ adalah patung perunggu yang menghubungkan kita dengan kisah Jendral Vermont dan William W. Wells, yang berlaga saat terjadi kecamuk perang sipil. Monumen itu saling melengkapi dengan patung kayu oaks merah untuk menghormati warisan Indian Amerika, Greylock. Sekaligus menandai kenangan kepada Abenaki, kepala Indian yang memimpin sukunya mengikuti proses evolusionaritas Amerika.

Kini, taman ini cukup ramai. Keberadaannya memberikan akses Battery Park ke berbagai wilayah, termasuk Governor Island, pelabuhan rekreasi dan dermaga Hudson. Saya memaknai, Battery Park sebagai taman untuk memahami, bagaimana sejarah New York dimulai, dan mengalir bersama perkembangan ibukota perekonomian dunia itu.

Pada masanya, lokasi ini diperebutkan banyak kalangan. Khasnya penduduk asli Amerika, pemukim Belanda -- yang juga mereka sebut penjajah --, alias Capske Hook. Manusia-manusia berjiwa langkan batu.

Di wilayah inilah, para penjajah -- yang juga terdiri dari pedagang penguasa --- Belanda, membangun kawasan New Amsterdam pada tahun 1965. Mereka membentuk koloni dengan berbagai loji untuk melindungi bisnisnya.

Fort Amsterdam mereka bangun pada awal 1626. Sesudah itu mereka bangun Battery Gun (tempat meletakkan meriam) pada 1627 di sepanjang pantai. Fort Amsterdam, itu kemudian berubah nama menjadi Fort George, untuk mengenang kepahlawanan George Washington, Presiden Amerika Serikat. Di tempat ini, kita bisa ‘berkunjung ke abad 19.’

Di taman ini juga bisa dikunjungi Castle Clinton (Gubernur De Witt Clinton), yang dibangun tahun 1815. Castle Clinton diakuisi Pemerintah New York City (1890), lalu dipergunakan sebagai kantor Departemen Taman Umum, yang mengoperasikan New York Aquarium pada 1896-1941.

Tahun 1950, kastil diserahkan ke Departemen Dalam Negeri, dan ditetapkan sebagai monumen nasional. Kastil ini sempat menjadi pusat imigrasi federal untuk pantai timur dari 1855-1890, yang mengurusi administrasi lebih dari delapan juta imigran.

***

AKAN halnya benteng yang melingkar di bagian barat Battery Park, dibangun pada 1808 dan 1811.

Berjalan dari monumen ke monumen, kita bisa kian jauh ‘mengembara’ ke masa lalu, ke gedung-gedung yang dulu menjadi tempat berpesta, yang biasa dilakukan oleh penguasa dan pedagang Belanda atau Inggris.

Wisatawan Eropa, menjadikan tempat ini sebagai ‘titik kembara’ mengenang pendaratan Jendral Lafayette yang pada 1824. Juga untuk mengenang Lajos Kossuth, patriot Hungaria yang datang pada 1851. Tak terkecuali, mengenang Samuel F.B Morse menunjukkan pertama kalinya telegraf nirkabel sebagai karya inovasinya pada 1842.

Lantas, selama tiga dasawarsa benteng itu menjadi sasaran berbagai aktivitas khalayak, mulai dari festival sampai demonstrasi. Dan kini dikembangkan terus sebagai sentra wisata taman yang asri.

Di bagian-bagian taman, remaja negro menunjukkan kebolehan menarik breakdance, menyanyi rap diiringi musik hip hop dari compact disc.

Tak jauh dari taman ini, pada 1940-1952, dibangun terowongan Brooklyn - Battery dan underpass. Selama masa pembangunannya, taman ini ditutup. Inilah yang kemudian mengubah pesona taman ini, hingga kini.

Pada 1955, perluasan dilakukan sampai Peter Minuit Plaza, dan dilengkapi dengan East Coast Memorial pada tahun 1963.

Sejak 1982 New York State menjadikan Battery Park menjadi bagian dari Harbor Park, sebagai situs bersejarah. Termasuk aneka flora yang dipelihara di situ, yang antara lain ditanam oleh Tilia Americana untuk mengenang penyanyi Jenny Lind, yang memulai debut Amerika-nya pada 1850.

Penyanyi abad lampau, itu dikenang karyanya sebagai bagian dari kepeloporan musik pop dunia abad 19. Ia menjadi bagian dari kehebohan masa lampau yang dipelopori Barnum.

Pelopor maesenas alias promotor musik dunia, itu mendatangkan Nightingale Swedia, yang sempat menjadi sensasi di New York. Di tangan dia, pada era industri bergerak, itu Jenny Lind beroleh honor USD12.600 dari ribuan penggemar yang memburunya. Para fans tak hanya membeli tiket konser. Mereka juga membeli topi, sepati, kacamata opera, dan payung, yang kemudian menjadi pelopor bisnis artists merchandise. Tapi, Jenny, menyerahkan semua dana yang diterimanya sebagai amal untuk kota New York.

Taman yang berakses ke Brooklyn, itu mengingatkan kita tentang sejarah, inspirasi, kreativitas, dan inovasi untuk terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu zaman. Saya tinggalkan Battery Park sore itu, kembali ke hotel, istirah melepas lelah.. Di taman ini juga, saya mengenang pengamen jalanan, yang dengan tabuhan ‘tambur logam’-nya menghadirkan lagu Indonesia Raya, saat tahu ada rombongan wartawan Indonesia.| Bang Sem

Editor : sem haesy
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 785
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 432
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1503
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1322
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya