Spirit Kebajikan dan Pengabdian Yerry Yanuar Tak Pernah Padam

| dilihat 553

Catatan Kenangan Bang Sém

Matahari memancar terang di atas Palu, ibukota Sulawesi Tengah. Masjid Baiturrahman di Lolu, Palu mulai dipadati jama'ah. Beberapa sa'at menjelang tiba waktu salat Jum'at (25/11), itu masuk mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan mengambil posisi di shaf ketiga, depan mimbar khutbah.

Tak berapa lama, nampak takmir masjid menghampiri tokoh nasional anti korupsi, Abdullah Hehamahua. Takmir masjid tersebut, kemudian mengumumkan, yang akan bertindak sebagai khatib adalah Abdullah Hehamahua.

Khutbah yang indah, mendidik, dan mengalirkan motivasi besar tentang tugas pokok seorang pemimpin, yakni melayani rakyatnya, tanpa pandang bulu. Melayani semua kalangan, apapun agamanya. Bahkan, Rasulullah Muhammad SAW memberi contoh bagaimana selalu melayani makan seorang Yahudi, pengemis buta yang selalu mencerca, menghina, dan menista Rasulullah.

Jelang maghrib, ketika sedang menyaksikan sisa bangunan masjid Arqam Babur Rahman yang masih digenangi air laut di pantai Talise, lewat pesan whatsapp (WA), saya menerima kabar duka yang menghentak. Selepas itu berbagai pesan WA berisi informasi yang sama saya terima.

Dr. Ir. Yerry Yanuar, M.M., telah meninggal dunia. Saya tercenung beberapa saat, dan segera kembali ke villa, salat maghrib, lalu salat ghaib untuk allahyarham.

Beberapa hari sebelumnya, Selasa, 8 November 2022, saya ke Bandung. Saya mengontaknya. Allahyarham mengabarkan masih ada kegiatan dinas, dan memberitahu pulang agak malam. Selepas dari NuArt Studio bertemu dan berbincang dengan pematung Dolorosa Sinaga, Nyoman Nuarta beserta istri dan puterinya (Cynthia Laksmi dan Putu Tania Madiadipoera), pelukis Teh Erna Ganarsih Pirous (istri pelukis AD Pirous), diantar Prof. Endang Caturwati - Guru Besar Seni Pertunjukan ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) saya ke kediaman allahyarham.

Ketika tiba di kediamannya, istri Allahyarham, Prof. Dr. Zuzy Anna (Ucie) - Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD (Universitas Padjadjaran) - Bandung sedang memainkan piano sambil bernyanyi. Lantas kami berbincang beberapa saat.

Esok paginya, Ucie bergegas ke kampus karena ada upacara wisuda sarjana. Seperti biasanya, setiap kali saya bermalam di kediamannya, ada 'ritual diskusi pagi.' Lantas, Allahyarham dan saya sarapan. "Ini nasi goreng resep saya," ujarnya sambil menyantap nasi goreng kunir kesukaannya.

Allahyarham lantas mengungkapkan sukacita dan mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Ungkapan bangga dengan prestasi akademik dan pencapaian karir istrinya dan kiprah anak-anaknya (Yoga dan Eki).

Pagi itu, ia bicara tentang ketangguhan dan integritas istrinya, Ucie sebagai pribadi yang memungkinkannya mengembangkan potensi diri dan kapasitas sebagai leader, secara tanpa henti. "Saya belajar banyak hal dari Ucie. Terutama tentang kesungguhan mendalami ilmu pengetahuan di bidang kompetensinya," ujarnya.

Tentang Yoga, ia bicara tentang pencapaian profesionalitas dan orientasi nilai hidupnya dalam usia muda. "Perubahan dunia bergerak sangat cepat, diam-diam saya mengamati pencapaian Yoga, bang. Alhamdulillah, Yoga dan istrinya, Claudia - punya keunggulan yang saling melengkapi. Apalagi sekarang, sudah memberi kami cucu," ujarnya. Lantas ia bercerita tentang cucunya yang selalu menjadi 'buah rindu' dirinya dan istrinya. "Saya dan Ucie selalu berusaha ke Jakarta untuk ketemu cucu," ujarnya.

Tentang Eki, ia mengungkapkan rasa bangsa dan salut atas pilihan bidang keilmuannya. "Eki punya kejelian melihat tantangan dan mengambil peluang di bidang profesinya," ungkapnya. Ia menyimak, ketika saya cerita mengikuti presentasi Eko di forum BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Lantas, kami berbincang tentang basis keilmuan dan profesi yang dipilih Eki dalam konteks tantangan Abad 21 ini. Mulai dari singularitas sampai transhumanitas. "Satu hal lagi.. saya salut dengan cara Eki memilih kekasih..," ujarnya.

"Abang bareng saya ke kantor. Ada sesuatu yang baru dan harus abang lihat," ungkapnya.

Menuju ke kantornya, ia bercerita lagi tentang banyak hal terkait upayanya menjadikan BKD sebagai institusi yang harus memberi kontribusi besar dalam mewujudkan Visi Jawa Barat. Selama Covid-19 relatif kami tidak pernah bertemu. Saya memilih cara membatasi diri bepergian, dan menyelesaikan berbagai tugas dan pekerjaan di rumah.

Di dalam mobil perbincangan kami, fokus pada dua hal. Yakni, tentang olah raga Tarung Derajat yang ditemukan dan dikembangkan Achmad Deradjat, dan ditekuninya sebagai Ketua Tarung Derajat Jawa Barat; dan tentang pemikirannya terkait tugas pokoknya sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Barat.

Tak berapa lama setelah berbincang di ruang kerjanya, ia pamit sejenak karena melakukan dialog via zoom dengan sejumlah staf dan peserta pendidikan dan latihan.

Selepas itu, ia berbincang lama tentang berbagai hal yang terkait dengan amanah yang diembannya sebagai Kepala BKD. Ia bicara tentang strategi pengembangan potensi pegawai - khasnya ASN (Aparatur Sipil Negara) -- di lingkungan Provinsi Jawa Barat. Antara lain tentang One Gate Sistem Services (pelayanan satu pintu). Ia juga bicara tentang podcast sebagai pintu komunikasi berbasis good governance, dan banyak inovasi lainnya.

Fokus utamanya adalah perencanaan dan pengembangan karir, berbasis peningkatan kualitas, kompetensi, dan profesionalisme. Baik dalam konteks upaya BKD menyiapkan human investment plan untuk memperoleh ASN dalam kapasitas sebagai pemimpin dan staf. Pun, dalam konteks meningkatkan kualitas layanan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap rakyat. "ASN Jabar kudu juara dalam pelayanan kepada rakyat," ujarnya sambil tersenyum.

Allahyarham mengajak saya keliling berbagai sudut ruang kantor BKD Jawa Barat, termasuk penataan interior dan eksterior yang sangat nyaman, fresh dan memungkinkan seluruh pemimpin dan karyawan memacu dan memicu prestasinya. Beberapa orang pimpinan menjumpainya dan membicarakan beberapa pekerjaan, ia memberi panduan.

Ketika sedang duduk di salah satu sudut ruang kantor yang sangat nyaman, dua orang muda melintas. Ia memanggil. Lalu menjelaskan kepada saya ihwal kebijakan Gubernur Ridwan Kamil yang memberi peluang 'magang' kepada generasi millenial. Kami berdiskusi singkat. Ia bicara tentang perubahan minda.

Nampak dan terasa sekali, ia merupakan sosok pemimpin yang karib dengan karyawan, termasuk generasi baru yang 'magang,' dan cepat sekali dengan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami, mentransfer apa yang ada di benaknya.

"Abang sediakan waktu untuk diskusi dengan staf kami tentang social imagineering dan tantangan perubahan ke depan," cetusnya, sambil mengingat berbagai diskusi dan aksi pengembangan minda dalam menentukan perspektif penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat di Jawa Barat, sejak masih mengemban amanah sebagai Kepala Bidang Fisik di Bappeda Jabar awal dekade 2000-an.

"Oh.. ya.. Prof. Endang juga perlu diminta nikh untuk pengembangan wawasan budaya," ungkapnya seketika. Saya menghubungi Prof. Endang yang memang mendalami kearifan dan kecerdasan budaya. Ia kemudian bicara via telepon dalam bahasa Sunda. Nampak ia tersenyum. "Alhamdulillah, Prof. Endang bersedia menjadi nara sumber..," cetusnya.

Sejak menjabat sebagai Kepala Bidang Fisik di Bappeda Jawa Barat, kemudian Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Kepala Dinas ESDM (Energi Sumber Daya Mineral), Asisten II Sekretariat Daerah, Kepala Bappeda, Pjs. Bupati Karawang, doktor geologi yang meneliti tentang geopark Ciletuh - kelahiran Jakarta, 29 Januari 1964 -- ini memang fokus dan jernih tentang bidang tugasnya.

Ia juga sangat mengerti dan memahami persoalan di bidang tugasnya. Gaya kepemimpinannya yang populis modes, 'tanpa penghalang,' memandang penting kolaborasi dan sinergi, serta cara pandangnya tentang insan sesama secara ekuit dan ekual, memungkinkannya cepat dalam proses pengambilan keputusan.

Ia tak pernah terusik untuk membicarakan hal ihwal orang lain. Selalu mensyukuri dan mensupport siapa saja yang dinilai oleh pimpinan lebih pas dan lebih sesuai dengan sesuatu jabatan. Ia rajin bermuhasabah, melakukan introspeksi diri, dan menempatkan motivasi mendidik dalam konteks memberikan reward dan punishment.

Selama dua dekade terakhir, Allahyarham tekun mendalami berbagai dimensi falsafah Sunda dan ajaran Islam. Boleh jadi, pendalaman ini yang menyebabkannya semakin humble dan jernih dalam memandang persoalan. Termasuk mengubah perspektif dalam melihat, menemukan, memecahkan masalah, dan memberikan solusi.

Allahyarham yang hobi otomotif, setiap kali jumpa saya selalu intens berdiskusi tentang budaya dan filosofi yang menyertainya. Suatu ketika, berbincang tentang perjalanan karirnya, ia mengatakan, "Saya sangat yakin, segala sesuatu yang terkait dengan hidup dan kehidupan kita, termasuk nasib dan takdir, selain sudah digariskan oleh Allah, juga terkait dengan motivasi hidup kita sendiri."

Dalam suatu perjalanan ziarah Walisanga, dari Cirebon sampai ke Madura, ia mengatakan, Allahyarham mengutip hadits yang diriwayatkan Umar bin Khattab, bahwa amal dalam bentuk karya nyata akan mendapatkan apa yang diniatkan. Pergerakan manusia dari satu fungsi ke fungsi lain, terkait dengan bagaimana manusia itu melakukan perubahan.

Dalam pertemuan terakhir saya dengan Allahyarham, ia mengatakan, "Saya bekerja sebagai pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan saya meniatkannya sebagai ibadah, maka saya akan memperoleh nilai kerja itu sebagai ibadah. Niat  atau motivasi ini yang mempengaruhi hidup saya untuk tidak mencari-cari jabatan, dan selalu siap ditugaskan di berbagai fungsi dan jabatan yang pernah saya lalui."

Beranjak dari sikapnya, itu Allahyarham selalu bersikap dan senantiasa berkomitmen melaksanakan kerja sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya. Ia tersenyum sambil mengungkapkan lintasan pengalaman perjalanan karirnya selama ini.

Tentang komitmennya sebagai pemimpin yang harus memberi solusi atas berbagai masalah, Allahyarham mengatakan, solusi mesti diterapkan tersebut ke dalam program. "Hal ini yang saya pahami sebagai 'mengerjakan sesuatu sesuai dengan amanat yang dilimpahkan kepada kita.' Dengan cara itu juga, dalam perenungan sendiri, saya melihat beda yang nyata sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh, sebagai bagian dari cara memilih dan memilah mana yang prioritas dan mana yang bukan prioritas," ungkapnya.

Allahyarham juga mengemukakan, transformasi institusi akan mengikuti transformasi diri. Perubahan dinamis pemimpin memberi pengaruh pada transformasi institusi. "Perubahan dari hanya sekadar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tupoksi menjadi melaksanakan pekerjaan secara kreatif dan inovatif untuk mencapai hasil yang terbaik. Apakah hasil kerja itu merupakan prestasi atau bukan, tentu ada atasan yang menilai, sesuai dengan sistem tata kerja pemerintahan yang berlaku," ungkapnya.

Kata kuncinya adalah bagaimana memilih, memilah, dan menempatkan niat itu sendiri untuk menentukan pembeda yang jelas tentang niat baik di jalan yang baik, niat tidak baik di jalan yang baik, niat baik di jalan yang tidak baik, atau niat yang tidak baik di jalan yang tidak baik.

Semua itu, menurutnya, bila diterapkan sebagai kebiasaan setiap hari, akan menjadi nilai dalam diri kita, yang dapat berpengaruh kepada lingkungan kerja dan lingkungan sosial sebagai perilaku. Perilaku, termotivasi ketika secara sadar diinginkan, mencapai tujuan dan mendapatkan makna yang hakiki.

Allahyarham meyakini, sebagai abdi negara dan abdi bangsa, juga sebagai seorang muslim dan warga negara Indonesia, "Setiap kita harus memelihara spirit berbuat kebajikan dalam kerja berprestasi. Kan sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi manusia lain seluas-luasnya." Itu sebabnya, menurut Allahyarham yang berdarah campuran Sunda - Aceh, ini puncak kehidupan manusia adalah hidup mulia dan mati syahid.

Banyak hal yang belum tertuliskan tentang Allahyarham, sebagai pelajaran hidup. Allahyarham sudah sampai pada apa yang dia katakan, hidup mulia sebagai pemimpin yang mencintai dan dicintai sebagai puncak dari kemampuan membangun kesadaran yang terkelola baik dalam menghidupkan simpati, empati, apresiasi, dan respek.

Allah memilihkan jalan akhirnya kehidupannya dengan syahid melintasi gerbang husnul khatimah. Saya yakin, spirit kebajikan, amal saleh dan ilmunya yang bermanfaat, serta do'a anak-anaknya yang saleh, akan membuat terang alam barzah yang dilintasinya menuju padang mahsyar kelak. |

Editor : delanova | Sumber : foto berbagai sumber
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 61
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 238
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 270
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 204
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 378
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 224
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya