Khutbah Idul Fitri Hamdan Zoelva

Pemimpin Bisa Jatuh dan Tak Berharga Karena Tidak Adil

| dilihat 2191

KETUA Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI), Dr. Hamdan Zoelva, SH, MH., mengingatkan seluruh warga bangsa, khasnya penguasa yang sedang menjalankan amanah rakyat untuk menegakkan keadilan sesungguh adil.

Hal itu disampaikannya ketika menyampaikan khutbah Ied ul Fitri, 1 Syawal 1439 H., Jum’at (15/6/18) di Masjid NDP (Nursilah Daud Paloh) dalam kompleks Media Group – Kedoya – Jakarta Barat.

“Umat Islam mesti lebih berani menegakkan keadilan, sebab keadilan merupakan esensi ajaran Islam,” ungkap Hamdan, seraya menyatakan, bahwa ibadah shaum Ramadan yang dilakukan sebulan penuh akan berdimensi nilai taqwa, kala keadilan ditegakkan.

Dalam khutbahnya bertema “Kembali ke fitrah keadilan dalam perspektif Islam dan Kebangsaan” itu, Ketua Mahkamah Konstitusi (2010-2015) kelahiran Bima (21/6/62) itu menegaskan, penegakan keadilan merupakan kewajiban semua orang, terutama penguasa yang memperoleh amanah menjalankan kekuasaan dari rakyat.

Menegakkan keadilan bukan hanya wilayah kewajiban aparat penegak hukum. Bagi rakyat pada umumnya, kewajiban menegakkan keadilan dapat dilakukan dengan cara selalu berkata benar, memberitakan yang benar, serta memberikan keterangan dan kesaksian yang benar dalam suatu perkara.

Kepada para penegak hukum, Hamdan menegaskan, untuk tidak main-main dengan keadilan, tidak menegakkan hukum dengan cara tajam ke bawah – ke kalangan rakyat dan kaum tak berpunya, tetapi tumpul ke atas.

Penegakkan hukum harus tajam ke atas dan sama tajam ke bawah, dan berpijak pada prinsip-prinsip keadilan atas undang-undang yang mengaturnya.

Dalam menegakkan keadilan, harus dihindari subyektivitas yang tidak perlu. “Jangan karena kita benci dengan seseorang atau terlalu senang pada seseorang, kita berlaku tidak jujur, berkata tidak benar, dan berbuat tidak adil. Apalagi menjadi saksi di pengadilan, di bawah sumpah.”

Memberikan kesaksian dan keterangan tidak benar adalah mencederai kebenaran. Demikian pula halnya dengan sikap memihak, berat sebelah, dan tidak seimbang dalam memutuskan suatu perkara, mencederai keadilan. Termasuk memberi keterangan dan menyampaikan berita semacam itu, sama dengan mencederai keadilan.

Hamdan yang sedang menggerakkan Syarikat Islam untuk fokus pada dakwah ekonomi, itu menyebutkan, banyak firman Allah di dalam al Qur’an, yang memerintahkan umat Islam menegakkan keadilan. Dan, katanya, Rasulullah Muhammad SAW merupakan teladan utama dalam penegakan keadilan.

Menurut Hamdan, tak kurang dari 53 kata adil dan yang terkait dengan keadilan, tertera secara eksplisit di dalam al Qur’an. Para ahli fiqih memberi pemahaman tentang keadilan sebagai “meletakkan sesuatu pada tempatnya,” memberi orang (haknya) sesuai dengan porsi dan bagiannya secara tepat dan benar.

Memberi ilustrasi kisah yang dinukilkan dari hadits Buchori Muslim tentang seorang perempuan yang mencuri dan dimintakan pengampunan, Rasulullah Muhammad SAW, beramsal, keadilan dalam penegakan hukum harus adil. “Seandainya puteriku Fatimah mencuri, maka aku akan memotong tangannya,” seru Hamdan mengutip hadits tersebut.

Paling tidak, menurut Hamdan, ada 3 (tiga) kewajiban manusia dalam menegakkan hukum. Pertama, keadilan terkait dengan diri sendiri dan lingkungan keluarga; Kedua, keadilan terkait dengan kehidupan sosial ekonomi; dan Ketiga, keadilan terkait dengan penyelenggaraan negara dan penegakan hukum yang luas bagi masyarakat dan warga bangsa. “Apapun kondisinya, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Bila tidak, akan berbahaya bagi kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa,” ungkap Hamdan.

Ia menggarisbawahi penegasannya itu, terutama bagi mereka yang sedang berkuasa dan menjalankan fungsi kepemimpinan. Pemimpin Media Group, Surya Paloh, nampak serius menyimak dan menganggukkan kepala. Surya Paloh dan puteranya, Prananda – anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem, duduk pada shaf pertama bersama Suryo Pratomo (Direktur Media Group) dan Usman Kasong (Direktur /Pemimpin Redaksi Media Indonesia).

Di awal khutbahnya, Hamdan mewanti-wanti kepada masyarakat Media, baik pemimpin maupun jurnalisnya untuk bersikap dan bertindak adil dalam menyampaikan informasi dan pemberitaan.

Bahaya besar akan dihadapi bangsa ini, bila keadilan tidak ditegakkan dengan tepat, benar, dan seadil-adilnya. Karena ketidak-adilan akan menimbulkan keresahan yang dapat memicu perlawanan sosial.

“Dengan menegakkan keadilan seadil-adilnya, akan terjaga suasana kondusif dan harmonis dalam kehidupan sosial masyarakat,” ungkap Hamdan. Pada bagian lain khutbahnya yang disimak oleh jama’ah salat Ied, itu Hamdan mengemukakan, keadilan dan kebenaran adalah satu tarikan nafas.

“Keadilan tidak bisa ditegakkan bila mengabaikan kebenaran, karena mengabaikan kebenaran sama dengan mengorbankan keadilan.”

Suami dari Nina Damayanti yang sebelumnya berkecimpun dalam dunia politik dan sempat menjadi anggota parlemen melalui Partai Bulan Bintang (PBB), itu di bagian lain khutbahnya mengemukakan, Al Qur’an memberi petunjuk, salah satu bentuk keadilan terhadap Tuhan adalah dengan jalan mengikuti jalan kebenaran yang diturunkan Allah SWT, melalui wahyu yang disampaikan kepada para nabi dan rasul-Nya.

Dalam konteks berlaku adil kepada sesama manusia harus dilakukan dengan hati bersih dan bening, sehingga terkontaminasi oleh sikap benci dan suka pada sesuatu kaum atau kelompok.

Dikemukakan pula oleh Hamdan, tindakan tidak adil akan mengakibatkan pemimpin jatuh dan tidak berharga, melahirkan protes dan ketidakpercayaan (rakyat). Proses panjang perjuangan kebangsaan mencapai Indonesia merdeka, jelas Hamdan juga bermula dari ketidak-adilan yang dilakukan penguasa – penjajah (masa itu) kepada kaum pribumi.

Karena itu, keadilan merupakan cita-cita kemerdekaan yang harus diwujudkan dalam kehidupan sosial kebangsaan. Dan itu, tertulis dalam Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Jika keadilan tidak ditegakkan, sia-sialah darah dan jiwa para syuhada yang telah mengorbankan nyawa dan harta mereka,” tegas Hamdan.

Usai menyampaikan khutbah, Hamdan Zoelva didampingi pemimpin Media Group beramah tamah dengan para jama’ah, kemudian dilanjutkan dengan wawancara dalam program live MetroTV. | Delano

 

Editor : sem haesy
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1181
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 938
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1168
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1429
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1577
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya