Videocall Jelang Tengah Malam

"Aku memilih diam di rumah dan kuharap kalian juga melakukan hal yang sama. Kita menghadapi nanomonster yang tak terdeteksi sebelumnya. Dia berbeda dengan senjata nuklir, dan aku sama sekali tidak paham. Kuharap kalian diam di rumah, di mana pun kalian ada saat ini," ujar perempuan Perancis peranakan Mesir yang tinggal di sudut kota Bordeaux, Perancis.

Ia baru saja melakukan video call dengan suaminya di Jakarta, setelah sebelumnya menelepon anak gadisnya di Bandung.

Rencana Florence, nama perempuan itu, ke Indonesia pada 18 Maret 2020 yang direncanakannya berantakan. Ia ingin merayakan ulang tahunnya ke 53, 25 Maret 2020 di Bandung.

Sudah tiga bulan dia di negerinya, mengurus berbagai hal, termasuk berbagai dokumen untuk memulai bekerja di Malaysia.

Ketika rumors tentang virus corona yang kemudian bernama Covid-19 berkembang di Paris, akhir Februari lalu, dia baru saja usai diskusi tentang jejak bakteri, khasnya Black Death dari China yang menyerang Eropa di abad ke 14, dan kemudian muncul setiap satu abad sekali.

"Di sini, Presiden Emmanuel Macron mengumumkan penutupan perbatasan Eropa dan wilayah Schengen selama sebulan," kata Flo.

"Sejak bila?"

Di Prancis, Presiden mengumumkan penutupan mulai 17 Maret dan selama 30 hari.

"Kami tak bisa keluar dari Perancis..," tutur Flo. Suaranya mengekspresikan rasa pilu.

Dia mengulang ingatan, vorus yang semual dikenali sebagai coronavirus Dars-CoV-2 ini pertama kali menjalar di China, Wuhan. Sejak itu banyak korban jatuh, termasuk para dokter yang berada di garda depan menangani para korban dan kemudian menjalar ke seluruh dunia.

Episentrum pandemi CoVID-19, sangat mengguncang Eropa, terutama di Italia yang memiliki jumlah kematian terbanyak, lalu di Spanyol, Jerman dan Perancis sendiri.

Pada 16 Maret 2020, Presiden Macron mengumumkan isolasi Perancis yang berlaku keesokan harinya. "Jadi praktis, rencanaku ke Indonesia batal. Pembatasan itu, bahwa dari batas luar wilayah Eropa, meliputi Uni Eropa, dari Wilayah Schengen dan Inggris. Hal ini mengakibatkan ketidakmungkinan bagi warga negara dari negara-negara yang bukan bagian dari itu untuk memasuki Prancis selama sebulan ke depan, kecuali pengecualian - misalnya jika mereka memiliki tempat tinggal permanen di Perancis," kata Flo lagi.

 Warga negara Prancis dan warga negara Eropa, dari salah satu negara yang disebutkan, dapat, bersama tanggungannya, terus memasuki wilayah nasional dan mencapai domisili mereka.

"Tapi, kamu tahu sendiri, kan? Lebih dari 150 negara di dunia dipengaruhi oleh coronavirus," lanjutnya.

Flo, runtut menyebut negara-negara di Afrika yang diserang wabah ini, yakni :  Mesir, Aljazair, Afrika Selatan, Tunisia, Senegal, Burkina Faso, Kamerun, Maroko, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Togo, Rwanda, Pantai Gading, Ethiopia, Kenya, Seychelles, Ghana, Namibia, Republik Afrika Tengah , Guinea Ekuatorial, Gabon, Guinea, Mauritania, Sudan, Eswatini.

Di Asia, sejumlah negara diserbu virus ini, yakni: Cina, Iran, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Bahrain, Uni Emirat Arab, Israel, Kuwait, Irak, Thailand, India, Taiwan, Lebanon, Vietnam, Filipina, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Oman, Pakistan, Palestina, Afghanistan, Maladewa, Bangladesh, Kamboja, Bhutan, Brunei Darussalam, Yordania, Mongolia, Kazakhstan, Uzbekistan, Nepal dan Sri Lanka.

Di benua Amerika, pun sama. Amerika Serikat, Kanada, Ekuador, Meksiko, Brasil, Republik Dominika, Kosta Rika, Chili, Argentina, Peru, Panama, Paraguay, Uruguay, Guyana, Saint Lucia, Antigua, Bahama, Guatemala, Kolombia, Venezuela, Jamaika, Suriname, Honduras, Bolivia, dan Kuba tak luput dari serangan virus ini.

Di Eropa, virus bergerak merangsek ke  Italia, Prancis, Spanyol, Jerman, Swiss, Belanda, Inggris, Swedia, Norwegia, Belgia, Denmark, Austria, Yunani, Islandia, Republik Ceko, San Marino, Portugal, Finlandia, Irlandia, Slovenia, Rumania, Georgia, Polandia, Rusia, Kroasia, Estonia, Hongaria, Azerbaijan, Albania, Belarus, Latvia, Luksemburg, Makedonia Utara, Slovakia, Moldova, Serbia, Bulgaria, Malta, Lithuania, Bosnia dan Herzegovina, Siprus, Andorra, Armenia, Saint-Siège, Liechtenstein, Monako, Ukraina, Turki, Lithuania, dan Kosovo.

Di luar itu, di kawasan Oseania, Australia dan Selandia Baru serta sejumlah negara di sekitarnya juga menjadi sasaran virus ini.

"Tolong beritahu Nien.. Bagi orang Prancis yang tinggal di luar negeri, disarankan, dalam sebulan ke depan, untuk menghindari perjalanan internasional, dan khususnya untuk berusaha kembali ke wilayah nasional Perancis," lanjut Flo. "Kecuali ada alasan kuat untuk melakukannya. Bagi orang yang ingin kembali ke Prancis, mereka harus menghubungi konsulat dan kedutaan besar Perancis," lanjutnya.

Kendati demikian, menurut Flo, semua orang Perancis di luar negeri, yang bepergian sementar di luar Eropa, mengambil tindakan yang diperlukan untuk kembali ke Prancis.

"Pemerintah menjamin, setiap orang Prancis, tentu saja dengan pasangan dan anak-anak Anda, dapat  memasuki wilayah nasional dan mencapai rumah mereka masing-masing," lanjut Flo lagi.

Pemerintah melalui kementerian transportasi telah meminta maskapai penerbangan untuk mengawal jalur mereka terbuka ke Prancis secara maksimal dan memoderasi harga tiket untuk mereka.

Menjawab pertanyaan saya, Flo mengemukakan, beberapa negara telah memutuskan untuk menutup akses ke wilayah mereka karena wabah virus corona ini.

Amerika Serikat: Rabu 11 Maret, Donald Trump, Presiden Amerika mengumumkan penangguhan semua perjalanan dari Eropa (termasuk Perancis karena itu) ke Amerika Serikat dari 14 Maret dan ini, untuk durasi 30 hari.

Presiden El Salvador, Nayib Bukele, memberi perintah pada Sabtu 7 Maret untuk melarang masuknya orang yang datang dari Jerman dan Prancis.

India tidak lagi mengeluarkan visa untuk warga negara dari beberapa negara (termasuk Perancis, Spanyol dan Jerman) dan membatalkan visa yang berlaku. Wisatawan berkebangsaan Prancis atau dari bandara Prancis tidak lagi diterima ke India.

Mulai 14 Maret, pelancong Prancis tidak akan diizinkan memasuki wilayah Yordania, "kecuali mereka yang memiliki sertifikat non-infeksi Covid-19, yang disahkan oleh otoritas Prancis seperti diungkap France Diplomatie.

Di Libanon, pelancong dari Perancis tidak lagi diizinkan masuk ke Lebanon mulai 11 Maret. Negara itu menutup bandara internasional Beirut, pelabuhan dan perbatasan darat dari 18 hingga 29 Maret 2020.

Akan halnya pihak berwenang Mongolia telah menangguhkan semua hubungan udara dan kereta api internasional hingga 28 Maret, inklusif. Orang Prancis tidak lagi diizinkan memasuki wilayah Kazakh sejak 11 Maret 2020.

"Mulanya aku akan menemui Yasmine di di Isfahan, karena beberapa kali menghubungiku sejak awal januari 2020. Tapi, hampir semua maskapai internasional telah membatalkan atau menangguhkan penerbangan mereka ke atau dari Iran, ungkap Flo. "Jeahan pasti sudah cerita soal ini kepadamu, kan?"

Flo melanjiutkan, gara-gara virusnini, orang Perancis tak boleh masuk Sri Lanka sejak 13 Maret. Pemerintah setempat mengumumkan bahwa semua pelancong yang datang atau transit selama 14 hari sebelumnya melalui Prancis akan dilarang memasuki wilayah Sri Lanka mulai 15 Maret pukul 11:59 malam hingga, sementara sampai 29 Maret 2020.

Ke Arab Saudi pun demikian. Untuk memerangi penyebaran virus ini, pemerintah Saudi mengumumkan, pada 14 Maret, menutup total seluruh perbatasan dan pintu keluar masuk negeri itu. Demikian juga halnya dengan Qatar yang sejak 19 Maret menutup negaranya selama 14 hari, dan sewaktu-waktu bisa mereka perpanjang. Jadi,  tak siapapun  memungkinkan masuk ke Qatar. Begitu pula dengan Kenya.

Otoritas lokal telah memutuskan untuk melarang akses ke wilayah tersebut kepada siapa pun dari negara yang melaporkan kasus COVID-19, di mana Prancis menjadi anggotanya. Begitu juga Mauritius, Argentina, Madagaskar, Norwegia, Denmark, Maroko, Ceko, dan lain-lain.

"Ingatkan Nien untuk mengkarantina dirinya... Kamu, juga.. jaga kesehatan..," katanya. Sambungan videocall terputus.. "Aurevoir..," sebut Flo sebelum sambungan itu terputus.. |  Tique