Akan Buka Cabang di Malaysia dan Singapura

Kartika dan Wimboh Pimpin Bank Mandiri

| dilihat 3649

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | RAPAT Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang berlangsung di Plaza Mandiri – Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (21/3/16) memutuskan, menerima pengunduran diri Budi Gunadi Sadikin, dan mengangkat Kartika Wirjoatmodjo.

Keputusan itu memperjelas rumors yang berkembang sejak sepekan terakhir, yang menyebut-nyebut Kartika bakal menjadi orang nomor satu di bank plat merah itu.

RUPST juga memutuskan, membagi deviden tahun buku 2015, yang tahun naik 25 persen dari laba tahun buru 2014. Tahun 2014, bank pelat merah ini mengantungi laba sebesar Rp19.9 triliun, dengan dividen dibagikan sebesar Rp4.98 triliun. Tahun ini, dividen yang dibagikan mencapai Rp6.1 triliun atau setara dengan Rp261.44 per lembar saham.

Dividen yang akan dibagikan dalam waktu dekat, itu sebesar 30 persen dari keseluruhan keuntungan Bank Mandiri tahunbuku 2015, dengan laba ditahan sebesar Rp11.95 persen.

Selain menyetujui pengunduran diri Budi Gunadi yang ingin pensiun, serta mengangkat Kartika, RUPST itu juga mnyetujui pergantian komisaris, khususnya Komisaris Utama, dari Darmin Nasution yang kini menjabat Menteri Koordinator Perekonomian, kepada Wimboh Santoso.

Kartika yang biasa dipanggil Tiko, itu lahir di Surabaya, 18 Juli 1973. Dia menyelesaikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan menyelesaikan S2 di Rotterdam School of Management. Tiko sebelumnya bergabung di Bank Mandiri sebagai Managing Director Mandiri Sekuritas (2011), kemudian menjabat CEO (Chief Executive Officer) Indonesia Infrastructure Finance. Dia juga Direktur Finance and Strategy di bank pelat merah yang belakangan hari sempat mengalami gangguan dari beberapa peretas itu.

Tiko juga pernah menjabat sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kepastian pengesahan Tiko sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero), sebelumnya diperoleh dari penegasan Menteri BUMN Rini Soemarno di Istana Negara – Jakarta Pusat pada hari dan tanggal yang sama, ketika dikonfirmasi wartawan.

Dengan pengesahan itu, spekulasi yang berkembang di pasar, terjawab sudah. Pahala N. Mansury – Direktur Teasury & Markets Bank Mandiri yang sempat beredar di pasar, tetap pada posisinya sebagai Direktur. Pahala bergabung di bank yang merupakan hasil merger dari Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Export Import (Exim), dan Bank Tani & Nelayan Indonesia, memulai karirnya tahun 2003 dan sempat menjabat sebagai kepala Corporate Development Group, Management Office & Economic Research (2003-2006). Lalu menjabat sebagai EVP (Executive Vice President) Coordinator Finance & Strategy and Chief Financial Officer. Dia juga sempat menyandang jabatan sebagai Vice President of CFA, serta Managing Director of Finance & Strategy.

Di bawah kepemimpinan Tiko, Dewan Direksi Bank Mandiri pasang target, membidik pasar regional. Antara lain dengan menambah kantor cabang di Malaysia dan Singapura. Kepada media Tiko mengatakan, dia akan memuluskan rencana tersebut. Antara lain dengan menyiapkan kelengkapan dokumen dan administrasi perbankan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tiko mengatakan, dalam tiga atau lima tahun ke depan, dia dan direksi Bank Mandiri berkontribusi di kawasan regional. Tiko menyadari, hal tersebut tidak mudah. Karena Malaysia dan Singapura tidak mengenal asas reciprocal. Bank-bank nasional Indonesia tidak mudah membuka cabang di Malaysia dan Singapura, walaupun bank-bank nasional mereka, sangat mudah membuka cabang di Indonesia, bahkan membuka kantor cabang pembantu dan kantor kas sampai ke tingkat kecamatan.

Untuk membuka cabang di Malaysia dan Singapura, bank nasional Indonesia harus mengikutin regulasi ketat di kedua negara jiran tersebut. Antara lain berupa syarat permodalan minimal yang harus disetorkan, yang diprakirakan setara dengan Rp1 triliun. Selain itu, keberadaan kantor cabang bank nasional Indonesia, seperti mandiri di Malaysia lebih banyak untuk hanya membidik layanan jasa remitansi bagi tenaga kerja Indonesia (TKI).

Bank Mandiri, sebenarnya pernah membuka sebagai kantor pelayanan remitansi di Kuala Lumpur, namun tak berjalan baik. Dalam pengamatan Akarpadinews.com, kantor layanan remitansi yang dibuka Bank Mandiri di kawasan Chow Kit tidak berjalan mulus, karena banyak sekali TKI yang enggan datang ke situ, karena dekat dengan pos polis. Padahal, sebagian mereka termasuk kategori tenaga kerja illegal.

Selama ini, para TKI lebih suka mengirimkan uang ke kampung halamannya masing-masing, melalui para agensi penguruman uang di kawasan Masjid India.

Bank Mandiri juga pernah membuka kantor perwakilan di London, namun kemudian ditutup, karena tidak menguntungkan.

Untuk rencananya ke depan, Tiko mengatakan, saat ini pemerintah sedang bernegosiasi agar Malaysia dan Singapura membuka kesematan bagi bank nasional Indonesia melakukan kegiatan perbankan secara penuh. Tentang syarat permodalan yang berlaku di Malaysia dan Singapura, Tiko mengatakan, Bank Mandiri sudah siap. Syarat permodalan itu, menurutnya adalah untuk kepastian, bahwa kantor cabang tak mengalami gangguan likuiditas, sehingga bisa mengganggu pasar keuangan di Malaysia dan Singapura. Rambahan bisnis di level regional, menurut Tiko dalam konteks Masyarakar Ekonomi ASEAN.

Tiko mengatakan, permodalan bank Mandiri berada di kisaran Rp120 triliun dan Mandiri baru menyelesaikan revaluasi aset, sehingga permodalan diperkirakan sekitar Rp27 triliun. Jadi total permodalan Mandiri, setelah dikurangi dividen, masih sekitar Rp140 triliun.

Dua orang warga negara Indonesia yang sudah sepuluh tahun bermukim di Malaysia mengatakan, bila dari aspek permodalan sudah memadai, tak perlu lagi pemerintah cawe-cawe. Karena, baik di Malaysia maupun Singapura, yang terpenting adalah berlakunya asas resiprocal. Jangan tanggung – tanggung, kalau pemerintah mau cawe-cawe, adalah memperjuangkan asas ini di level ASEAN.

“Jangan tanggung, nanti malah jadi pecundang,”ujar A. Salahuddin, yang selama ini menjadi penggerak dan penjamin remitansi TKI melalui agensi, di Kuala Lumpur.

Lelaki asal Surabaya ini mengatakan, selama ini, ada bank yang kumulasi income-nya melalui agensi yang dia jamin, memperoleh income yang memadai, sekitar Rp25 miliar per semester.

Selain Tiko, di jajaran Direksi Bank Mandiri kini terdapat direktur baru, Rico Usthavia Frans. Tentang Komisaris Utama Bank Mandiri, Wimboh, adalah mantan kepala Perwakilan Bank Indonesia di New York. Selain itu, dia juga pernah pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional.

Akan halnya Budi G. Sadikin, usai RUPST mengatakan, di bawah kepemimpinan Komisaris dan Direksi baru akan terus bertransformasi agar dapat menjadi sahabat masyarakat Indonesia dalam memenuhi keperluan layanan keuangan. | JM Fasdhillah / S. Yusof

Editor : sem haesy
 
Energi & Tambang
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1159
Rumput Tetangga
Selanjutnya