Hot Spot Indonesia - Malaysia

Asap Menyergap Udara Pengap Petinggi Bersilang Cakap

| dilihat 2368

Pemerintah Indonesia cq Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, belum sepenuhnya berhasil menghentikan kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun di wilayahnya. Walaupun dalam debat Calon Presiden jelang Pemilihan Presiden 2018 lalu, Presiden Joko Widodo menyebut sudah berhasil mengatasi masalah laten itu.

Masalah asap yang jelma jadi kabut menyesakkan bagi warga di Pekanbaru - Riau dan Banjarbaru - Kalimantan Selatan, serta beberapa wilayah Malaysia dan Singapura, dan mengancam kehidupan.

Jum'at (13/9/19) warga Pekanbaru melakukan salat Jum'at dengan menggunakan masker. Ini pertanda, kebakaran hutan memang tak sungguh telah berhasil diatasi oleh pemerintah.

Asap menyergap. Udara Pengap. 

Menurut data satelit Copernicus Atmosphere Monitoring Service - Kebakaran hutan di Indonesia, sejak 2015 mengalami kenaikan tajam. Diperkirakan, tak kurang dari 14 megaton karbon dioksida dikeluarkan dari nyala api (5/9/19), lebih dari tiga kali lipat rata-rata pada hari ini selama 15 tahun sebelumnya, menurut data satelit dari. Data ini 'dimainkan' oleh Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan Perubahan Iklim, Yeo Bee Yin - Wakil Ketua Pemuda Pakatan Harapan dari anasir Partai Aksi Demokratik (DAP). Dia juga anggota parlemen dari daerah pemilihan Bakri, Johor.

Ulah Yeo, bikin report Duta Besar malaysia untuk Indonesia di Jakarta, yang saat peringatan Hari Malaysia di Kedutaan Besar Malaysia, Rabu (11/9/19) di Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta mesti meluruskan informasi.  Pernyataan Yeo di akun facebook-nya, menimbulkan kesan seolah-olah masalah asap yang diduga dari Indonesia dan melintas ke Malaysia, menjadi sesuatu menghangatkan hubungan Malaysia - Indonesia.

Yeo mengungkapkan, Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr.Mahathir (Dr.M)., akan sesegera mungkin akan mengirim surat resmi kepada Presiden Joko Widodo untuk bekerjasama mengatasi masalah kabut lintas batas dua negara. Seakan-akan merupakan surat protes. 

Menurut Yeo Bee Yin, Tun Dr.M., telah setuju untuk menulis kepada Presiden Jokowi untuk memberikan perhatiannya pada masalah kabut lintas batas. Yeo mengemukakan hal itu kepada wartawan, setelah menutup Hari Inovasi Industri Teknik Industri Universiti Teknologi Malaysia di Johor Bahru, Kamis (12/9/19).

Komunikasi dua negara sudah berlangsung. Pembicaraan untuk kerjasama kedua negara mengatasi masalah itu, sudah dibahas dalam pertemuan antara petugas Pemerintah Malaysia dengan perwakilan dari Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia tentang status terbaru dari situasi kabut asap di negara tersebut.

Yeo keukeuh menggunakan data dari asmc.asean.org yang dipandangnya sebagai rujukan negara-negara ASEAN ihwal asap lintas batas. Asap yang mengepung Malaysia menyebabkan sejumlah sekolah di Johor Baru ditutup sementara. Sungguhkah asap itu berasal dari Indonesia?

Data menunjukkan, titik api di Kalimantan meningkat menjadi 1.188 pada kamis, dari 480 sebelumnya.  Di Sumatra, ada 431 titik api. Di wilayah Malaysia, terdapat empat titik api di Sabah dan Serawak, dan satu titik api di wilayah Semenanjung.

Pemerintah Malaysia, siap bekerjasama memadamkan kebakaran di wilayah Malaysia, dakan karenanya diharapkan, pemerintah Indonesia juga bertanggungjawab memadamkan api di wilayah Indonesia.

Surat yang disiapkan Pemerintah Malaysia, memang bukan surat protes kepada Indonesia. Melainkan ungkapan niat Malaysia untuk membantu Indonesia menangani kabut asap, khasnya dalam memerangi kawasan hutan terbakar, seperti ungkap Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Bakar.

Pernyataan Zainal Abidin Bakar, itu mengklarifikasi silang cakap antara dua petinggi yang mengurusi lingkungan hidup di dua negara. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, dilaporkan media lokal Indonesia, telah mengatakan bahwa Malaysia telah mengirim surat protes, dan menuduh Indonesia menyebabkan kabut asap di Malaysia.

Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), asap atau kabut dari api di Kalimantan terdeteksi menyeberang ke wilayah Malaysia hanya satu jam pada 8 September.

Menteri yang berasal dari Partai Nasdem, itu juga menyatakan, asap (kabut) yang memasuki Malaysia, ke Kuala Lumpur, berasal dari Sarawak dan dari Semenanjung Malaysia, dan mungkin dari bagian Kalimantan Barat. "Jadi (Malaysia) harus objektif dalam menjelaskannya, ”kata Siti Nurbaya Bakar.

Lepas dari saling silang kata seputar masalah kebakaran hutan yang menimbulkan asap menyesakkan warga Pekanbaru - Riau dan Banjarbaru - Kalimantan Selatan, tersiar informasi, lebih dari 42.000 hektar lahan (hutan dan perkebunan) telah terbakar sejak Januari, dengan ratusan hektar dilaporkan masih terbakar di beberapa provinsi di Indonesia.

Penduduk Kuala Lumpur merasakan langit menjadi semakin berasap dalam beberapa hari terakhir, karena asap telah menyebar melintasi selat Malaka.

Reuter mengutip, Yeo mengatakan, bahwa arah angin berarti kabut tidak mungkin berasal dari Sarawak. "Yeo masih muda, belum matang sebagai politisi. Dia tak paham bagaimana mesti menyelesaikan masalah. Pernyataannya mengundang perdebatan yang tidak perlu. Karena yang diperlukan adalah menempuh solusi bersama," ujar mantan aktivis lingkungan Malaysia yang tinggal di Damansara, dan tak hendak namanya disebutkan.

Siti Nurbaya Bakar, bersikap jelas, dan mengatakan dia tidak mencari alasan, tetapi tidak "punya waktu untuk polemik." Siti Nurbaya lebih suka bekerja memadamkan api yang meliputi area "besar."

Siti Nurbaya Bakar juga menyebut, pihaknya telah mengerahkan 46 helikopter untuk pengeboman air dan penyemaian awan.

Indonesia juga telah mengirim ribuan personel keamanan untuk mencoba memadamkan api. Pemerintah juga telah menutup perkebunan yang dioperasikan oleh setidaknya 30 perusahaan, di mana kebakaran telah terlihat, dan akan melakukan tuntutan pidana terhadap empat perusahaan.

Menurut Siti Nurbaya Bakar, setidaknya empat perusahaan kelapa sawit yang tanahnya telah ditutup merupakan anak perusahaan dari kelompok perusahaan Malaysia. Yakni, Sime Indo Agro yang berbasis di Kalimantan Barat - unit Perkebunan Sime Darby; Sukses Karya Sawit - unit IOI Corporation, Rafi Kamajaya Abadi - unit TDM Berhad; dan Adei Plantation and Industry yang berbasis di Riau - unit dari Grup Kepong - Kuala Lumpur.

Juru bicara Minamas Plantation dari grup Samas Darby di Indonesia, menyatakan, perusahaan tidak menyadari perkebunannya telah ditutup karena sedang memantau hotspot. Sime Darby dan IOI mengatakan mereka sedang mereview operasi mereka di Indonesia.

Jum'at (13/9/19) Indonesia menolak keluhan Malaysia tentang asap berbahaya yang melayang dari kebakaran hutannya di seberang perbatasan, dan menyatakan, api juga berkobar di beberapa bagian Malaysia dan di perkebunan milik Malaysia di Indonesia.

Siti Nurbaya Bakar - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup merasa Malaysia belum memberikan gambar obyektif dari api, yang telah melahap beberapa titik di pulau Sumatra dan Kalimantan Indonesia selama lebih dari sebulan.

Dikatakannya, mungkin kabut asap dari kebakaran di Indonesia telah melintas ke Malaysia, tapi kebakaran yang terdeteksi minggu lalu terjadi di negara bagian Sarawak, Malaysia dan Semenanjung Malaysia juga berkontribusi terhadap memburuknya kualitas udara di sana.

"Saya hanya meminta mereka (Malaysia) bersikap objektif dan berurutan dalam analisis data mereka," katanya kepada Reuters, Jumat, menanggapi pernyataan Kuala Lumpur yang menggunakan data terkini dari ASEAN Specialized Meteorological Centre.

Terkesan arogan,  Yeo Bee Yin dalam sebuah posting di halaman facebook-nya pada Kamis malam mengatakan, Indonesia "tidak boleh menyangkal" dan data harus berbicara sendiri.

Asap menyergap. Udara pengap. Petinggi bersilang cakap. 

Malaysia menutup sejumlah sekolah dan mengirim setengah juta masker wajah ke Sarawak minggu ini, setelah asap kian menyergap..

Kualitas udara di kota-kota Indonesia yang paling dekat dengan kebakaran juga disergap asap. Pada hari Rabu (12/9) dan Jum'at (13/9) ribuan rakyat mengadakan doa massal, memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan.  | Noora / Karim Labai

Editor : bungsem | Sumber : Bernama, AFP, Reuter, Strait Times, Antara, dan berbagai sumber
 
Humaniora
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 100
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 517
Momentum Cinta
12 Mar 24, 01:26 WIB | Dilihat : 526
Shaum Ramadan Kita
09 Mar 24, 04:38 WIB | Dilihat : 445
Pilot dan Co Pilot Tertidur dalam Penerbangan
Selanjutnya
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 243
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 422
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 317
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 272
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya