Kunjungan Presiden Turki ke Malaysia, Indonesia dan Pakistan

Presiden Erdogan Sekali Merengkuh Dayung

| dilihat 778

Kunjungan resmi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (11-13 Februari 2025) ke Malaysia, Indonesia, dan Pakistan ibarat kata sekali merengkuh dayung tiga negara tersambangi. Efisien dan efektif.

Kunjungan Erdogan ibarat kunjungan sesama saudara. Sejarah hubungan kenegaraan dan kebangsaan Turki dengan ketiga negara, telah berlangsung sangat lama. yang sangat lama dengan ketiga negara. Melampai lima abad.

Hubungan Turki dengan tiga negara Asia tersebut telah berlangsung sejak masa Kesultanan Ottoman, sampai era modern dan kini.

Dengan Indonesia, hubungan tersebut telah berlangsung sejak abad ke 16 dan ke 17, masa Sultan Aluddin Riayatsyah Al Kahhar (1539-1571) bertahta. Turki-lah yang membantu Aceh menghadapi Portugis atas komando Sultan Sulaiman yang dilanjutkan puteranya Sultan Selim II. Kala itu, ekspedisi Turki dipimpin Kurtoglu Hizir Reis menjalankan perintah Sultan Turki.

Hubungan kian erat dan saling bantu antara Kesultanan Aceh dengan Turki, khasnya ketika Turki berkonflik dengan Rusia, atau ketika Aceh berperang melawan Belanda. Turki juga menjalin hubungan dengan Sultan Demak dan Sultan Mataram Islam.

29 Desember 1949 Turki mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, melakukan hubungan diplomatik tahun 1950. Lantas menegaskan hubungan diplomatik tersebut dengan membuka Kedutaan Besar Turki di Jakarta (10/4/1957).

Terdepan

Dua tahun kemudian (24/4/1959) Presiden Sukarno berkunjung ke Ankara dan menjalin komitmen dengan Presiden Celal Bayar untuk menguatkan lagi hubungan diplomatik kedua negara.

Selepas itu hubungan Turki - Indonesia mengalami surut, sampai Perdana Menteri Necmettin Erbakan mengunjungi Indonesia, Agustus 1996. Bersama Presiden Soeharto kembali menyegarkan hubungan diplomatik tersebut. Erbakan sangat bersahabat dengan Bj Habibie, Wakil Presiden Republik Indonesia kala itu (dan dilantik sebagai Presiden RI, dua tahun kemudian).

Desember 2004, dua bulan sejak pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Aceh diterjang tsunami. Turki, terbilang negara sahabat terdepan dalam program rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh. kala itu, Erdogan masih menjabat Perdana Menteri.

Presiden SBY mengunjungi Turki atas undangan Presiden Abdullah Gul, setelah 25 tahun tak ada kunjungan Presiden RI ke Turki. Selama masa itu, Erdogan selaku PM sudah dua kali berkunjung ke Indonesia.

Tahun 2011, Turki melalui Erdogan mengambil inisiatif menguatkan dan kian meningkatkan hubungan diplomatik dengan inisiatif kemitraan strategis. Maknanya, seperti kata Erdogan, kunjungannya di awal tahun 2025 ini menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara.

Dalam kunjungannya kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Bogor, tercapai komitmen keduanya meningkatkan nilai perdagangan Turki - Indonesia dari lebih 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 10 dolar AS.

Sambutan Istimewa

Presiden Prabowo memperlakukan Presiden Erdogan secara istimewa. Ia bersedia hujan-hujanan menyambut tamunya itu di bawah tangga pesawat.

Ketika memasuki halaman Istana Bogor, Presiden Erdogan disambut pasukan jajar kehormatan, motoris dan pasukan berkuda yang bilangannya mencerminkan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Turki.

188 anggota drumb band Lokananta bejajar di kiri kanan jalan yang dilalui kendaraan Presiden Erdogan. Sambutan hangat juga diberikan oleh 200 siswa-siswi berbagai sekolah dasar dan menengah di kota Bogor. Ibu Negara Emine tak terlihat di Istana Bogor.

Di Malaysia (Putrajaya dan Kuala Lumpur),  PM X Malaysia Anwar Ibrahim dan istrinya Wan Azizah Wan Ismail (Timbalan PM ke 12, 2018-2020) menyambut dan menghantar Presiden Erdogan dan Emine di tangga pesawat. Ketika berlangsung pembicaraan resmi antara Presiden Erdogan dan PM Anwar Ibrahim, Emine dan Wan Azizah melakukan first ladies program. Mengunjungi Taman Botani Perdana.

Menteri Wilayah Persekutuan, Zaliha binti Mustafa, Pemimpin DBKL (Dewan Bandaraya Kuala Lumpur) - istilah untuk Walikota Kuala Lumpur -- Maimunah Mohd Sharif, menyertai dan menjelaskan ihwal  proses daur ulang bahan limbah kepada Ibu Negara Emine dan Wan Azizah. Lantas menanam pohon 'Merbau,' yang melambangkan kekuatan dan ketahanan serta memiliki makna budaya yang mendalam sebagai pohon nasional Malaysia. Emine juga menyaksikan penanda-tanganan perjanjian kerja sama strategis antara Zero Waste Foundation Samed Agirbas dan Pemerintah Kota Kuala Lumpur.

Romantisme Anwar Ibrahim

Akan halnya Presiden Erdogan dan PM X Anwar Ibrahim, membuat komitmen peningkatan nilai perdagangan Malaysia - Turki dari 5 miliar dolar AS menjadi 10 miliar dolar AS.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Erdogan, Perdana Menteri (PM) X Malaysia, Anwar Ibrahim memercik romantisme. Anwar menyebut, Erdogan dan istrinya Emine merupakan sahabat yang secara tulus memberi perhatian khas kepadanya dan keluarga di masa kehidupan pahit.  Khasnya, kala ia terlempar dari kekuasaan sebagai Wakil PM VII dan Menteri Keuangan (1998), Kala itu, sedikit 'sahabat' yang membuka hati kepadanya.

Karenanya, Anwar dan istrinya (Wan Azizah Wan Ismail) sempat mengajak Erdogan dan Emine, menampakkan kemesraan di jejantas Menara Kembar Petronas Kuala Lumpur (KLCC).

PM X Anwar Ibrahim dan Wan Azizah (yang juga mantan Wakil PM Malaysia) agaknya sengaja menggelar acara khas dalam majelis menjamu selera untuk pasangan sahabatnya itu. Erdogan dan Emine beroleh perlakuan istimewa, disambut dan dihantar hingga tangga pesawat.

Di Malaysia, Erdogan sempat menerima anugerah Doktor Kehormat Universiti Malaya (UM) dalam "Hubungan Internasional," langsung dari Konselor UM Timbalan Yang di-Pertuan Agung - Sultan Perak, Sultan Nazrin Muizzudin Shah, yang digelar di Putrajaya International Convention Centre (PICC).

Pada kesempatan tersebut, saat menyampaikan kuliah umum di hadapan lebih 3000 civitas akademika dan wisudawan, Erdogan menyatakan, anugerah doktor kehormat (honoris causa) tersebut diterimanya sebagai penghormartan.

Kemitraan Strategis Komprehensip

Bagi Universiti Malaya sendiri, pemberian ijazah dan gelar doktor kehormat tersebut sejalan dengan aspirasi Universitas Malaya untuk menciptakan platform strategis jangka panjang yang menciptakan dampak global yang signifikan.

Karenanya, anugerah tersebut selain bermakna bersejarah, juga memacu upaya UM dalam memberikan penghargaan kepada individu terhormat yang menginspirasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai universal.

Suasana khas hubungan personal dan kebangsaan Erdogan dan Emine di Malaysia lebih terasa. Anwar Ibrahim piawai beretorika dan membangun suasana romantik. Pilihan-pilihan diksi dan tatanan kalimatnya hidup dan mengesankan.

Anwar mengemukakan, penghargaannya kepada Erdogan atas laksana katalisator untuk kerja sama yang lebih erat antara Malaysia dan Turki di berbagai bidang. Tanpa kecuali bisnis, teknologi, dan pendidikan.

Anwar menggambarkan, Presiden Erdogan telah berhasil membentuk kembali struktur negara dan memposisikan Turki sebagai sesuatu yang sangat diperlukan sebagai pemain di panggung global.

Presiden Erdogan mengatakan bahwa upaya ini dapat dilihat dari hubungan Turki dengan Malaysia yang telah meningkat dari "kemitraan strategis" pada tahun 2014 menjadi "kemitraan strategis komprehensif" pada tahun 2022.

Islamophobia

Bagi Presiden Erdogan, Malaysia merupakan salah satu negara terdepan di kawasannya dengan jumlah penduduk hampir 35 juta jiwa, memiliki perekonomian yang dinamis, serta modal insan yang mumpuni.

Turki bermaksud mengembangkan hubungan dengan Malaysia berdasarkan visi kerja sama teknologi dan produksi bersama. Khasnya kolaborasi yang melibatkan industri penerbangan Turki-Malaysia, yang menawarkan kesempatan kerja kepada lebih dari 100 insinyur muda Malaysia.

Selain itu, ungkap Erdogan, volume perdagangan Turki kini telah mencapai lebih dari US$5 miliar pada tahun 2024 sejalan dengan target yang ditetapkan pemerintah. Turki bermaksud meningkatkan perdagangan hingga US$10 miliar secara seimbang berdasarkan posisi mereka sebagai pintu gerbang antara Asia dan Eropa

Dari sudut pandang lain, Presiden Erdogan selalu menyatakan solidaritas penuh dengan Malaysia dalam banyak isu, terutama yang terkait dengan dunia Islam. Ia menghargai dukungan Malaysia untuk Gaza dan perjuangan Palestina. Sikap kuat Malaysia dalam memerangi Islamofobia juga disambut baik oleh Turki.

Presiden Erdogan juga menyatakan komitmennya untuk memperdalam dan memperluas kerja sama di bidang pembangunan ekonomi, sebagaimana dikemukakannya dalam kuliah umum di UM.

Walhasil kunjungan Presiden Erdogan yang juga pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, menampakkan dengan terang  hubungan yang kuat antara Malaysia dan Turki, yang sebagaimana dilansir Menteri Pendidikan Tinggi Zamry Abdul Kadir (yang juga mantan Menteri Luar Negeri), walaupun Turki dan Malaysia terpisah ribuan mil, tetapi cukup dekat untuk dipertahankan, didorong oleh hubungan persahabatan antara Perdana Menteri dan Presiden Erdogan. 

Turki bermaksud untuk memperkuat hubungan dan kerja sama dengan benua Asia menyusul semakin pentingnya benua ini melalui cakupan inisiatif Asia Anew yang diumumkan pada tahun 2019. Itulah sebabnya, selain ke Malaysia dan Indonesia, saat ini Presiden Erdogan sedang berada di Islamabad, Pakistan. Tak tanggung-tanggung, Presiden Pakistan Azif Ali Zardari dan PMK Pakistan Shehbaz Sharif menjemput di bawah tangga pesawat di Islamabad International Airport. | haedar, sharia

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber, Anadolu, Universiti Malaya, Bernama
 
Lingkungan
09 Jan 25, 20:57 WIB | Dilihat : 1228
Petaka Kebakaran Terburuk Landa Los Angeles
22 Des 24, 16:25 WIB | Dilihat : 812
Awan dan Fenomena Alam
29 Nov 24, 04:10 WIB | Dilihat : 918
Banjir Terparah Menerjang Malaysia
19 Sep 24, 12:52 WIB | Dilihat : 1700
Antara Lumbung Pangan dan Kai Wait
Selanjutnya
Humaniora
06 Mar 25, 02:43 WIB | Dilihat : 581
Buka Puasa Bersejarah di Istana Windsor Inggris
04 Mar 25, 03:55 WIB | Dilihat : 414
Shaum di Zaman Sungsang
31 Jan 25, 05:17 WIB | Dilihat : 846
Keserakahan
Selanjutnya