Duri Beracun dalam Daging

| dilihat 867

Tok Séngon

KAMI meninggalkan Kuala Lumpur International Airport (KLIA), jelang tengah hari, menuju ke Janda Baik, Pahang, tempat kami tinggal.

Saya duduk di depan, di sebelah Bob, pemandu (sopir) kami yang berbadan besar. Anak-anak saya memanggilnya Mr. Brown Giant.

Marsha duduk di kursi tengah sebelah kanan, di sebelahnya, persis di belakang kursi saya duduk Jameela.

"Atok.. supaya tak mengantuk, cerita lah.." ujar Marsha.

"Coba cerita tentang kalangan yang harus diwaspadai dalam kehidupan ini," sambar Jameela.

Sekelebat, melintas ide  masih berbincang tentang tiga kalangan yang harus diwaspadai: Pengkhianat, Penzalim, dan Pengadu-domba.

Saya bercerita tentang Bal’am bin Baurah di zaman Musa alaihissalam. Jameela dan Marsha menyimak.

Bal’am seorang cendekia, tetapi cendekiawan yang melacurkan idealismenya. Ia pemburu jabatan dan status simbol dan senang politicking.

Bal'am ingin beroleh kedudukan terhomat dalam pemerintahan Ramses II alias Fir’aun. Untuk kepentingannya itulah, dia berkhianat kepada Musa as.

Dialah yang diam-diam memberitahu Ramses, posisi Musa as, sehingga kisra yang menobatkan dirinya sebagai penguasa, laiknya Tuhan, itu pun memburu Musa dan pengikutnya.

Saya juga bercerita ehwal penghianatan sejumlah murid Isa as, yang memberikan informasi kepada penguasa Yahudi, sehingga Isa as, diburu dan kemudian didera dengan penyiksaan luar biasa.

"Mereka itu kaum yang mudah tergoda oleh iming – iming kekuasaan dan gemerlap dunia, fantasi yang akhirnya menjebak mereka," ungkap saya.

Pengkhianatan adalah tindakan manusia mengabaikan konsistensinya atas suatu komitmen, termasuk komitmen persahabatan di jalan kebaikan dan kebenaran yang terikat keyakinan tauhid.

Mereka berkhianat, karena tak kuasa melawan hawa nafsunya, terutama syahwat kekuasaan. Mereka mudah menghalalkan cara iblis yang diharamkan Allah. Menggunting dalam lipatan, menohok kawan seiring, dan ‘mengangguk di depan, mencibir di belakang.’

Umumnya, seseorang berkhianat karena takluk pada rayuan iblis dan tak berdaya menghadapi hawa nafsunya.

Saya membacakan tafsir ringan tentang hal itu.

“Dan bacakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka berita yang kami berikan kepada ayat-ayat Kami, kemudian ia tidak mengindahkannya lantas ia digoda oleh syaitan, maka ia termasuk orang yang sesat. Dan kalau Kami kehendaki, tentu kami dapat tinggikan derajatnya dengan mengikuti ayat-ayat-Ku itu, tetapi ia condong kepada kesenangan dunia dan mengikuti hawa nafsunya” (QS Al A’raf 175).

Marsha membuang pandangannya ke barisan pohon sawit yang berbanjar di tepian lebuh raya.

Dia bertanya sekenanya, "Penderhaka cam tu may be exemplified as what?”

Saya tak menjawab langsung pertanyaan Marsha, saya sampaikan lanjutan ayat itu.

“(Pengkhianat, itu) amsalnya laksana anjing; jika kau halau dijulurkannya lidahnya, dan jika engkau biarkan maka dijulurkannya pula lidahnya. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka menzalimi diri sendiri“ (QS Al-A’raf -176).

Marsha bergidig. Jameela menampakkan wajah sinis.

Saya katakan, bila merujuk ke ayat itu, setiap pengkhianat selalu menjadi bagian dari kezaliman dan penzaliman, dan pada kasus Musa as dan Isa as, juga kasus-kasus yang dihadapi Rasulullah SAW, para penghianat selalu cenderung menjadi pengadu-domba.

Mereka senang melakukan namimah. Tentu sangat mudah mengembangkan ghibah (rumors), buhtan (hoax) dan fithan (fitnah). Mereka memandang pengkhianatan merupakan sesuatu yang biasa dan lazim saja dalam kehidupan manusia.

"Bagaimana sikap Islam atas perilaku jahat seperti itu?" tanya Marsha.

"Bersikap tegas, tentu! Ada hukum dan regulasi yang secara khusus mengatur tentang hal itu. tapi, esensinya adalah bersikap tegas. Karena mereka yang berkhianat telah mengambil posisi sebagai musuh," ujar saya.

"Apa ciri pengkhianat di kalangan cendekiawan, Atok?"

"Mereka dengan ilmu pengetahuannya gemar melakukan pembenaran, menyetujui perbuatan dzalim dan ketidak-adilan. Mereka memutar-balik kebenaran sesuai dengan selera penguasa yang mereka puja," ungkap saya.

"Apa tujuannya? Sekadar untuk konsolidasi, agar umat tidak terkontaminasi oleh perbuatan mereka?" tanya Marsha.

"Lebih dari itu.. Ada konsensus mayoritas ulama Fiqh. Tindakan tegas diberikan kepada para pengkhianat, untuk melindungi Islam sebagai jalan kehidupan, way of life, dari setiap upaya merendahkan atau merongrong fungsinya sebagai fondasi, dasar legitimasi  dan sumber ajaran Islam, hukum, dan semua sistem kehidupan terkait Muslim."

"Jadi, pengkhianat itu seperti duri di dalam daging?" sambung Jameela.

"Duri beracun di dalam daging.. Maka berhati-hatilah dengan para pengkhianat." |

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 216
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 429
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 428
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 398
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 497
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1580
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1371
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya