Gara-gara Was-was

| dilihat 2369

LING menghabiskan duka atas kepergian cicinya di Surabaya. Sehari setelah tahun baru 2015, Ling minta naik kereta api pulang ke Jakarta. Lung agak keberatan, dia kepingin naik pesawat.

“Naik kereta lama, Ling.. Pan gua kudu buru-buru buka toko. Biasanya habis taon baru, orang pada belanja.”

“Biarin. Kalo Koh Lung mau naik pesawat, naik aja sendiri?”

“Kenapa begitu?”

“Gua takut, Koh..”

“Takut kenapa?”

“Pertama, takut pesawat nabrak awan comulus nimbus, seperti yang diberitain tivi. Kedua, takut pilotnya make narkoba, kayak yang diberitain media digital.”

Lung tertawa.

“Ling, kalo ada kecelakaan pesawat itu kebetulan aja. Kalo ada pilot yang make narkoba, kebetulan juga itu.”

“Mendingan naik kereta aja. Kalo kereta kan, paling-paling nabrak kambing, nabrak mobil atawa motor yang sopir dan pengendaranya gak tahu aturan. Lagian, belon ada tuh berita masinis make narkoba.”

“Kan lama di jalan Ling. Capek.. keburu bongkok kita.”

“Ah, kayak gak tahu pepatah engkong aja.. Biar lambat asal selamat.”

Duh ! Lagi, Lung nepok jidatnya. Rada sulit dia meyakinkan Ling. Apalagi, tiket pesawat yang dia pesan, kadung untuk pergi dan pulang. Lung berusaha membujuk. Dia ajak Ling ke mall paling gede di Surabaya. Dia suruh isterinya milih apa saja barang yang dia mau. Lung siap membayarnya.

“Gak ah.. Kalo mao nraktir, nraktir soto aja..”

“Nggak sate sekalian..!,”cetus Lung sebal.

“Koh, kalo mao makan sate, sana pergi ke warungnya Siti.”

Lagi, Lung nepok jidatnya.

Akhirnya terpaksa Lung memperlihatkan tiket pesawat yang sudah bertulis nama dia dan nama Lung. Ling mulai mikir.

“Memang tiketnya gak bisa ditukar duit buat beli tiket kereta?”

“Gak bisa Ling..”

“Bener gak bisa?”

Lung mengangguk.

“Oke kalo begitu !”

Akhirnya pasangan suami isteri ini pulang menggunakan pesawat.

Keesokan hari, keduanya bergegas ke bandara. Lung bergegas check in. Ling menyertai. Ketika petugas sedang melayani Lung, tiba-tiba Ling bertanya.

“Mbak.. nanti pesawatnya lewat awan comulus nimbus gak? “

Pelayan itu tersenyum. “Setiap pesawat ya bakal ketemu awan bu. Tapi saya gak tahu, ketemu awan comulus nimbus apa gak.. Saya kan bukan petugas yang ngurus cuaca..”

“Tiap hari ada gak petugas dari sini yang ngambil prakiraan cuaca dari kantor meteorologi dan geofisika?”

Petugas itu tak menjawab. Cuek. Ling memukul-mukul meja.

“Mbak.. kalo ditanya ama konsumen jawab dong.”

“Kan udah dijawab tadi, Bu..”

Lung udah sebal aja lihat isterinya yang was was kayak gitu.

“Mbak.. Mbak.. Pilot yang kemudikan pesawatnya make narkoba gak? “

Pelayan itu nampak kesal dengan pertanyaan Ling. Dia menoleh ke arah Ling. Memandang tajam.

“Ngomong-ngomong yang kemudikan pesawat udah berapa lama jadi pilot?”

Pelayan itu buru-buru menyelesaikan pekerjaannya melayani Lung. Antrean panjang di belakang Ling dan Lung, Lung mengajak Ling bergegas meninggalkan counter check in, karena urusannya sudah selesai.

Ling nampak masih penasaran. Ketika sedang berjalan di koridor menuju boarding lounge dia ketemu seorang pilot, seorang co pilot, dan tiga kru kabin. Ling buru-buru mengejar.

“Kapten-kapten..”ujarnya. Kapten itu berhenti.

“Maaf ya.. kapten udah berapa lama bawa pesawat? “

“Sudah sepuluh tahun bu..”

“Ooo.. kalo gitu udah jago dong ya.. Ngomong-ngomong pernah nabrak awan comulus nimbus belum? “

Pilot itu menggeleng. “Kalo ketemu yang mulus-mulus, sering bu.. Maaf ya, saya duluan..”

Pilot itu bergegas masuk ke boarding lounge. Ling dan Lung juga masuk.

Tak berapa lama keduanya sudah masuk ke dalam kabin.

Ketika pesawat sedang di udara, tiba-tiba Ling berdiri dan berjalan ke arah cockpit. Ketika mau membuka pintu cockpit, pramugari menegur dan melarangnya.

“Maaf bu.. toiletnya yang ini, bukan yang itu..,”ujar pramugari, sambil menunjuk pintu lavatori dan pintu cockpit.

“Saya gak mau ke toilet kok Mbak.. Mau ngelihat pilot..”

“Lho memang kenapa? Gak boleh..”

“Saya cuma mau ngeyakinin diri aja.. pilotnya gak lagi make narkoba kan?”

Pramugari itu kesal. Tiba-tiba pesawat berguncang, karena cuaca buruk. Terjadi little turbulance. Pramugari memapah Ling ke kursinya. Ling ketakutan. Dia langsung memejamkan mata sambil merangkul Lung. Lantas ketiduran. Ling baru terbangun ketika pesawat landing.

Dia bergegas turun dari pesawat dan berjalan ke bis. Maklum banyak maskapai kita yang malas pakai garbarata. Begitu sampai di terminal, lumayan lama dia menunggu bagasi. Rupanya bagasi mereka salah masuk pesawat, ke tujuan lain.. Petugas check in, gara-gara ditanya Ling, salah menempel bagage tag. Ling ngomel pada petugas. Sekarang giliran Lung ngomeling Ling.. “Inilah kalo naik pesawat terlalu was-was.. koper kita pergi ke Kupang, bukan ikut kita ke Jakarta..” Haiyyyyaaaaa.. |

 

Editor : Web Administrator
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 422
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 995
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 230
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 707
Momentum Cinta
Selanjutnya
Polhukam
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 217
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 218
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 426
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
Selanjutnya