Skandal Video Seks Politisi Malaysia Terus Berulang

| dilihat 1594

Selama sepekan terakhir, skandal seks besar telah meletup dan menghebohkan Malaysia. Sebuah video dan beberapa foto cabul dari dua pria yang tampaknya terlibat dalam aksi seksual mulai menyebar di Whatsapp pada Senin (10 Juni).

Pada hari Rabu, sekretaris pribadi senior untuk wakil menteri industri primer dan komoditas Haziq Aziz, muncul di halaman facebook-nya sendiri mengakui bahwa ia adalah salah satu orang dalam video dan menunjuk Menteri Urusan Ekonomi Azmin Ali sebagai individu kedua. Dia mengklaim video itu diambil pada 11 Mei di Four Point Hotel selama pemilihan sela oleh Sandakan.

Drama terus dipicu dengan video kedua yang dikirim melalui Whatsapp kepada banyak wartawan di Malaysia Rabu malam dan Haziq Aziz membuat lebih banyak tuduhan.

Pada hari Rabu (13/6/19), Azmin Ali mengeluarkan pernyataan yang dengan keras membantah tuduhan itu, menyebutnya sebagai "fitnah setan", dan bersumpah untuk menuntut mereka yang ada di baliknya.

PKR (Partai Keadilan Rakyat) pimpinan Dato Seri Anwar Ibrahim, yang juga partai bagi dua pelaku yang diduga, mengecam apa yang disebutnya "politik kotor" itu.

Anwar Ibrahim juga mengecam episode tersebut sebagai salah satu politik selokan. (Baca: Gelinjang Ranjang Goyang Politik).

Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir Mohamad (Dr.M) mengatakan dia tidak percaya bahwa video itu asli. Ada yang janggal, menurut Tun Dr.M., pelaku dengan senang hati mengakui dirinya yang menjadi pelaku dalam video seks itu.

"Video Seks akan terus menjadi senjata pilihan dalam politik Malaysia yang menyita perhatian dan mengalihkan perhatian rakyat dari beragam isu lain," ulas James Chin, Professor sekaligus Direktur Institut Asia di Universitas Tasmania yang juga Anggota Senior di Institut Jeffrey Cheah di Asia Tenggara. Ia mengungkapkan pendapatnya itu di CNA (Channel News Asia), Kamis (13/6/19), yang disiarkan dari Singapura.

Chin mengemukakan, berlantun (menyerang melalui medium komunikasi) dalam politik adalah cara lama dan lazim dilakukan untuk memfitnah lawan dan menghancurkan karier mereka yang disasar.

"Di Malaysia, hal itu dilakukan dalam berbagai bentuk, dari menyemai cerita palsu, hingga video dan foto-foto untuk disebarluaskan sekalian dengan menyebarkan desas-desus dan sindiran-sindiran," ungkapnya.

Menurutnya, yang sangat populer dalam beberapa dekade terakhir adalah penggunaan skandal seks.

Banyak isu yang disebarkan itu, tulis Chin, kemudian ternyata palsu. Tetapi ketidakpastian awal dalam episode-episode ini telah menimbulkan keraguan besar tentang integritas pemimpin yang ditargetkan oleh serangan, itu dan yang pasti telah menodai reputasi mereka.

Tuduhan semacam itu, urai Chin, ketika terbukti palsu dan ternyata merupakan fitnah, tampaknya akan terus muncul kembali dan kembali.

Fenomena ini mencerminkan kekuatan media sosial, terutama platform pesan instan seperti Whatsapp, di mana rumor dan sindiran dapat menyebar dengan cepat. Karena  khalayak ramai, suka dengan suka drama cabul dan terlalu mudah melakukannya.

"Dugaan yang sama sering diulang tanpa fakta lengkap, seperti menyoroti bahwa video itu kemudian ditemukan palsu. Atau dugaan berbeda dengan narasi yang sama di sekitar individu yang disebutkan bisa muncul," ungkap Chin kemudian.

Pendukung Azmin mengungkap di media sosial untuk membantah video luncah, itu. Mereka bahkan memberikan timeline yang menunjukkan Azmin berada di tempat lain, kala peristiwa dalam video itu terjadi.

Memang, video itu belum diverifikasi keasliannya, dan banyak orang di Kuala Lumpur berpikir, bahwa hal ini adalah konspirasi politik - langkah yang diperhitungkan untuk membunuh reputasi dan karakter Azmin, lalu menghentikan langkahnya untuk naik tangga politik.

Banyak kalangan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia mengambil-kira, Azmin adalah satu dua pemimpin politik yang akan melesat dalam suksesi politik Malaysia. Khasnya, ketika Tun Dr.M., memutuskan untuk mundur dan menyelenggarakan Pilihan Raya Umum ke 15, 2020 atau 2021.

Meski Tun Dr.M., konsisten akan memenuhi janjinya menyerahkan posisi Perdana Menteri kepada Anwar Ibrahim, tak semua orang senang dengan hal itu. Dalam situasi itu, muncul dua nama dari lingkungan separtai dengan Anwar Ibrahim. Yakni, Wan Azizah Wan Ismail - isteri Anwar, yang menjabat Timbalan Perdana Menteri sekaligus Menteri Pembangunan Wanita - Keluarga dan Masyarakat.

Merebaknya video seks yang langsung tertuju pada Azmin, Menteri Hal Ehwal Ekonomi, melibatkan pihak pembangkang. Lokman Noor Adam, anggota Majelis Tinggi UMNO (Uni Malaysia Nation Organization) melaporkan kasus itu kepada polisi untuk segera diusut.

Akanhalnya Partai Al-Islam Se-Malaysia (PAS) meminta para anggota dan simpatisannya, menjauhi skandal itu dan menghindari penyebaran video seks itu.

Chin tetap pada logika umum, jika Dr Mahathir siap untuk mundur sebagai perdana menteri, Anwar Ibrahim akan menggantikannya. Dan, karenanya dia berasumsi, "Azmin adalah front runner untuk menduduki posisi perdana menteri, jika Anwar karena sesuatu hal tak terduga, tidak mendapatkan posisi sebagai PM.

Asumsi Chin seirama banyak pandangan yang megemuka di kedai kopi dan kedai nasi kandar di Malaysia.

Chin mengungkap, skandal video seks, sama sekali bukan pertama kalinya meletup di Malaysia.  Selalu ada kompromi untuk menerima bantahan dari politisi yang terduga dalam video seks.

Pada 2011, Anwar dengan keras membantah berada dalam sebuah video yang menunjukkan seorang pria berhubungan seks dengan seorang wanita yang dikatakan sebagai pelacur. Setelah Anwar membuat laporan polisi dan membantah, masalah itu mati secara alami.

Dua politisi senior dari Parti Islam Malaysia (PAS), Mustafa Ali dan Mohamad Sabu, masing-masing menjadi sasaran tuduhan serupa di tahun 2011 dan 2013.

Keduanya membantah keras tuduhan itu. Lantas, dikonfirmasi bahwa rekaman tentang Mat Sabu itu palsu. Keduanya selamat secara politis dan Sabu melanjutkan untuk memimpin Parti Amanah Nasional (Amanah), dan sekarang menjadi Menteri Pertahanan Malaysia dalam pemerintahan Pakatan Harapan pimpinan Tun Dr.M., yang berkuasa.

Politisi Malaysia lain yang selamat dari skandal video seks adalah Dr Chua Soi Lek, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Malaysia dan wakil presiden MCA (Malaysia Chinese Association). Chua mengundurkan diri pada 2008 setelah DVD video seks yang melibatkannya dijual di pasar malam dan toko-toko di Johor dan Kuala Lumpur.

Kata, Chin, kasus ini luar biasa, karena Dr Chua mengakui secara terbuka dalam konferensi pers bahwa ia adalah pria dalam video tersebut.

Namun, terlepas dari pengakuan dan pengunduran diri Dr Chua, ia kemudian memenangkan pemilihan MCA pada tahun 2010. Faktanya, banyak orang di komunitas Cina dan partai melihat pengakuan dan pengunduran dirinya sebagai langkah berani, mengingat para politisi yang terjebak dalam skandal seks semacam, itu biasanya menolak mengakui.

Terkait Azmin, Chin mengemukakan, berbagai kemungkinan akan terjadi. Polisi akan merespon laporan Lokman dari UMNO. "Mereka harus melacak siapa yang ada di belakang video dan motif mereka. Video akan dikirim dianalisis untuk memeriksa keasliannya," ungkap Chin.

Karir politik Azmin akan bertahan jika video terbukti palsu, dan mantan Menteri Besar Selangor, itu akan terus melangkah ke puncak politiknya, kendati riak masih akan terasa.

Mereka yang percaya pada teori konspirasi, menurut Chin, memberitahunya, tujuan akhir siapa pun (yang membagikan video itu) adalah penghancuran reputasi Anwar dan Azmin, sehingga tidak ada yang bisa mewarisi posisi PM.

Apalagi, saat ini, begitu banyak ketidakpastian di Kuala Lumpur, dan  segala sesuatu (serba) mungkin terjadi.

Menurut Chin, "Dalam kasus apa pun, korban terbesar adalah rakyat Malaysia, karena politik yang tidak konstruktif seperti itu mengalihkan perhatian pemerintah dari memajukan prioritas kebijakan mereka."

Mengapa video seks yang cabul seperti itu tampak umum dalam politik Malaysia? Apakah memang menjadi senjata pilihan mereka?

Jawaban singkatnya, ungkap Chin adalah bahwa tuduhan semacam ini tetap ada di benak para pemilih selama bertahun-tahun yang akan datang. Bahkan ketika rekaman skalndal seks itu kemudian terbukti palsu.

Chin menilai, "Skandal semacam itu, bahkan jika terbukti benar, tidak akan menjadi episode akhir karier."

Soalnya kemudian, kata Chin, adalah media sosial yang menjadi sarana kita hidup mendaur ulang informasi dan informasi yang salah secara terus menerus, diperburuk oleh bias konfirmasi.

Dalam situasi ini, kampanye kotor dan upaya pembunuhan karakter lebih diutamakan. Skandal rekaman seks terbaru ini bukan yang terakhir dalam politik Malaysia | nik osman

Editor : Web Administrator | Sumber : CNA dan berbagai sumber
 
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 242
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 421
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 316
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 271
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 822
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1088
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1341
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1482
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya