Gajah Sumatera

Gajah-gajah Sumatera Tewas Mengenaskan di Hutan Akasia

| dilihat 1748
Foto:Antara
RIAU, AKARPADINEWS.Com - Dua tahun terakhir 38 ekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) tewas dengan kondisi mengenaskan di kawasan konsesi hutan tanam industri akasia, demikian lembaga swadaya masyarakat World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Wilayah Riau.
 
"Pada 2013, ditemukan 15 bangkai gajah, sebagian besar berada di kawasan konsesi HTI," kata Humas WWF Wilayah Riau, Syamsidar, di Pekanbaru, Kamis. Bangkai gajah-gajah itu, kata dia, banyak ditemukan di sekitar hutan alam dan hutan industri yang berada di tepian Taman Nasional Tesso Nilo.
 
Kemudian pada 2014 tercatat sejak Januari hingga Oktober, lanjutnya, ditemukan sebanyak 23 bangkai gajah dalam kondisi mengenaskan. Sebanyak 17 hingga 19 dari 23 gajah itu, lanjut Syamsidar, ditemukan mati di kawasan konsesi akasia berdekatan dengan Taman Nasional Tesso Nilo.
 
Sementara tiga bangkai lainnya diitemukan di kawasan HTI milik PT Arara Abadi yang merupakan perusahaan pendistribusi bahan mentah (kayu) ke PT Indah Kiat Pulp and Paper, anak perusahaan Sinar Mas Grup.
 
Selain itu ada juga gajah ditemukan mati di kawasan perkebunan sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.
 
Gajah mati. Foto: Antara
 
 
Tersisa 73 Gajah di Taman Nasional Tesso
Sebelumnya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah meneliti populasi gajah sumatera melalui kotoran hingga diidentifikasi jumlah gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau, hanya tersisa 73 ekor, di antaranya 50 betina dan 23 jantan, alias rasio jantan:betina sekitar 1:2.
 
Angka itu ditetapkan setelah dilakukan penelitian populasi gajah melalui kotoran mamalia darat terbesar itu."Namun itu belum hasil secara total. Karena dari 225 contoh kotoran gajah yang kami kirim, baru setengahnya atau sekitar 108 contoh yang selesai diteliti," kata Syamsidar,
 
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mencoba melestarikan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) melalui kotoran bekerjasama dengan WWF. Penelitian itu, kata Syamsidar, digelar sejak 2012 dan hasilnya didapat pada pertengahan 2014.
 
Sementara untuk 73 gajah yang berhasil diidentifikasi itu, demikian Syamsidar, diketahui Syamsidar mengatakan, pihaknya masih harus menunggu hasil uji laboratorium oleh lembaga biologi molekuler Eijkman terhadap sejumlah sample yang tersisa.
 
Deputi Direktur Lembaga Eijkman, Profesor Herawati Sudoyo, sebelumnya menjelaskan, pendekatan genetik bisa digunakan untuk perlindungan satwa yang dilindungi dan mengembalikan ke habitatnya. 
 
Melalui penelitian DNA bisa diperkirakan jumlah populasi, penyebarannya, silsilah kekerabatan serta aspek ekologi lain. "Penelitian dan identifikasi DNA melalui feses tidak mudah, tapi tidak menyakiti gajah," katanya.
 
Cara pengambilan contoh melalui kotoran atau dikenal dengan teknik tidak menyakiti (non invasive) memberi keuntungan karena peneliti tidak perlu melukai gajah untuk mengambil sampel.
 
Saat feses gajah itu keluar dari saluran pencernaan, lanjutnya, lendir dari usus akan terbawa, juga membawa sel epitel. "Dari lendir dan sel epitel itu sampel DNA didapatkan," katanya.
 
Sampel DNA tersebut kata dia, yang kemudian diektraksi, dimana setiap individu memiliki variasi kode genetik atau marka, dan untuk gajah terdapat 18 marka.
 
Dari marka itu akan diketahui habitat, penyebaran gajah serta silsilah kekerabatannya bahkan hingga jumlahnya. Semua spesies gajah di dunia adalah hewan sosial yang hidup berkelompok. 
Editor : Nur Baety Rofiq | Sumber : Antara
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 508
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1037
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 254
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 731
Momentum Cinta
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 932
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1163
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1424
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1569
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya