Deadpool, Laga Superhero yang Jenaka

| dilihat 4058

AKARPADINEWS.COM | AKSI laga berbalut jenaka ditawarkan Marvel dan studio 20th Centuries Fox dalam film terbarunya berjudul Deadpool. Bumbu jenaka tingkah polah tokoh Deadpool, diperankan Ryan Reynold sepanjang cerita. Dalam film ini, sosok Deadpool, yang bernama asli Wade Wilson, sering berinteraksi dengan penonton seperti tengah dialog lantaran menatap layar kamera.

Dialog dengan penonton itu dikenal dengan istilah breaking fourth-wall atau menembus dinding ke empat. Breaking fourth-wall memang kerap dilakukan dalam beberapa film sehingga memberikan kesan adanya interaksi antara tokoh dalam film dengan penonton. Metode itu juga sering dilakukan dalam beragam genre fiksi, seperti komik, novel, hingga teater.

Dengan metode ini, memungkinkan sebuah karya fiksi menempatkannya dalam dimensi yang sama dengan para penonton yang menjadi penikmatnya. Metode ini juga menciptakan kesan seolah-olah para tokoh dalam film itu sadar jika diri mereka adalah karakter fiksi yang laku dan pemikirannya ditonton dan dibaca oleh banyak orang.

Penggunaan breaking fourth-wall ini menjadi ciri khas Deadpool dalam komik aslinya. Sehingga, membawa metode ini ke dalam bentuk filmnya menjadi penyambung benang merah, alih wahana dari komik menuju bentuk filmnya.

Dengan mempertahankan tradisi tersebut, film Deadpool tidak hanya mengalihwahanakan penanda-penanda karakteristik dari tokoh Deadpool. Namun juga pembingkaian yang amat khas dengannya. Hal tersebut merupakan langkah tepat Tim Miller, sutradara film Deadpool karena menjadi harapan pecinta sosok Deadpool.

Selain itu, penerapan breaking fourth-wall juga memberikan kejenakaan yang khas ala Deadpool. Karena, bila mengacu kepada komiknya, Deadpool selalu melibatkan pembacanya dalam tiap kejenakaannya sehingga pembaca komik seakan-akan diajak bicara oleh tokoh Deadpool. Hal itulah yang membedakan film Deadpool dengan film superheroes Marvel sebelumnya, di mana superhero itu hidup di dimensi film saja dan tidak berinteraksi dengan penontonnya.

Hal menarik lainnya dalam film ialah penyertaan berbagai referensi terhadap film-film Marvel lainnya, khususnya film Marvel yang bekerjasama dengan studio 20th Centuries Fox, seperti X-Men Origins: Wolverine dan X-Men: Days of The Future Past.

Leluconnya dari berbagai aspek dalam film-film X-Men tersebut, khususnya membawa nama-nama aktor yang membintanginya, seperti Hugh Jackman yang dikenal sebagai pemeran Wolverine.

Dipilihnya referensi kepada film-film X-Men disebabkan tokoh Deadpool pertama kali muncul di komik Marvel yakni pada komik X-Men berjudul New Mutant#98 pada tahun 1990. Dalam komik tersebut, tokoh Deadpool awalnya bukanlah seorang superheroes, melainkan penjahat, musuh X-Men. Deadpool, dalam komik itu juga seorang mutan yang juga seorang tentara bayaran. Latar belakang tentara bayaran ini juga diaplikasikan dalam film.

Komik itu dibuat oleh duet komikus Rob Liefeld dan Fabian Nicieza. Liefield mendapat inspirasi dari tokoh penjahat dalam komik DC, yakni Deathstroke. Inspirasi itu lalu diaplikasikan dalam Deadpool, salah satunya nama tokoh--di mana nama asli Deathstroke ialah Slade Wilson dan Deadpool ialah Wade Wilson, hingga desain kostumnya. Namun, Liefield memberikan perbedaan pada kekuatan yang dimiliki Deadpool, yakni regenerasi penyembuhan tubuh. Dengan kekuatan itu, Deadpool dapat sembuh dalam hitungan detik saat terluka atau terpenggal salah satu bagian tubuhnya.

Selain memiliki referensi terhadap film-film besutan Marvel dan studio 20th Centuries Fox, film Deadpool juga terdapat ejekan terhadap salah satu film garapan DC Comic dan Warner Brother yang dibintangi oleh Ryan Reynolds, yakni Green Lantern. Cemoohan itu muncul dalam dialog tatkala Wade Wilson hendak memasuki ruang eksperimen yang akhirnya memberikan dia kekuatan super.

Dialog yang berisikan cemoohan, "Please don't make the super suit green or animated (jangan buat kostum supernya berwarna hijau dan animasi)”. Dialog itu mengacu kepada penggunaan desain kostum pahlawan di film Green Lantern yang keseluruhannya menggunakan teknik animasi, bukan kostum sebenarnya.

Kebebasan untuk mencemooh dan berbuat jenaka, menjadikan film ini tidak terjebak pada penceritaannya sendiri. Dengan demikian, penceritaan dalam film pun menjadi lebih natural dan fleksibel sehingga penonton tak jenuh.

Meski memiliki karakteristik dalam pembingkaian film, Deadpool tidak memiliki alur cerita yang terlalu mengesankan. Plot yang terdapat dalam film sangat sederhana dan mudah ditebak. Deadpool secara garis besar menceritakan asal muasal tokoh tersebut mendapatkan kekuatannya dan bagaimana dia ingin balas dendam atas perbuatan Ajax, yang diperankan Ed Skrein. Ajax, yang telah mengubahnya menjadi mutan melalui serangkaian percobaan yang menyakitkan.

Kisah asal muasal kekuatan superheroes memang akan selalu memiliki konflik yang serupa. Tokoh utama memiliki persoalan pribadi, mengambil sebuah keputusan, lalu keputusan itu berbuah pada penyesalan, hingga akhirnya tokoh utama berkekuatan super pun ingin menebus kesalahan pilihannya.  Alur itu sangat klasik dan memang sulit diubah untuk mengangkat pencitraan tokoh superhero yang diangkatnya.

Meski sudah diakali dengan pola alur yang maju mundur, namun penceritaan asal-muasal kekuatan super Deadpool dan motivasinya sangat monoton. Konfliknya bisa ditebak. Hal yang menolong alur penceritaanya sehingga tidak menjemukan adalah lelucon-leluconnya.

Sebagai sebuah film superheroes, film Deadpool tidak direkomendasikan untuk ditonton anak-anak. Karena, banyak adegan sadis, seperti pemenggalan dan pembunuhan manusia, dan humor-humor gelap serta humor dewasa yang tak layak ditonton anak-anak.

Di dalam film ini juga terdapat dua tokoh dalam dunia X-Men, yakni Colossus yang diperankan Stefan Kapicic, dan Negasonic Teenage Warhead yang diperankan Briana Hildebrand. Sayangnya, kedua tokoh itu tidak mempunyai fungsi yang signifikan terhadap penceritaan, hanya terkesan sebagai tambahan untuk menambah adegan aksi dalam film.

Padahal, bila kedua karakter itu tidak ada, adegan aksi Deadpool sudah cukup menarik. Apalagi, sutradara berani mengambil gambar-gambar pertarungan Deadpool dengan sudut-sudut yang tak biasa, seperti melalui jendela mobil yang terbalik. Mungkin saja, kehadiran dua karakter X-Men itu ingin menegaskan keterkaitan Deadpool dengan X-Men pada film-film mendatang produksi studio 20th Centuries Fox.

Namun, bila dilihat secara keseluruhan, pemilihan Reynolds sebagai aktor pemeran Deadpool tidak salah. Karena, humor-humor khas Deadpool dapat disajikannya dengan natural sehingga penokohan Deadpool amat terlihat. Dapat dinilai, beberapa kelemahan yang terdapat dalam film ini sedikit terselamatkan oleh aksi Reynolds sebagai tokoh utama.

Meski demikian, bila film ini mendapatkan sekuelnya, setidaknya tidak hanya mengedepankan sisi kekonyolan Deadpool semata. Namun juga dapat mengeksplorasi tokoh Deadpool yang juga memiliki nilai-nilai kepahlawanan khasnya.

Deadpool merupakan salah satu superheroes yang dimiliki Marvel dengan karakteristik yang unik. Dia tidak terikat pada norma-norma dan tata nilai yang baku dalam lakon pahlawan super. Namun, aksi kepahlawanannya cukup memberikan hiburan dari kekakuan superheroes yang dimiliki oleh Amerika Serikat.

Mungkin, akan lebih baik jika tokoh ini tidak dimonopoli oleh 20th Centuries Fox dan dikembalikan sepenuhnya untuk digarap oleh Disney Marvel. Karena, dengan kembali ke tangan Marvel, mungkin saja, penggarapan karakteristik Deadpool akan lebih menarik, terutama bila Deadpool dimasukkan ke dalam rencana panjang Marvel Cinematic Universe. Hal itu akan sejalan dengan cerita di komiknya, yakni Deadpool yang kerap berkolaborasi dengan superheroes besar Marvel, seperti Captain America, Spiderman, Wolverine, dan sebagainya.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 711
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 868
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 819
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 216
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 429
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 428
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 398
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya