Sosok Raden Saleh dalam Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro

| dilihat 5880

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Dalam lukisan bertajuk “Penangkapan Pangeran Diponegoro”, Raden Saleh memasukkan sosok dirinya dalam barisan pengiring Diponegoro. Dia seolah nyata dan hadir saat peristiwa penangkapan Diponegoro berlangsung.

Gagasan apa yang hendak disampaikan sang pelukis?

Pada sisi kanan arah lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh, terdapat sosok berkumis tebal yang berdiri di antara barisan pengikut Diponegoro. Lelaki itu mengenakan busana priyayi Jawa. Berbelangkon batik dan memakai sikepan (jas ala Belanda) berwarna hijau muda lengkap dengan hiasannya. Pandangannya tertuju pada tokoh sentral dalam lukisan, Pangeran Diponegoro.

Sosok itu tak lain adalah sang pelukis, Raden Saleh Syarif Bustaman. Dia menyelesaikan lukisan tentang babak akhir Perang Jawa, itu pada tahun 1857. Dua puluh tujuh tahun setelah peristiwa penangkapan Diponegoro di wisma residen Kedu, Magelang, 20 Maret 1930.

Hadirnya sosok Raden Saleh dalam lukisan itu terasa janggal, sebab dirinya tak pernah ikut dan hadir saat peristiwa berlangsung. “Raden Saleh kala itu masih berusia empat belas tahun dan tinggal di daerah Jawa Barat. Dia berada jauh dari pusat peristiwa,” ungkap Werner Kraus, sejarawan Gothe Universitat yang menaruh minat terhadap Raden Saleh.

Werner yang juga menulis buku Raden Saleh: Awal Mula Senirupa Modern Indonesia, mencermati sosok Raden Saleh yang hadir dalam lukisan historis penangkapan Diponegoro sebagai tanda atau identitas si pelukis. “Layaknya pelukis kebanyakan yang membubuhkan tanda tangannya di dalam karya lukisnya,” tambahnya.

Hal semacam itu kerap dilakukan oleh pelukis-pelukis Eropa abad ke-19. Utamanya para pelukis yang membuat karya lukis tentang peristiwa-peristiwa historis (historical painting). Raden Saleh memiliki pengetahuan akan hal itu dari pengalamannya menjelajah Eropa guna memperdalam keterampilan melukisnya. Selain itu pengaruh yang cukup kentara datang dari pergaulannya dengan para pelukis Eropa yang beberapa di antaranya melukis peristiwa Historis, salah satunya Horace Vernet yang melukis The Battle os Isle.

Di sisi lain, Werner Kraus mencermati gagasan Raden Saleh meletakan figur dirinya di antara kerumunan pasukan Diponegoro dalam lukisannya sebagai simbol perlawanannya kepada Belanda. “Raden Saleh menempatkan dirinya sebagai pengikut Diponegoro. Serasa Raden Saleh merasakan deritanya dan ikut bersatu bersama perjuangannya” tukas Werner.

Walaupun Raden Saleh tak pernah bertatap muka langsung dengan sang pangeran, namun sosok yang kala itu mampu membuat Belanda kewalahan selama perang Jawa berlangsung, sangat mengilhami sang pelukis dalam memahami posisinya sebagai orang Jawa.

“Melalui lukisan itu Raden Saleh memiliki pernyataan kuat bahwa dirinya anti Belanda,” ujar Werner di sela kesibukannya mempersiapkan pameran “Aku Diponegoro, Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa” pada 6 Februari-8 Maret 2015 mendatang.

Lukisan monumental karya Raden Saleh berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” yang baru saja direstorasi akan ikut dipamerkan sebagai primadona pameran.  | Dirga Adinata.

Editor : N Syamsuddin Ch. Haesy | Sumber : GRUPPE K?ln
 
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 242
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 421
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 316
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 271
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 167
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 338
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 364
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 333
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya