Raja Malaysia Peringatkan Seluruh Kalangan Tidak Bermain Api

| dilihat 1612

Malaysia resmi mempunyai raja baru, Yang di-Pertuan Agong XVI, Al Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al Musta'in Billah Shah, sejak penobatannya yang meriah dan berpesona di singgasana Istana Nasional Kerajaan Malaysia, Kuala Lumpur.

Penobatan dalam upacara dengan adat dan tradisi kerajaan, itu berlangsung Selasa, 30 Juli 2019. Penobatan itu dihadiri oleh Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah dan Raja Isteri Pengiran Anak Hajah Saleha, Putra Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Titiek Soeharto, Mamiek Soeharto, dan berbagai kalangan prominen dari berbagai negara.

Sultan Abdullah Ri'ayatuddin, adalah Sultan Pahang yang menggantikan Sultan Muhammad V dari Kelantan, yang mengundurkan diri setelah menikah dengan Miss Rusia enam bulan lalu. Sesuai dengan konstitusi dan perundang-undangan Malaysia, kedudukan Yang di-Pertuan Agong dipergilirkan di antara sembilan Sultan Negeri yang merupakan negara bagian dari negara federal di jiran Indonesia, itu.

Sultan Abdullah Ri'ayatuddin yang kini berusia 60 tahun dan dikenal sebagai tokoh sepakbola nasional Malaysia, itu akan mengemban jabatannya selama lima tahun ke depan dalam sebuah upacara di Istana Negara, istana nasional di Kuala Lumpur.

Mengenakan baju kebesaran Melayu warna hitam berjalin benang emas dengan tengkolok - tutup kepala kebesaran lelaki Melayu, serta keris terselip di songket, yang membuatnya nampak gagah.

Upacara, yang diadakan di ruang singgasana istana, itu dihadiri oleh anggota sembilan keluarga kerajaan Malaysia yang mengenakan pakaian lengkap mereka, dan para pemimpin politik lokal termasuk Perdana Menteri Mahathir Mohamad, Timbalan Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail, para anggota parlemen, tokoh agama, cendekiawan, budayawan, akademisi, tokoh olahraga, seniman dan lainnya.

Upacara dimulai pada pagi hari dengan penghormatan kerajaan yang melibatkan anggota Angkatan Tentera Diraja Malaysia di alun-alun Istana Negara.

Penghormatan kerajaan dari Tentara Diraja Malaysia, seperti diinformasikan kantor berita nasional Bernama, melambangkan "janji kesetiaan pasukan pertahanan nasional" kepada Raja, yang merupakan Kepala Negara -  Yang di-Pertuan Agong, Penguasa Tertinggi, sekaligus Panglima Tertinggi Tentara Diraja Malaysia.

Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir Mohamad dan Timbalan Perdana Menteri Wan Azizah disertai Menteri Hal Ehwal Agama Mujahid Yusuf Rawa, menyambut kedatangan Sultan dan permaisuri Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah.

Kedatangan Sultan dan Permaisuri menandai dimulainya upacara penobatan. Ditandai dengan memeriksa pasokan kehormatan yang terdiri dari empat perwira dan 103 anggota dari berbagai tingkatan. Setelah selesai inspeksi, Sultan Abdullah diberikan hormat kerajaan kedua.

Dalam pidato perdananya sebagai Raja, Sultan Abdullah mendesak seluruh kalangan di Malaysia untuk tidak mengangkat isu yang dapat merusak dan menghancurkan kerukunan negara.

Dikemukakannya,  persatuan dan kerukunan adalah pilar kekuatan bangsa.

"Bermain dengan api akan membakar tidak hanya diri sendiri tetapi juga seluruh rakyat," titah Sultan Abdullah. "Ini adalah dasar persatuan, untuk menyatukan seluruh rakyat dan memicu semangat patriotisme. Ini adalah semangat yang, jika diwariskan dan dihargai oleh setiap warga negara, dapat menimbulkan rasa cinta dan kesetiaan kepada negara ini."

Malaysia merupakan negara monarki konstitusional dengan pengaturan unik, dimana tahta nasional berpindah tangan setiap lima tahun antara para Sultan di sembilan negara bagian.

Setelah Sultan Muhammad V dari Kelantan mengundurkan diri tanpa alasan pasti, dengan sendirinya digantikan Sultan Pahang, Sultan Abdullah.

Di Malaysia, dengan penduduk 60 persen dari 34 juta rakyat merupakan masyarakat muslim Melayu, keluarga kesultanan Islam Malaysia sangat dihormati. Meski tak dinyatakan secara tertulis, dilarang keras mengkritik mereka. Kendati demikian, selalu ada friksi antara Sultan dengan pelaksana pemerintahan.

Terakhir mengemuka friksi antara Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir dengan Putra Mahkota Johor terkait berbagai hal seputar masalah politik praktis.

Potret sultan dan ratu menghiasi gedung-gedung pemerintah di seluruh negara. Sultan juga merupakan simbol Islam di negara ini.

Hingga sepekan sebelum penobatan, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, lebih dikenal rakyat Malaysia sebagai sosok pemimpin asosiasi sepakbola nasional, yang dipimpinnya selama empat tahun hingga 2017.

Kini, ia berdiri sebagai Sultan Malaysia. Sebelumnya, ia menggantikan ayahnya, Sultan Pahang Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah yang naik tahta tahun 1974 dan menjadi Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke tujuh (1979-1984). Sultan Haji Ahmad Shah wafat di Pusat Jantung Malaysia, Rabu - 22 Mei 2019 pada usia 88 tahun.

Ketika ayahnya memangku jabatan sebagai Yang di-Pertuan Agong Malaysia, Sultan Abdullah menjalankan fungsi Sultan Pahang sementara., empat dasawarsa lalu.

Ketika itu, ia berusia 20 tahun, tetapi ia terus melanjutkan studinya di Inggris - termasuk di akademi militer kerajaan Inggris, Sandhurst pada tahun 1980. Sultan Abdullah juga mengikuti kursus diplomatik di Oxford, yang menjadi bekalnya kemudian sebagai Sultan Pahang dan kini Sultan Malaysia.  

Anak keempat dari delapan bersaudara dan merupakan putra tertua Sultan Haji Ahmad Shah dan permaisuri Tunku Afzan Tunku Muhammad, ini lahir pada 30 Juli 1959, di kota kerajaan Pekan. Hari penobatannya sebagai Yang di-Pertuan Agong Raja Malaysia, bertepatan dengan hari lahirnya yang ke 60 tahun.

Sultan Abdullah mengawali pendidikan dasar di Pekan, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah St Thomas di ibukota negara bagian Kuantan. Selepas itu, melanjutkan studi ke Inggris, di Aldenham School -  Hertfordshire.

Sejak belia, Sultan Abdullah pemain sepak bola, hoki dan sepak takraw. Prestasinya cukup baik, sehingga memperkuat tim sepakbola untuk Pahang dan Malaysia. Inilah yang membuatnya berkiprah dalam berbagai organisasi olah raga di Malaysia, seperti Asosiasi Sepak Bola Malaysia, Konfederasi Hoki Malaysia dan Asosiasi Polo Malaysia.

Sultan Abdullah menikah dengan Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah Sultan Iskandar, saudara perempuan Sultan Johor saat ini, pada tahun 1986, Tengku Abdullah menikahi seorang kerajaan lain.

Dari pernikahan itu, Sultan Abdullah dikaruniai sembilan anak - empat putra dan lima putri. Ia seorang anak yang sangat hormat kepada ayahnya. Itu sebabnya, ke mana saja ayahnya melakukan kunjungan resmi, Sultan Abdullah selalu disertakan. Hal ini, baginya merupakan proses kaderisasi langsung dari ayahandanya.

Ia juga seorang yang peduli dengan lingkungannya. Sehari sebelum penobatannya, bersama permaisuri Tunku Azizah, Sultan Abdullah sempat menghadiri putra Datuk Moh Musa Noor Moh, Presiden Asosiasi Pelatih Atletik Malaysia | Karim Labai

 

Editor : Web Administrator | Sumber : Bernama, AFP, berbagai sumber
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 219
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 431
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 430
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 400
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 423
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 995
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 231
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 707
Momentum Cinta
Selanjutnya