Harapan Wirausaha Kreatif Malaysia di Bahu Dzuleira

| dilihat 2104

MALAYSIA ambil peduli pada pengembangan kreatif dan inovasi kewirausahaan untuk menjadi bagian dari 'pemain global.' Selain memusatkan perhatian pada penguatan akses rakyat kepada modal, pasar dan informasi. Pun pada pemupukan ketangguhan dalam bersaing.

Malaysia Global Innovation & Creativity Center (MaGIC) di bawah koordinasi Kementerian Pembangunan Usahawan (Ministry of Entrepreneur Development - MED).

Sejak April lalu, Dzuleira Abu Bakar memimpin lembaga yang strategis dan visioner itu. Dia diangkat sebagai CEO (Chief Executive Officer) di badan itu. Sebelumnya, Dzuleira adalah CEO Cradle Seed Ventures, dana modal ventura tahap pertumbuhan yang menyokong start up company.

Dzuleira yang bertahun-tahun berpengalaman dalam ekosistem teknologi lokal untuk memelihara dan menumbuhkan start up company yang terus menjanjikan kemajuan, akan berbagi pengalaman dan pengetahuannya itu bagi pengusaha bertumbuh secara lebih luas.

Perempuan yang juga aktif di berbagai asosiasi industri kreatif Malaysia ini, memiliki lebih dari 13 tahun pengalaman dalam industri teknologi, modal ventura (VC) dan ekuitas swasta (PE) di sektor publik dan swasta. Termasuk dalam pengembangan inovasi, modal ventura dan ekuitas swasta, keuangan perusahaan, hukum dan tata kelola, penataan kesepakatan, serta manajemen pemangku kepentingan.

Dzuleira Abu Bakar dipandang mampu dan andal dalam menumbuhkan usaha kreatif wirausahawan baru Malaysia untuk melihat bisnis dengan pertumbuhan tinggi di sektor teknologi di seluruh Malaysia dan kawasan Asia Tenggara dan Asia pada umumnya.

Dzuleira selalu bersemangat menumbuhkan startup dan mendukung wirausaha berbakat. Pengalamannya sebagai Wakil Presiden Investasi di Malaysia Venture Capital Management Berhad (MAVCAP), akan sangat membantu kepemimpinannya di MaGIC.

Di lembaga ini dia bertanggung jawab mengidentifikasi dan berinvestasi dalam teknologi dan perusahaan digital yang tumbuh pesat. Di sana dia juga bertanggung jawab atas penataan dan pengaturan dana VC, dengan mengelola bisnis dengan kemitraan strategis, hubungan dengan investor, dan hubungan perusahaan / pemerintah.

Sebelumnya, Dzuleira juga berkiprah di Usaha Tegas Group, di mana dia mengelola dana dana grup dan bisnis Private Equity serta Khazanah Nasional, di mana sebagai bagian dari Hasanah Foundation dia bekerja pada lembaga-lembaga nirlaba dan mendukung corporate community rersponsibility dan corporate social responsibility.

Semua itu merupakan pengembangan peran dirinya dari karir sebelumnya, sebagai Direktur Pengembangan Hukum & Bisnis di Astronautic Technology Sdn Bhd (ATSB), entitas yang didukung pemerintah dalam teknologi satelit yang bertanggung jawab meluncurkan satelit penginderaan jauh Malaysia serta RazakSAT yang diluncurkan oleh Space-X. Dzuleira memainkan peran membantu dalam manifes peluncuran satelit ini.

Dzuleira bergelar Magister Manajemen dari Universiti Malaya (UM) dan Sarjana Hukum dari Universiti Teknologi Mara (UiTM). Untuk pengembangan perannya sebagai perempuan, dia pernah menyatakan, "Tidak ada langit-langit kaca untuk perempuan di bisnis modal ventura. Hambatan itu hanya persepsi saja," ungkapnya.

Dalam memimpin MaGIC, Dzuleira Abu Bakar akan fokus menjadikan lembaga industri kreatif dan kewirausahaan itu, sebagai pendorong utama kewirausahaan nasional melalui MED.

Untuk menentukan Dzuleira sebagai CEO MaGIC, MED memerlukan waktu empat bulan untuk menggantikan Ashran Gazi. Lambannya keputusan MED sempat menjadi bahan gunjingan pelaku bisnis start up dan industri kreatif yang umumnya dari kalangan generasi milenial.

Mereka menyambut baik terpilihnya Dzuleira. “Dia adalah pilihan yang baik untuk peran itu. Belajar dari aliran transaksi Mavcap dan CSV dan hubungan industri, saya yakin dia memiliki pengalaman untuk membedakan antara usaha 'bernilai' dan 'investasi',"ujar Hashem, pelaku bisnis start up Malaysia.

Ditunjuknya Dzuleira dari entitas modal ventura untuk memimpin MaGIC, menjanjikan harapan baru, karena memungkinkan MaGIC, yang bukan lembaga pendanaan, dapat menambah dana untuk program pengembangan wirausaha yang sudah mapan dan diterima dengan baik di tengah entitasnya. Tapi, untuk mewujudkan harapan itu memang diperlukan pemikiran kreatif dan langkah inovatif, karena pemerintahan Pakatan Harapan pimpinan Tun Dr. Mahathir Mohammad sedang harus membenahi persoalan ekonomi.

Bagi Azwan, seorang pengusaha start up, upaya menempatkan MaGIC sebagai penggerak di entitas bisnis kreatif berbasis teknologi, pasti akan direspon positif. Untuk itu, Dzuleira harus mengembangkan keterampilan timnya guna lebih mengembangkan perusahaan tahap awal dan sektor-sektor utama. "Saya berharap orang-orang yang tepat dan kolaborasi antar-lembaga akan datang untuk mewujudkannya, ”katanya.

Apalagi, selama ini perempuan cerdas yang cantik ini, selama ini dikenal sebagai pemimpin yang tanpa basa-basi, karenanya, pengamat ekosistem modal ventura dan industri kreatif Malaysia percaya, Dzuleira langsung beraksi untuk memposisikan MaGIC sebagai pendorong utama kewirausahaan nasional. Tetapi, dia juga mesti memperoleh dukungan kuat dari pemerintah (MED) sambil bekerja sama dengan lembaga-lembaga seperti MIGHT, MDEC, MCMC, MARii (Malaysia Automotive Robotics and IoT Institute) dan MIMOS.

Bagi Ashran Gazi yang memimpin MaGIC selama ini, Dzuleira memang perlu menyegarkan MaGIC dan stafnya, karena lembaga ini telah kehilangan orang-orang baik. Terutama karena kurangnya kepemimpinan yang kuat dan memperkuat program-program inti MaGIC seperti program akselerator.

Mantan staf juga merasa bahwa Dzuleira harus menjalankan agenda corporate social responsibility dan corporate community responsibility yang belum mendapatkan daya tarik dalam beberapa tahun terakhir, tetapi telah diprioritaskan oleh Kementerian Pembangunan Usahawan.

Besar harapan tertumpu pada Dzuleira, terutama karena dia seorang perempuan, yang memiliki naluri dan sifat seorang ibu, memupuk, melahirkan inovasi, memelihara dan secara konsisten menghasilkan tunas-tunas baru yang unggul. Salah satu tumpuan Malaysia baru sebagai trader nation, antara lain adalah MaGIC.

"Dzuleira telah bergabung dan memimpin lembaga yang strategis, tetapi kurang beroleh perhatian fokus di tengah dinamika perubahan Malaysia. Dalam asuhannya, kita berharap lembaga itu akan terus menghidupkan semangat transformasi Malaysia menuju yang terbaik sesuai dengan wawasan Malaysia," ungkap Hashem.

Di tengah transisi politik Malaysia, selepas Pilihan Raya Umum - Mei 2018, MaGIC termasuk lembaga yang terkena dampak langsung. Khasnya, karena terkait erat dengan mantan Perdana Menteri Najib Razak, yang meluncurkannya ke keriuhan besar pada tahun 2014 dan menunjuk Mohd Irwan Serigar, mantan kepala sekretaris departemen keuangan, sebagai pemimpinnya.

Irwan bersama Najib dituntut di pengadilan Malaysia dalam enam dakwaan pelanggaran pidana kepercayaan, yang melibatkan US $ 1,6 miliar (RM6. 6 miliar) dana pemerintah.

Pemerintahan Pakatan Harapan menyelamatkan MaGIC yang menempatkannya di bawah Kementerian Pembangunan Usahawan, pada akhir 2018.

Kementerian itu dipandang sebagai 'rumah yang tepat' bagi MaGIC. Apalagi, MED menempatkannya sebagai lembaga kunci dan menugaskannya dengan banyak tanggung jawab seputar pengembangan wirausaha dan perusahaan sosial.

Tidak diragukan lagi, Dzuleira memberi energi kembali pada timnya dan mendorong MaGIC ke tingkat yang lebih tinggi saat bekerja dengan pemain ekosistem lainnya, untuk mengatasi beberapa kelemahan yang menghambat kalangan industri kreatif dan inovatif.

MaGIC kini mulai mengayunkan langkah dengan gagasan kunci melalui platform MaGIC Corporate Entrepreneurship Responsibility (CER), suatu inisiatif nasional untuk memfasilitasi keterlibatan sektor korporasi dan sektor swasta yang lebih besar dalam pengembangan kewirausahaan di Malaysia. Mantan CEO MaGIC Ashran, mendorong program ini, yang berusaha menutup salah satu celah di ekosistem industri kreatif Malaysia, yakni keterlibatan perusahaan dengan perusahaan start up, yang relatif belum kuat.

"Dia pasti akan merasa tangannya penuh," kata seorang eksekutif senior sebuah perusahaan yang tak hendak dikenali. “Dzuleira telah mengambil peran itu. Dia harus menggerakkan jarum untuk ekosistem industri kreatif dan kewirausahaan, serta negara."

Dzuleira pun beraksi dengan pendekatan holistik untuk pembangunan wirausaha Malaysia, seperti dibincangkannya dengan Professor Charles Fine di Asia School of Business.   | shaharia / delanova

Editor : Web Administrator | Sumber : berbagai sumber
 
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 244
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 423
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 317
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 272
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1096
Rumput Tetangga
Selanjutnya