PUISI GUS NAS

Rubaiyat Kiamat

| dilihat 682

H.M Nasruddin Anshoriy Ch

RUBAIYAT KIAMAT

 

1.

Dengan mengucap Bismillah

Rubaiyat ini kutulus di bening kalbu

Bertabur di cakrawala

Menyemerbak di dalam jiwa

 

2.

Al Qori'ah berdiri gagah

Tuhan berfirman pada manusia dan seluruh makhluknya

Apakah kiamat hanya isapan jempol belaka?

Apakah bencana cuma hiasan bibir semata?

 

3.

Mal Qori'ah

Apakah hari kiamat itu

Apakah kiamat itu semacam pesta

Apakah hari kiamat itu masih menyisakan sepatah kata?

Ataukah dunia binasa tanpa menyisakan Izrail sang pencabut nyawa?

 

4.

Wama Adrokamal Qori'ah

Tahukah aku apa makna kiamat itu?

Tahukah engkau kapan kiamat tiba?

Tahukan kita dimana kiamat itu kini berada?

 

5.

Yaumatakununnasukalfarosyilmabtsutsus

Hari kiamat itu manusia seperti serangga di atas kobaran api

Jiwa manusia porak-poranda tak tentu rimba

Raga manusia tercerai-berai antara daging dan tulang-belulangnya

 

6.

Watakunuljibalukal 'ihnil manfus

Manakala gunung-gunung seperti taburan debu

Ketika alam seketika berkubang lumpur jelaga

Tatkala bumi remuk dan langit ambruk tanpa tiang penyangga

 

7.

Faammantsaqolat Mawaazinuh

 Lalu tampaklah mizan keabadian

Neraca akal budi yang adil tiada terperi

Saat amal kebaikan ditimbang dan pahala menjelma cahaya

 

8.

Fahuwafii'isyatirrodhiyah

Saat manusia berakhlak mulia disemayamkan di singgasana

Ketika iman ditampakkan seperti kilau permata

Manakala budi-pekerti menjadi zamrud dan rubi

 

9.

Waammamankhoffat Mawazinuh

Dan orang-orang yang tanpa bekal kebaikan dalam hidupnya

Manusia-manusia pemuja berhala

Makhluk penuh penuh keculasan dan kebencian itu akan memanen amal buruknya

 

10.

Faummuhu Hawiyah

Tempat terburuk bernama neraka

Seburuk-buruk bencana sesudah kematian tiba

Sehina-hina penjara dan kerak kebusukan tiada hingga

 

11.

Wamaa Adrokamal Hawiyah

Tahukan kita apakah neraka bernama Hawiyah itu

Tahukah aku orang-orang seperti apa yang akan menjadi penghuninya?

Tahukah engkau manusia penuh jumawa yang akan kekal di dalamnya?

 

12.

Naarunhamiyah

Ibu segala api yang menyala tiada henti

Yang cipratan panasnya melelehkan tempurung kepala dan seisinya

Yang jilatannya mendidihkan gunung-gunung es dimanapun berada

 

Gus Nas Jogja, 20 Januari 2021

 

 

BENCANA

 

Pada gempa dan banjir kupetik kelopak rahasia

Sebab bunga-bunga mekar yang tak pernah disyukuri

Hutan belantara yang terus digergaji tiada henti

Adalah puncak petaka dan kemanusiaan yang telah mati

 

Bencana datang silih berganti

Sebab langit dan bumi tak lagi menemukan mimpi

Pada manusia yang kehilangan marwah dan budi pekerti

 

Bencana menjelma watak bengis alam semesta

Saat manusia sudah melampaui batas kemanusiaannya

Menyeret-nyeret agama untuk cipratan ludah tipudaya

Menjual iman pada lapak kebencian di pasar loak dunia

 

Kucari hikmah sejati di rumah-rumah roboh

Pada lalat-lalat yang berdengung di tenda-tenda pengungsi

Tapi yang kutemukan adalah kerontang jiwa

Orang-orang yang kelaparan pada ruh dan jati dirinya

 

Berjalan di antara puing-puing hati nurani

Air mataku menjelma banjir bandang dan gemalau duka

Detak jantungku mewartakan gempa di kebisuan kata

 

Tuhanku

Kembalikan takbirku pada pembuka sembahyangku

Bukan takbir yang bercipratan di jalan raya

Bukan takbir penuh jumawa sembari menepuk dada

 

Sebab pada puncak Attahiyat bertabur cinta

Hanya ada salam dan keberkahan pada seisi dunia

 

Gus Nas Jogja, 20 Januari 2021

 

MAMUJU

 

Mamuju berkalang rindu

Gempa yang datang di senjakala

Menghamburkan ratap duka ke cakrawala

 

Mamuju mendadak bisu

Rumah-rumah bersujud serendah tanah

Doa membeku di kegetiran kalbu

 

Kuucap belasungkawa pada senyap tangisku

Kudekap keabadian dalam peluk tasbihku

 

Hanya air mata yang kukirimkan bersama bait-bait rasa sakit pada puisiku

Diam-diam kuseruput hikmah dari cangkir musibah yang mendidih dalam pahit kopiku

 

Gus Nas Jogja, 18 Januari 2021

 

CAPITOL HILL

 

Apa yang kau cari, Amerika

Di wajah Donald Trump aku menyaksikan badai dan kelam

Demokrasi yang carut-marut dan matirasa pada manusia

 

Gedung Putih menghitam dalam biru puisiku

Magna Charta hanya menyisakan jelaga

 

Di mana kutemukan suara renta dari kerongkongan negeri Adidaya

Yang meneriakkan hak-hak asasi manusia sembari membantai kaum kulit hitam di seantero kota

 

Pemimpin buruk yang tanpa keteladanan

Yang menjadikan Palestina dan Afghanistan sebagai alas kaki

Yang menjadikan Irak dan Syiria hilang harga diri

 

Di Capital Hill kutatap satu demi satu para tamu

Tapi tak kujumpai wajah Suku Indian yang hadir di situ

Inikah makna Magna Charta dan gemulai Patung Liberty itu?

 

Tiba-tiba aku menyaksikan Amanda Gorman berdiri gagah di sana

Penyair belia berkulit hitam itu membelalakkan mataku

 

Ya, Amanda Gorman seakan sedang menyihir dunia dengan bait-bait puisi

Ia berteriak lantang tentang rusaknya akal sehat dan hati nurani

Tentang para pendemo yang mengepung Capital Hill dengan amarah dan rasa benci

 

Gus Nas Jogja, 22 Januari 2021

 

 

TEPUK DADA

 

Carilah kalimat malaikat

Pilihlah bahasa cinta para Nabi

Maka doa-doa akan mengepakkan sayap-sayap cahaya hingga menembus cakrawala

 

Tepuklah dada di ujung sakaratul maut

Sebab takabur hanyalah comberan lumpur

 

Petiklah Asmaul Husna pada bait-bait jiwa

Tangkaplah Ismul A'dzam di wilayah dukalara manusia yang ditakdirkan yatim-piatu

Orang-orang lapar di sepanjang trotoar dan debu jalanan

 

Allah yang selau kusebut

Tak akan hanyut walau mendung menggelayut dan badai merenggut

 

Iman yang kita kenal

Bukan syahadat yang kita hapal

Tapi orkestra keabadian yang menyenandungkan bening tadarus dalam percikan Cinta

 

Agama tak butuh tepuk dada

Tapi tepuklah jidat jika hidup hanya menyembah syahwat dan menjadikan diri sebagai berhala

 

Gus Nas Jogja, 18 Januari 2021



 

Editor : delanova
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 168
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 340
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 365
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 335
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 823
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1089
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1342
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1483
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya