JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | KRISNI DIETA pemeran Rindu dalam film seri televisi Rindu Satpam Kita produksi Akarpadi Selaras Media, masuk sebagai nominee pemeran utama wanita terpuji kategori Sinetron Serial – Festival Film Bandung (FFB) 2015. Akan halnya Erma Zarina, pemeran Wulan dalam Rindu Satpam Kita – konco karib Rindu, masuk nominee sebagai pemeran utama wanita terbaik dalam kategoru Film Televisi bertajuk Hati Hati dengan Hati produksi Citra Sinema. Rindu Satpam Kita sendiri masuk sebagai nominee sinetron serial terpuji.
Menurut Ketua Panitia FFB ke 28 Eddy D. Iskandar, dalam proses penjurian festival ke 28 tahun (2015) panitia melibatkan pemerhati dari kalangan komunitas pecinta film, termasuk mahasiswa dan para kritisi. Informasi yang diperoleh akarpadinews menyebut, pada FFB 2015 teramati 117 judul film Indonesia, lebih 300 film televisi – termasuk sinetron seri dan 163 film impor.
Dalam mengamati dan menilai film-film dan film televisi tersebut, menurut Agus Safari, dilakukan evaluasi per tiga bulan untuk seluruh materi film dan sinetron yang diproduksi dan tayang sepanjang paruh kedua 2014 sampai paru pertama 2015. Hal itu dikemukakan Agus saat pengumuman melalui acara siara langsung INBOX SCTV, Selasa : 11 Agustus 2015 di Cibinong.
Sistem penilaian tahun ke 28 ini, menurut Edison, salah seorang panitia, jauh lebih baik dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan kualitas penyelenggaraan dan penjurian dilakukan, karena FFB yang sudah memasuki tahun ke 28 tak pernah absen sekalipun, merupakan satu-satunya festival paling independen di Indonesia.
RINDU (Krisni) dan WULAN (Erma) di antara SATPAM SESUNGGUHNYA |
Karenanya, Ketua Umum PPFI (Perusahaan Produksi Film Indonesia) H. Firman Bintang, hasil FFB tidak hanya menghadirkan hasil karya dan kreator terpuji, tetapi juga produser film yang terpuji untuk menghidupkan industri film dan industru kreatif yang juga terpuji. Ajang FFB, menurut Firman, merupakan ajang penting bagi seluruh insan film dan sinetron. Firman mengimbau, seluruh insan film merayakan malam final FFB di Monumen Perjuangan (Monju) Bandung – Sabtu: 12 September 2015. Acara malam puncak juga akan disiarkan langsung oleh SCTV.
Dewan juri Festival Film Bandung (FFB) untuk kali ke 28 / 2015 ini mengedepankan kriteria, bahwa film harus bisa menjadi tontonan rakyat. Karena itu local wisdom dan local genius yang mencerminan ciri budaya lokal Indonesia, menjadi perhatian. Eddy D. Iskandar menjelaskan, standar penilaian FFB masih sama dengan tahun sebelumnya, namun tahun 2015 menilai film yang bisa menjadi tontonan rakyat. “Film demikian akan mendapat penilaian khusus di sini," kata Eddy di Bandung.
Eddy menjelaskan, "Tujuan adanya festival 2015 ini diantaranya mengajak seluruh daerah di Indonesia khususnya Bandung untuk menjunjung film-film cerita khas daerahnya.”
Dikemukakannya, ratusan film telah disaring, termasuk film-film yang tayang di bioskop dengan kategori film, sinetron serial dan FTV yang dimasukkan nominasi. Penghargaan kepada pemenang FFB disebut "terpuji."
KRISNI di salah satu adegan laga RINDU SATPAM KITA |
Untuk FFB 2015 pada kategori sinetron serial dan film televisi, selain sinetron / FTV-nya, nominasi diperoleh pula dari segala unsur yang terlibat dalam penggarapan film itu. Dari 300 sinetron, ungkap Eddy D. Iskandar, panitia menyaring dengan nominasi-nominasi tertentu yang sama seperti Festival Film Bandung tahun lalu.
Selain film terpuji, ada pula nominasi pemeran pria dan wanita terpuji, pemeran pembantu pria dan wanita terpuji, sutradara terpuji, penulis skenario terpuji, penata editor terpuji, penata kamera terpuji, penata artistik terpuji, penata musik terpuji, sinetron serial terpuji, pemeran pria dan wanita sinetron serial terpuji, pemeran pria dan wanita FTV terpuji dan sutradara film FTV.
N. Syamsuddin Ch. Haesy, Produser Eksekutif produksi Rindu Satpam Kita, bersyukur atas pencapaian Krisni Dieta di film seri televisi Rindu Satpam Kita yang tayang di TVRI setiap Minggu pukul 20.00-21.00 wib. Sinetron serial yang dikemas dalam format edutainment, dengan segala ‘rambu’-nya ini relatif lebih sulit dimainkan oleh pemeran. Termasuk dalam mengartikulasikan pesan moral, esensi cerita, dan karakterisasi para pemerannya.
Sosok Rindu
DI dalam Rindu Satpam Kita, Krisni Dieta berperan sebagai Rindu. Seorang mahasiswi yang nyaris putus kuliah karena kondisi ekonomi Pak Icham (Andi Bersama) dan Mbok Darmi (Lisa Syahtiani), orang-tuanya. Pak Icham meninggal ketika Rindu sedang bertugas. Darmi yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga bekerja di keluarga Jendral Gendon (Wawan Wanisar).
Rindu pun menekuni studi sekaligus melaksanakan tugasnya sebagai satpam di Bank BNI. Prestasi kerja yang dukirnya memberi peluang Rindu melanjutkan studinya. Rindu beroleh beasiswa. Tapi, menekuni studi sambil bekerja sebagai satpam tidaklah mudah. Apalagi, terdapat gangguang di lingkungan sekitar. Rindu dihina dan dicemeeh oleh koleganya, Lina (Christy Carol) dan kemenakan Bu Gendon (Ida Zein), Rani (LaTisya).
Rindu yang memperoleh simpati dari Shinta (Wina Marrino) dan empati dari Anto (Arief Wibowo), juga terganggu oleh juragan kontrakan Kong Ucup (Babe Yusuf) dan para begundalnya. Hampir menjadi korban cinta Roy (Shamy Bajery). Untunglah, Rindu bersahabat dengan Wulan (Erma Zarina) yang kemudian menjadi komandannya.
ANTO (Arief Wibowo), RINDU (Krisni), RUDY (Asrul Dachlan) dan SHINTA (Wina) usai syukuran usai wisuda RINDU |
Rindu, bahkan dihadapkan oleh rahasia ayah dan ibunya yang ternyata memiliki anak sulung, kakak Rindu, bernama Rusdi yang karena kemiskinan diserahkan kepada saudagar Malaysia. Rindu dapat mencapai puncak karirnya sebagai Kepala Cabang di tempat semula dia menjadi cabang. Sekaligus menghantarkan Rusdi bagi Darmi ibunya, sekian tahun kemudian melalui jalan berliku.
Krisni memang serius dengan perannya ini. Sebagai Rindu, dia menjadi tokoh protagonis dengan takaran tertentu yang medium sesuai dengan karakterisasinya sebagai sosok yang medium intra-ekstravert, mampu mengelola instink dan sense, tidak meledak-ledak dan proporsional.
Dalam proses casting, Krisni Dieta dipilih, karena dia pemain yang paling siap memerankan tokoh Rindu. Untuk memastikan kesediaannya sebagai Rindu, Krisni harus meluncur dari Bandung ke Jakarta, meski sebelumnya baru selesai melakukan sesi pemotretan di Bali.
Tak hanya itu. Untuk memerankan tokoh Rindu, Krisni berani mengorbankan rambutnya yang panjang tergerai. Hal yang sama dilakukan oleh Erma Zarina, pemeran Wulan. Apa yang dilakukan Krisni adalah totalitas komitmen untuk menjadi aktris. Karena dalam produksi ini, Akarpadi Selaras Media memang mengabaikan star system yang sering disyaratkan stasiun televisi.
Karena itu, di Rindu Satpam Kita yang merupakan produksi perdana Akarpadi Selaras Media, Krisni berinteraksi dengan para aktor dan aktris teater seperti Andi Bersama, Lisa Syahtiani dan Hendrayan. Dia juga berinteraksi dengan aktor – aktris senior Wawan Wanisar, Ida Zein, dan Iwan Gardiawan. Berinteraksi dengan Erma Zarina dan Asrul Dahlan yang melangkah lebih awal. Juga dengan sesama aktris potensial seperti Christy Carol, Wina Marrino, Karina Meitha, Shamy, Arief Wibowo, dan lain-lain. Krisni kian matang sebagai Rindu dan Rindu Satpam Kita menemukan formatnya sesuai ide cerita dan konsep kreatif, di bawah arahan sutradara Tito Kurnianto. Episode 1 - 9 sinetron serial ini distrutradari Guntoro Sulung. Episode 10 sampai 30 ditangani Tito Kurnianto yang sebelumnya dikenal sebagai editor sekaligus penyelaras akhir beberapa sinetron dan film.
Di Rindu Satpam Kita, Krisni harus melakukan adegan laga, adegan-adegan murni drama fragmentaris, dengan persepsi filosofis religius untuk pesan moral yang kental melalui dialog, termasuk penguasaan teknis berbagai istilah operasional perbankan. Di sinetron serial ini penulis skenario N. Syamsuddin Ch. Haesy banyak memasukkan unsur-unsur filosofi lewat kidung Jawa, Sunda, dan tembang Melayu. | JM Fadhillah