DEPOK, AKARPADINEWS.Com - Dulu begitu sulit bagi penulis pemula untuk menembus penerbit buku ketika akan menerbitkan buku ke pasaran. Kini, kendala itu tak lagi ada karena Anda bisa menjaja buku Anda ke penerbit non konvensional atau penerbitan indie.
Bagi penulis pemula, untuk dapat menerbitkan satu buku ke pasaran bukanlah hal yang mudah. Si penulis harus tahu penerbit mana yang akan ia tuju untuk diterbitkan, karena penerbit mempunyai karakter dan ciri khas masing-masing. Tidak mudah menemukan penerbit yang mau mengakomodir naskah yang sudah disusun sedemikian rupa oleh penulis pemula. Belum lagi masalah naskah yang ditulis, si penulis pemula kadang memiliki idealisme untuk tidak mau mengubah naskah sesuai anjuran penerbit.
Kendala-kendala dasar seperti itu dapat saja membuat penulis pemula sulit menerbitkan buku. Padahal, bisa jadi naskah yang diajukan penulis pemula itu merupakan naskah bagus. Itu semua kembali ke tangan penerbit.
Hal-hal itu sudah barang tentu menjadi momok bagi penulis pemula. Namun, saat ini, seorang penulis pemula—dari latar belakang apapun dan genre naskah yang ditulisnya—dapat menerbitkan buku di penerbit non konvesional atau penerbitan indie. Ya, dengan berkembangnya zaman, saat ini sudah muncul beragam penerbit indie yang tidak melulu mengikuti selera pasar.
Lewat penerbit indie, penulis pemula bisa menentukan sendiri konsep bukunya sendiri. Mulai dari segi desain sampul buku, jumlah eksemplar buku untuk diterbitkan, hingga ragam promosi buku seperti mini launching, grand launching, dan promo di sosial media. Biasanya, untuk menerbitkan buku di penerbit indie, ada paket-paket yang bisa dipilih oleh penulis yang disesuaikan dengan dompet si penulis.
Hal itu dirasakan oleh Debby, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia menyatakan saat hendak menerbitkan buku di nulisbuku.com (salah satu penerbit Indie) ada paket-paket yang ditawarkan oleh penerbit untuk pengemasan buku. “Yang penting kita punya biaya berapa, nanti disesuaikan dengan paket mereka. Mulai dari kertasnya apa, jumlah halaman berapa, dan full color atau enggak.”
Untuk pendaftaran menerbitkan buku biasanya dapat dilakukan secara online. Mulai dari pengisian data diri penulis, pengiriman naskah, hingga pemilihan paket penerbitan. Debby mengatakan bahwa ia melakukan semua proses awal dengan menggunakan internet. “Awalnya, kita bikin akun di nulisbuku.com (penerbit Indie), terus ngisi aplikasi data diri, kemudian isi template untuk naskah kita nanti. Tujuannya, agar kita bisa menyesuaikan tulisan dengan format lay out mereka”, ujar salah satu penggiat UI mengajar tersebut.
Setelah proses pembuatan buku selesai, barulah proses pemasaran dimulai. Sistem penjualan pada penerbit Indie bergantung paket yang dipilih oleh si penulis. Ada yang memang memasarkannya di toko buku dan ada yang sistem pemesanan. Biasanya, penerbit Indie menawarkan sistem PO atau pre order. Jadi, penerbit indie tidak perlu menerbitkan banyak eksemplar, cukup sesuai jumlah PO dari para pembeli.
Kemudahan yang ditawarkan oleh penerbit Indie dapat menjadi alternatif penulis untuk menelurkan karya-karyanya yang mungkin saja tidak sesuai dengan selera pasar. Kemudahan menerbitkan buku secara Indie akan membawa angin segar bagi dunia tulis menulis di Indonesia. Siapapun yang memiliki minat dalam dunia menulis dapat menunjukkan karyanya pada khalayak ramai dengan penerbit Indie. |Muhammad Khairil & ADF.