PENSYLVANIA | Kampanye Donald Trump - mantan Presiden Amerika Serikat (AS) yang kembali ikut kontestasi Pemilihan Presiden 2024-2028, di Butler, Pensylvania, Sabtu - (13/7/24) pukul 18.03 GMT atau Ahad (14/7/24), terhenti.
Butler, Pennsylvania – adalah negara bagian yang penting dalam pemilu bulan November – ketika kontestasi, kelak dimulai. Sebutir peluru melukai telinga kanan politisi Partai Republik tersebut.
Trump menyadari telinganya terluka dan spontan memegang telinganya saat sedang berpidato di mimbar. Ia segera menunduk di balik mimbar, seorang pengunjung kampanye terdengan berteriak dan menangis.
Sejumlah pasukan pengamanan mantan Presiden AS tersebut segera naik ke panggung, melindungi Trump, lantas membawanya turun. Kemudian melarikan Trump dari lokasi kampanye ke Rumah Sakit Butler Memorial.
Setelah itu Trump terbang ke New Jersey, lantas mendarat di Bandara Internasional Newark Liberty tengah malam. Di bandara tersebut, terlihat Trump berjalan menuruni tangga pesawat, kemudian begerak cepat ke kediamannya.
Berbagai media AS bersumber FBI memberitakan, seorang pengunjung kampanye tewas, dua lainnya terluka. Semua korban adalah lelaki.
Beberapa saat kemudian, FBI (Federal Bureau of Investigation) mengumumkan, penembak yang berusaha membunuh Trump sudah teridentifikasi : Thomas Matthew Crooks, berasal dari Bethel Park, Pensylvania.
Penembak Trump Ditembak Petugas FBI
Petugas FBI, seperti diberitakan media, berhasil menembak lelaki berusia 20 tahun tersebut di atap sebuah gedung, beberapa ratus meter dari lokasi kampanye Trump.
Berbagai letupan terdengar ketika Trump berbicara tentang Presiden Joe Biden, dan pemerintahannya. Beberapa pendukung yang memegang poster dan berdiri di belakang Trump merunduk seketika, saat suara tembakan terdengar.
Komite Nasional Partai Republik (RNC) melalui pernyataan yang diterbitkan di situsnya menyatakan, "dia baik-baik saja." Trump dan RNC berterima kasih kepada petugas penegak hukum yang segera bertindak. Polisi Pennsylvania mengatakan tidak ada ancaman lebih lanjut setelah penembakan tersebut
Trump, dalam postingan di jaringan Truth Social miliknya, menyatakan, sebuah peluru menembus "bagian atas" telinga kanannya.
"Saya langsung tahu ada yang tidak beres karena saya mendengar suara mendesing, tembakan, dan langsung merasakan peluru menembus kulit," tulis Trump. "Banyak pendarahan, sehingga saya menyadari apa yang terjadi."
Dari beberapa foto yang disiarkan beragam media, terlihat darah di telinga dan mengalir ke wajah Trump, ketika petugas perlindungan melmbawanya turun dari panggung dan membawanya ke mobil.
FBI menyatakan, insiden itu merupakan upaya pembunuhan terhadap Trump. Dinas rahasia ini menyatakan, segera melakukan “investigasi aktif dan berkelanjutan,” sebagaimana dibenarkan Agen Khusus Kevin Rojek.
Pelaku penembakan ditembak mati di tempat kejadian oleh penembak jitu FBI, ujar Anthony Guglielmi, juru bicara badan tersebut.
Senjata Model AR
Kepada CBS News, sumber penegak hukum mengatakan, Crooks menggunakan "senapan model AR" dan menembak dari sebuah gedung beberapa ratus meter di luar lokasi.
Dia menambahkan, bahwa penembak tersebut itu tidak membawa tanda pengenal, sehingga penyelidik menggunakan DNA untuk mengidentifikasi dia secara resmi.
Kendati semikian, kata sumber tersebut, FBI belum melakukan identifikasi motif upaya pembunuhan tersebut.
Dari catatan pemilih di negara bagian Pensyilvania, menunjukkan bahwa Crooks terdaftar sebagai anggota Partai Republik. Dia, menurut laporan media-media AS, telah menyumbang $15 kepada kelompok kampanye liberal pada tahun 2021.
Para pengamat yang berbicara kepada BBC menduga bahwa suara tembakan mungkin berasal dari gedung satu lantai di sebelah kanan panggung tempat Trump berpidato.
Greg, salah seorang saksi mata mengatakan kepada BBC, bahwa dia melihat seseorang yang tampak mencurigakan. Seolah "beruang merangkak" di atap gedung sekitar lima menit setelah Trump naik ke panggung. Dia mengatakan, telah menunjukkan orang itu ke polisi.
“Dia punya senapan, kami bisa melihatnya dengan jelas membawa senapan,” katanya. "Kami menunjuk ke arahnya, 'hei, ada pria di atap dengan senapan.' Polisi berlarian seperti tidak tahu apa yang sedang terjadi," ujar Greg.
Donasi untuk Korban
Seorang anggota timpanye Trump yang hadir dalam kampanye terbuka tersebut mengatakan kepada BBC bahwa dia mendengar "rentetan" tembakan.
Situasi kacau, sebagaimana nampak dalam berbagai siaran televisi. Kendati demikian mereka kembali duduk dan berdiri sambil mengacungkan poster bertulis "Trump," kala mantan Presiden AS itu mengepalkan tinjunya dari tengah perlindungan ketat para pengawalnya.
“Kami tidak percaya hal ini terjadi,” kata Warren, salah satu dari dua sumber BBC. Debbie, sumber yang lainnya mengatakan seorang gadis kecil di samping mereka menangis karena dia tidak ingin mati.
Anggota Kongres dari Partai Republik Ronnie Jackson mengatakan kepada BBC bahwa keponakannya terluka dalam penembakan itu. Dia menderita luka ringan di lehernya dan dirawat di tempat kejadian, kata Jackson dalam sebuah pernyataan.
Tim kampanye Trump, segera membuka laman GoFundMe untuk sumbangan kepada para pendukung Trump dan keluarga yang terluka atau terbunuh dalam kampanye terbuka di Pennsylvania, itu. Donald Trump, telah mengesahkan akun tersebut, dan beberapa jam kemudian sudah berhasil mengumpulkan lebih dari $170.000.
Akun yang dikelola oleh direktur keuangan nasional kampanye Trump, Meredith O'Rourke, tersebut telah menarik lebih dari 2.000 donasi sejak dibuka beberapa saat setelah peristiwa terjadi.
“Presiden Donald Trump telah mengizinkan akun ini sebagai tempat sumbangan kepada para pendukung dan keluarga yang terluka atau terbunuh dalam upaya pembunuhan brutal dan mengerikan hari ini,” demikian penjelasan di laman tersebut.
“Semua donasi akan disalurkan kepada warga Amerika yang bangga ini saat mereka berduka dan pulih. Semoga Tuhan memberkati dan mempersatukan bangsa kita,” kata Rourke.
Sejumlah pemimpin negara dan pemerintahan di dunia, 'menciapkan' rutuk dan kutuk mereka di akun X (twitter) masing-masing. Antara lain, Presideen Prancis Emanuel Macron, Perdana Menteri Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan lain-lain.
Biden Kurangi Aktivitas Kampanye
Menanggapi peristiwa beradarah tersebut, Presiden Joe Biden mengatakan, “tidak ada tempat untuk kekerasan semacam ini” di AS. Selepas peristiwa penembakan terjasi, politisi dari berbagai spektrum telah menawarkan dukungan kepada Trump.
Natasha Korecki dan Carol E. Lee dari NBC News menulis, peristiwa penembakan atas Trump berdampak pada Partai Demokrat dan Tim Kampanye Biden. Mereka mencoba mengurangi aksi kampanye, termasuk menghapus iklan televisi.
Peristiwa tersebut juga menghentikan kegaduhan di Partai Demokrat yang hendak menggantik Biden sebagai kandidat mereka. Kegaduhan itu berlangsung selama dua pekan terakhir.
Banyak anggota Partai Demokrat mengatakan, ungkap Korecki dan Lee, upaya pembunuhan atas Trump akan menghentikan segala upaya untuk menggantikan Presiden Joe Biden. Setidaknya untuk sekarang. “Saya pikir ini sudah berakhir,” kata salah satu sekutu Biden. “Anda baru saja kehilangan semua momentum.”
Sebelum terjadi peristiwa yang menodai demokrasi AS tersebut, Biden sedang melakukan tur pengendalian kerusakan setelah debat calon presiden yang membawa bencana pada tanggal 27 Juni.
Sebagai calon calon dari Partai Demokrat, Biden mengadakan pertemuan kaukus dengan kelompok-kelompok anggota parlemen dari Partai Demokrat yang dimaksudkan untuk menghilangkan kekhawatiran.
“Mereka mengalami hari politik yang sangat buruk, dan kemudian kita mengalami peristiwa supernova. Sekarang, semuanya terhenti,” kata seorang ahli strategi Partai Demokrat yang sudah lama terlibat dalam berbagai kampanye kepresidenan.
“Jika Anda seorang pendukung: 'Bagaimana kita memberi tahu orang tua (Biden) bahwa sudah waktunya untuk pergi?' - sangat sulit untuk membicarakan hal itu secara publik. Peristiwa ini menghalangi sinar matahari saat ini.”
Alih-alih menunggu kemungkinan seruan lebih lanjut dari Kongres agar ia mundur, Biden malah naik panggung sebagai presiden, berpidato di depan umum melalui siaran langsung di televisi, di mana ia mengutuk kekerasan.
“Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan seperti ini; itu sakit, itu sakit,” kata Biden. Dan kemudian, kembali ke salah satu tema mendasar ketika ia pertama kali mencalonkan diri pada tahun 2019, Biden berkata, “Itulah salah satu alasan mengapa kita harus mempersatukan negara ini.” | tokngah / delanova