Pendapatan Perhutani Tembus Rp4,6 Triliun

| dilihat 1661

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM| Kinerja Perusahaan Umum (Perum) Perhutani cukup mengembirakan. Pasalnya, di sepanjang tahun 2014, pendapatan Perhutani mencapai Rp4,604 triliun.

Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kehutanan itu mencapai 15 persen. Sementara laba bersih yang berhasil diraih mencapai Rp380 miliar atau naik 186 persen dibandingkan tahun 2013. Konstribusi pendapatan itu berasal dari sektor kayu sebesar 49 persen dan non kayu yang mencapai 51 persen di tahun 2014.

Menurut Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, hasil audit juga menunjukan kenaikan jumlah aset lancar dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2010-2011, kenaikan mencapai 108 persen. Sepanjang tahun  2011 hingga 2012 juga mencapai 106 persen. "Tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan 98 persen. Dan, tahun 2013 ke 2014 naik cukup tajam yakni 121 persen,” terangnya di Jakarta, Selasa (3/3).

Mustoha menambahkan, kenaikan aset lancar itu baru dari perusahaan induk (Perhutani), belum berasal dari anak perusahaan hasil konsolidasi. Kenaikan juga dialami aset tak lancar. Menurut Mustoha, kenaikan di tahun 2014, cukup signifikan yakni mencapai 66 persen. Kenaikan itu didominasi dari tambahan penyertaan modal negara sebesar Rp1,1 triliun.

Menurut Mustoha, kenaikan tersebut disebabkan kenaikan dari hasil kayu yang naik mencapai 25 persen menjadi Rp2,158 triliun, lebih besar dibandingkan tahun 2013, yang mencapai Rp1,7 triliun.

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja perusahaan, di tahun 2014, Perhutani mencetak laba bersih Rp380 miliar atau melonjak 186 persen dari pendapatan yang diperoleh di tahun 2013. Sementara total pendapatan, Mustoha, mengatakan, di tahun 2014 mencapai Rp4,604 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan laba usaha sebesar 26 persen.

Peningkatan itu, menurut Mustoha, disebabkan oleh pembelian kayu, dengan volume produksi yang lebih rendah dari tahun 2013. Karenanya, dari segi pendapatan naik mencapai 25 persen. Mustoha menilai, kenaikan itu menunjukan adanya perbaikan dalam bisnis log maupun industri kayu.

Mustoha juga mengklaim, kinerja aspek keuangan untuk kesehatan perusahaan BUMN menunjukkan kategori AA atau sehat. “Dengan beragam kenaikan itu, Perhutani mendapat nilai kategori AA atau sehat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Mustoha menyampaikan, sejak tanggal 17 September 2014 itu, Perhutani ditunjuk sebagai holding company atau induk perusahaan yang membawahi perusahaan Inhutani I, II, III, IV, dan V.

Perhutani ingin menjadi perusahaan unggul dalam pengelolaan hutan lestari. Perhutani juga berupaya meningkatkan manfaat pengelolaan sumberdaya hutan bagi seluruh pemangku kepentingan, khususnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Dalam mengembangkan bisnis kehutanan, Perhutani menerapkan prinsip good corporate governance. “Sebagai entitas bisnis, Perhutani harus mendapatkan profit untuk me-running perusahaan karena Perhutani hampir tidak ada APBN. Hampir semua hasil dari (pengelolaan) aset yang kita miliki,” ujarnya.

Perhutani memiliki wilayah kerja di Jawa terbagi atas tiga regional, yakni regional Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat dan Banten. Di regional Jawa Tengah, Perhutani memiliki wilayah 630.720 hektar. Di Jawa Timur, 1.126.998 hektar, di Jawa Barat sekitar 684.423 dan Banten yang mencapai 80.152 hektar. Saat ini, Perhutani mempekerjakan Perhutani mencapai 21.484 orang.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 121
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 254
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 274
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
Selanjutnya
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1159
Rumput Tetangga
Selanjutnya