Persija - Jackmania dan Gubernur Anies Baswedan Menjemput Kemenangan

| dilihat 3360

Tak sia-sia Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memngambil inisiatif agar pertandingan Persija vs Mitra Kukar berlangsung di Stadion Utama Gelanggang Olahraga Bung Karno. Tak juga sia-sia kerja keras seluruh tim klub kebanggaan Jakarta, itu menjemput kemenangan.

Ahad, 9 Desember 2018, kemenangan yang dijemput itu sungguh diperoleh. Para pemain Persija mengalahkan seluruh daya tim Mitra Kukar, 2-1 di stadion kebanggaan Indonesia itu.  Persija berhasil menjadi Juara Liga I 2018.

Lewat tendangan Marko Simic di menit ke 17 dan 59 Persija memompa semangat kemenengan seluruh tim dan pendukungnya. Termasuk mengusik spirit Mitra Kukar, yang pada menit ke 88 lewat tendangan Aldino Herdianto, membuat skor 2 - 1 untuk kemenangan Persija.

Ribuan fans Persija yang berduyun-duyun mendatangi kawasan Gelanggang Olahraga Bung Karno sejak pagi hari, pantas mengekspresikan sukacita mereka. Keberhasilan Persija - Jakarta menekuk Mitra Kukar - Tenggarong.

Bukan sebulan dua bulan Persija berikhtiar menjemput kemenangan ini, 17 tahun.

"Tujuh belas tahun Persija berikhtiar. Si Minè ajè udè perawan, udè bisa dandan," ujar Ca'uk, dari Rawabelong, yang nama aselinya Maksud, dengan wajah terharu.

Lelaki pedagang bunga berusia 45 tahun itu tak kuasa menahan haru atas kemenangan itu.

Ca'uk sudah bergetar hatinya dan yakin Persija - Jakarta menang, sejak menit ke-17.

"Terus terang, saya degdegan waktu si Marko siap-siap nendang bola penalti. Apelagi, Marko pake ngegabruk jato, waktu benturan ame bèk Kukar," cerita Ca'uk.

Ca'uk mengaku kian berdebar jatungnya, kala Rohit Chand menendang bola yang membentur tiang gawang Mitra Kukar yang dijaga kiper Yoo Jae-hoon.

Kemenangan Persija - Jakarta, 1-0 sampai jeda rehat, membuat Ca'uk terus berharap. "Ma'il, anak saya juga gelisah," katanya, menggambarkan kegelisahan, dan merasa waktu jeda rehat separuh pertandingan itu, seolah-olah terasa lama.

Ribuan penonton, termasuk Ca'uk dan Ma'il, anaknya kian naik semangatnya dan memberikan dukungan penuh secara emosional kepada Persija, ketika pertandingan babak kedua berlangsung.

Penonotn tak kuasa menahan diri untuk mengekspresikan kegembiraan, ketika pada menit ke 59, lewat sundulan, berhasil membobol gawang Mitra Kukar.

Pelatih Mitra Kukar, Rahmad Darmawan sempat protes, karena menilai kipernya dihalang-halangi oleh pemain Persija-Jakarta Ramdani Lestaluhu.

Ramdani memang menjalankan siasat, 'mengganggu' kiper Yoo Jae-hoon yang hendak berebut bola dengan Marko Simic. Rahmad Darmawan bersama, pemain dan ofisial Mitra Kukar memprotes wasit, tapi wasit memutuskan gol itu sah, setelah pertandingan berhenti beberapa saat.

Bagi Ca'uk dan ribuan suporter Persija - Jakarta, perjuangan sejak tahun 2001, itu memang membahagiakan. Persija - Jakarta mampu bertengger di puncak klasemen sebagai jawara Liga I 2018. Posisi itu tak bisa digeser oleh kemenangan PSM Makassar atas PSMS Medan di Stadion Andi Mattalata - Makassar, yang berlangsung pada waktu bersamaan.

Persija dengan para pemainnya (Andritany Ardhiyasa; Ismed Sofyan, Jaimerson Xavier da Silva, Maman Abdurahman, Rezaldi Hehanussa; Rohit Chand, Sandi Dharma Sute, Renan Silva; Riko Simanjuntak, Marko Simic, Novri Setyawan) dalam asuhan pelatih Stefano Cugurra, telah mendulang 62 poin hasil dari 34 pertandingan.

Kemenangan itu memang hasil kerja tim. Tapi, bagi Ca'uk dan ribuan penonton lainnya, antusiasme Andritany Ardhiyasa alias Bagol menyongsong pertandingan itu memberi kontribusi besar.

Bagol terus memotivasi dirinya. Karena pertahanan akhir untuk memperoleh kemenangan itu, terletak pada kesungguhan dirinya menjaga gawang.

Bagol, tak ingin mengecewakan The Jackmania yang telah menghidupkan spirit kemenangan melalui berbagai langkah motivasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Yakni, membangun kesadaranbegitu banyak orang di seluruh pelosok ibukota Jakarta, memasang spandung alakadarnya dengan tulisan tangan grafiti dengan kalimat sakti, "Kota ini ingin Persija Menang. Kota ini ingin Persija Juara."

Bagi Bagol dan beberapa rekannya di Persija-Jakarta, kemenangan Persija adalah juga kemenangan yang diperuntukkan bagi kaum Betawi, rakyat pituin Jakarta, yang tak pernah lelah setia dengan Persija, sejak klub sepakbola itu berdiri.

Mitra Kukar bukan lawan yang enteng. Klub dari negeri warisan Sultan Aji Muhammad Sulaiman, itu juga ingin meraih posisi sebagai juara klasemen.

Dalam jumpa pers yang digelar sehari sebelum pertandingan, kiper Persija, Andritany Ardhiyasa, sudah mengungkapkan, Persija-Jakarta akan mengerahkan seluruh kemampuan dan sportivitasnya untuk memenangkan pertandingan itu.

"Mitra Kukar bukan tim yang jelek, mereka tim yang sangat bagus, memiliki pemain yang berpengalaman. Dan coach RD (Rahmad Darmawan. Pelatih Mitra Kukar adalah pelatih yang sangat berpengalaman," ungkap Andritany alias Bagol itu.

Tantangan lain? Menurut Bagol, Persija tidak boleh mengecewakan hampir 70 ribu suporter, The Jackmania yang sudah membeli karcis untuk menonton.

Bagol, sebagaimana karakter anak Betawi, tak ingin takabur, bisa gampang mengalahkan Mitra Kukar. Yang bisa dia janjikan hanya kesungguhan untuk memenangkan pertandingan itu.

Meskipun Persija sudah menjuarai Piala Presiden, kemenangan di Liga I 2018 punya makna tersendiri. Mengembalikan kiblat sepak bola nasional ke ibukota negera.

"Jakarta musti menjadi ibukota persepakbolaan nasional. Saya dukung Persija," ungkap Sofhian, mantan anggota DPR RI asal Sulawesi Tengah.

Atas kemenangan itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin, di atas logo klub Persija - Jakarta ada dua bintang. Menurut Anies, gelar juara Liga 1 musim 2018 itu menunjukkan semangat yang tinggi dari Persija dan suporternya, The Jakmania. Mengutip penjelasan CEO Persija, Widiade, Anies mengatakan tahun ini Persija sudah meraih tiga emas. "Bagi warga Jakarta, syukuri ini. Insya Allah, kenikmatan ditambah dan jadi kebanggaan bagi semua,” ungkap Anies.

Di akun instagram-nya, Anies Baswedan menulis, "Ini momentum, kita jadikan tonggak baru kejayaan Persija ke depan. Kita rayakan kemenangan itu sejenak, untuk nantinya bersiap kembali berlatih, berjuang, dan berlaga. Karena kesuksesan itu adalah sebuah perjalanan terus menerus, bukan sebuah tujuan akhir."

Anies juga senang, karena suporter The Jakmania mampu menjaga fasilitas publik dan pulang dari stadion dengan tertib. Kabar lain yang diperoleh, aksi nonton bareng di kantor kelurahan se Jakarta juga berlangsung tertib.

Dengan aksi nonton bareng itu, terjadi penyebaran konsentrasi untuk memudahkan pengendalian arus lalu lintas di seputaran GBK, Senayan - Jakarta.

Tapi, sayang, liputan televisi dalam siaran langsung itu, seolah mengabaikan keberadaan Anies Baswedan dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso berada di stadion.

Geisz Chalifah, mantan aktivis kampus Jakarta, dari Poncol - Tanah Tinggi, kecewa dengan model peliputan stasiun televisi yang beroleh hak siaran langsung pertandingan itu.

Geisz faham, penonton memang fokus pada pertandingan. Tapi,sebagaimana lazimnya peliputan siaran langsung sepakbola di seluruh dunia, mesti ada angle yang memperlihatkan keberadaan pemimpin kota di stadion. Kepentingannya, membangkitkan spirit kebersamaan untuk membangun sportivitas.

Geisz berteriak lewat media sosial. Dia menulis lewat beberapa grup WA (whatsapp): "Rasanya tak mungkin Anies tak ada di GBK, semua supporter The Jakmania tau, Anies mengirim 2000 orang (utamanya The Jackmania) untuk membereskan GBK agar bisa digunakan pada laga ini. Karena sehari sebelumnya GBK digunakan acara lain dan pihak GBK tidak sanggup bila membereskan dalam sehari. Sepanjang 45 menit tak ada wajah Anies dalam liputan. Ketika host mengucapkan terimakasih laga ini bisa terselenggara di GBK, dia tak menyebut sama sekali peran Gubernur."

Geisz mengekspresikan kejengkelannya, "Sepertinya sudah menjadi kesepakatan utk selalu memblock Anies dalam setiap kemunculannya di GBK.. Media TV seperti sudah dapat intruksi ke mana kamera harus mengarah dan siapa yang tak boleh diliput.. ini 45 menit pertama.  Kita tunggu babak selanjutnya."

Setelah laga berakhir, tulis Geisz, Anies hanya di ebut sekali. Itupun karena terlanjur terlihat oleh kamera di lapangan. "Sepanjang babak kedua tetap wajah Anies tak nampak  dilayar kamera tv, dan sampai berakhirnya pertandingan, Anies juga tak mendapat liputan yang proporsional.  Sebagai Gubernur DKI dan sebagai orang yang terlibat dan  berusaha sepenuhnya agar laga terakhir Persija bisa menggunakan GBK."

"The Jakmania tau siapa yang bekerja. The Jakmania dengan penuh suka cita menyambutnya. Walau pecundang tetap berusaha meniadakan perannya," tulis Geisz lagi.

Bagi Ca'uk, keberadaan Anies Baswedan, penting. Anies menunjukkan keberpihakan yang jelas kepada Persija, antara lain, bersemangat membangun Stadion untuk Persija, tapi terus terhalangi oleh DPRD. Meski kini, para wakil rakyat yang didominasi bukan pendukung Anies, itu akhirnya melek mata.

Dwi Wahyu Daryoto, Direktur Utama Jakarta Propertindo (Jakpro), Senin (26/11/18) telah mengajukan proposal dalam rapat Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta.

Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta, akhirnya menyetujui pembangunan stadion internasional di Taman BMW, Jakarta Utara yang akan dikerjakan oleh BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) - PT Jakpro dengan penyertaan modal Pemprov DKI Jakarta, senilai Rp400 miliar dari usulan sebesar Rp1,6 triliun.

Rp400 miliar itu untuk penyiaran lahan, selebihnya pembangunan dilakukan dengan skema public private partnership. | mudhriq dan sem

Editor : Web Administrator | Sumber : berbagai sumber / foto dari akun instagram ABW
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1157
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 918
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1153
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1411
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1556
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya