Mendoakan Bu Ani Bambang Yudhoyono

| dilihat 1365

Sem Haesy

Kabar pertama Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono (Bu Ani), saya peroleh dari putera kedua saya, lewat whatsapp, dua hari lalu. Dia mengirimkan saya beberapa link informasi, termasuk video Pak SBY (Suami Bambang Yudhoyono) - Rabu (13/2) yang menjelaskan kepada publik sakitnya beliau.

Sejak 2 Februari 2019, Bu Ani dirawat di National University Hospital (NUH) - Singapura. Rumah sakit yang menjadi pusat rujukan utama untuk pelbagai kepakaran perubatan, dengan berbagai ahli medis yang berhimpun memberikan pelayanan mutakhir. Tahun 2004, NUH menjadi hospital Singapura pertama yang menerima akreditasi Komisi Bersama Antarabangsa (JCI), untuk klinikal profesional yang cemerlang dalam merawat pasien.

Dari berbagai informasi yang saya peroleh, Bu Ani yang sempat menjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat di masa awal, itu baru saja usai mendampingi safari politik SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat  di Sumatera Utara dan Aceh, yang ditempuh menggunakan jalur darat.

Bu Ani yang bernama lengkap Kristiani Herrawati, berusia 66 tahun, tak hanya sebagai satu dari sedikit perempuan Indonesia yang pernah menjalani fungsi sebagai Ibu Negara.

Puteri Jenderal (Purn) TNI Sarwo Edhie Wibowo yang teguh pendirian, ramah, bijak, sekaligus mempunyai integritas itu, memang seorang isteri teladan yang selalu mendampingi SBY sejak mengawali karirnya di kemiliteran. Kesetiannya sangat luar biasa.

Bu Ani adalah isteri yang selalu menemani suami dalam segala situasi dengan memainkan peran ibu sebagai al madrasatul ula, sosok pertama dan utama yang mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Bu Ani adalah orang pertama yang mendidik dan mengalirkan prinsip demokrasi sebagai cara untuk mencapai harmoni kepada dua puteranya : Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY).

Beliau adalah isteri dan ibu yang tak pernah lepas mendoakan suami dan anak-anaknya. Suatu ketika, kala masih menjabat Presiden Republik Indonesia, Pak SBY pernah bercerita kepada Asro Kamal Rokan dan saya, bagaimana dalam menghadapi masa sulit, termasuk ketika menghadapi beragam serangan hoax dan bahkan fitnah politik, Bu Ani tak pernah luput berdo'a tengah malam, usai tahajjud. "Kesabaran Bu Ani luar biasa dan menjadi energi besar bagi saya dalam memelihara optimisme," ujar Pak SBY masa itu.

Saya percaya, dalam kondisi sakit -- blood cancer -- yang sedang dialaminya saat ini, tentu Bu Ani amat sabar dan tak kan pernah lepas 'komunikasi' kepada Allah melalui wirid dan dzikir yang biasa beliau lakukan. Termasuk menjalani seluruh proses yang harus dilaluinya, untuk mendiagnosa sakitnya.

Saya bisa merasakan apa yang dirasakan Pak SBY, karena saya punya pengalaman menemani allahyarham isteri saya yang terjangkit cancer dan berjuang selama lebih dari lima belas tahun, dengan terus bekerja, meski dalam banyak hal mesti melangkah di 'jalan sunyi.'

Pilihan dan keputusan Pak SBY, yang 'memboyong' seluruh anggota keluarga termasuk keempat cucunya ke Singapura untuk menemani Ibu Ani adalah jalan tepat. Karena kehangatan keluarga adalah sesuatu yang akan menambah energinya melawan penyakit selama perawatan.

Juga sangat wajar, bila kabar tentang penyakit Bu Ani mengejutkan seluruh keluarga. Tak hanya karena Bu Ani, sosok yang kuat secara fisik dan aktif berkegiatan sejak menjadi isteri SBY sebagai prajurit, beliau juga ibu dan 'kakak' yang selalu memberikan motivasi kebaikan dan kebajikan, menularkan simpati dan empati kepada banyak orang.

Banyak inisiatif Bu Ani, termasuk berbagai gagasan kreatif tentang banyak hal, sesuai dengan talenta yang mengalir bersama dirinya, termasuk sebagai fotografer andal. Dalam banyak kesempatan berbincang dengan beliau, saya merasakan, selalu saja ada percikan artistika - estetika dan etika.  

Saya percaya semua itu akan menguatkan Bu Ani dan akan menjadi bagian dari daya di luar empirisma insaninya. Saya ingat pesan beliau yang dibawa Gatot M. Suwondo, yang datang menjenguk istri saya saat mengalami masa genting menghadapi penyakitnya.

Saat itu Bu Ani dan Pak SBY sedang berada di luar kota. Bu Ani berpesan, "Jangan putus berdzikir, selain berikhtiar secara medis," seperti disampaikan Gatot. Dzikir akan 'mengalir' bersama aliran darah.

Kanker darah, sebagaimana saya ketahui dari allahyarham istri saya, memengaruhi produksi dan fungsi sel darah. Terutama, karena sebagian besar kanker jenis ini bermula di sumsum tulang tempat darah diproduksi.

Sel induk di sumsum tulang, matang dan berkembang menjadi tiga jenis sel darah: sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit. Pada sebagian besar kasus kanker darah, proses pengembangan sel darah normal terganggu oleh pertumbuhan sel darah yang tidak terkontrol atau abnormal. Sel-sel darah yang abnormal inilah yang disebut sel kanker, yang mencegah darah melakukan beragam fungsinya, terutama melawan infeksi atau mencegah pendarahan yang serius.

Salah satu jenis kanker darah adalah leukemia, yang disebabkan oleh produksi sel-sel darah putih abnormal yang cepat. Jumlah sel darah putih abnormal dan berlebih tidak mampu melawan infeksi, dan perlahan merusak kemampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan trombosit.

Selain leukimia, jenis kanker darah lainnya adalah Limfoma yang mempengaruhi sistem limfatik, yang menghilangkan cairan berlebih dari tubuh dan menghasilkan sel-sel kekebalan. Jenis lainnya adalah Myeloma atau kanker sel-sel plasma,  sel darah putih yang menghasilkan antibodi penangkal penyakit dan infeksi dalam tubuh. Sel-sel myeloma mencegah produksi antibodi secara normal, dan membuat sistem kekebalan tubuh Anda melemah dan rentan terhadap infeksi.

Dzikir dan do'a, yang saya pelajari dan yakini, laksana amber yang menstimulasi pertahanan kekebalan tubuh. Suatu kebajikan utama yang berinti pada pemurnian seluruh anasir tubuh manusia, termasuk sel di dalam darah.

Dzikir melepaskan energi negatif dan membentengi diri kita dari dari pengaruh penyakit itu, menghidupkan kembali daya magnetik sukma atau ruh untuk memurnikan daya insaniah yang diberikan Tuhan.

Lebih dari ratusan manfaat dzikir, menurut As Shaykh Abd al Qadir Isa rahimahullah dalam bukunya Haqai'iq Tasawuf. Terutama karena menghilangkan kekhawatiran dan kegelisahan hati, dan membawa sukacita - kegembiraan ke dalam hati, menerangi wajah dan tubuh, menghidupkan daya rahman dan rahim sebagai pintu cinta insani kepada Allah. Muaranya adalah "penyerahan penuh kepercayaan kepada Tuhan dalam semua urusannya", yang kelak menjadi perlindungan diri dari segala bentuk penyakit.

Dzikir mengkaribkan insan kepada Khaliqnya, "Ingatlah Aku dan Aku akan mengingatmu" (QS2: 152). Seperti Sabda Rasulullah Muhammad SAW: "Allah mengingatkan, 'Siapa pun yang mengingat Aku di dalam dirinya, aku akan mengingatnya di dalam diriku. Siapa pun yang mengingat Aku dalam pertemuan, aku akan mengingatnya dalam pertemuan yang lebih baik.' (HR Bukhari). Selebihnya adakah, dzikir, menghancurkan kecemasan (al wahkhat).

Melalui dzikir, membuat hati selesa (nyaman), karena Allah beserta kita (QS9:40). Karena dzikir adalah dasar dan asal kesetiaan yang konstan kepada Allah. Melalui dzikir kita memikirkan dan menikmati kekuatan Allah dalam hidup.

Seperti yang disampaikan Pak SBY melalui rekaman video-nya yang dipublish via media sosial, mari kita berdo'a dan berdzikir 'menemani' Bu Ani menjemput kesembuhan dan kelak kembali segar, insyaAllah, dan terus menginspirasi kita anak-anak bangsa. Khasnya kaum perempuan, untuk selalu mendidik dan mengasuh sendiri anak-anak dan mengalirkan ruh cinta dalam keluarga. Semoga Allah lekas menyembuhkan Bu Ani. |

Editor : Web Administrator | Sumber : berbagai sumber
 
Ekonomi & Bisnis
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 274
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 137
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Humaniora
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 99
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 515
Momentum Cinta
12 Mar 24, 01:26 WIB | Dilihat : 524
Shaum Ramadan Kita
09 Mar 24, 04:38 WIB | Dilihat : 444
Pilot dan Co Pilot Tertidur dalam Penerbangan
Selanjutnya