Jakarta Jawara Dunia Tata Kelola Transportasi

| dilihat 794

Jakarta Raya yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur A. Riza Patria, lagi, mencatat prestasi gemilang sebagai jawara transformasi pembangunan yang berorientasi pada kemajuan yang membahagiakan warganya, di atas pondasi keadilan.

Kali ini, prestasi Jakarta Raya sebagai jawara pertama dalam Sustainable Transport Award (STA) 2020 dari Komite Sustainable Award yang berkedudukan di Amerika Serikat.

Artinya, Jakarta Raya adalah jawara dunia dalam melakukan tata kelola transportasi kota berkelanjutan.

Jakarta Raya berhasil menggeser kedudukan kota Pune, India, yang tahun lalu menyabet posisi sebagai jawara pertama.

Tahun lalu, Jakarta Raya menduduki peringkat kedua dan meraih gelar “Honorable Mention” di ajang yang sama. Tahun lalu, penghargaan itu diterima Jakarta Raya, karena berhasil menaikkan jumlah penumpang kendaraan umum hingga 200 persen dalam waktu kurang dari tiga tahun.

Menurut kabar media (press release) dari ITDP (Institute for Transportation and Development Policy) Indonesia - Sabtu - 30 Oktober 2020, kemenangan Jakarta Raya tahun ini berkat program integrasi antar moda transportasi publik yang ambisius selama kurang dari tiga tahun terakhir.

Pengumuman kemenangan STA 2020 bagi Jakarta disampaikan pada konferensi transportasi berkelanjutan internasional, MOBILIZE 2020, yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal 26, 28 dan 30 Oktober 2020 dari New York - Amerika Serikat.

ITDP Indonesia mengemukakan, integrasi mikrobus (angkot) dengan layanan Transjakarta, serta kehadiran MRT dan LRT bebasis rel tahun lalu, menjadi momentum besar bagi sistem transportasi publik di Jakarta.

ITDP adalah organisasi nirlaba yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1985 oleh para pelaku advokasi transportasi berkelanjutan.  Organisasi nirlaba, ini telah mempelopori kebijakan dan proyek transportasi berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan mengakomodasi kesetaraan. Sekaligus intens dan fokus membagi pengalamannya pada negara-negara berkembang untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, yang dilakukan negara berkembang lain dalam mengelola moda tranportasi, seperti biaya yang mahal dan merusak lingkungan, yang biasanya karena ketergantungan pada penggunaan transportasi pribadi.

ITDP juga menyebut, dalam payung JakLingko, upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta Raya untuk dapat mengintegrasikan semua moda transportasi baik secara fisik maupun pembayaran, terbilang ambisius dalam beberapa tahun terakhir.

Integrasi mikrobus (angkot) dengan layanan Transjakarta serta kehadiran MRT Jakarta dan LRT Jakarta tahun lalu menjadi momentum besar. Pun, penataan stasiun transportasi publik milik DKI Jakarta dengan KRL Commuter Line di awal tahun ini, menjadi tonggak baru sistem integrasi transportasi publik di Jabodetabek.

Transjakarta juga mulai mengembangkan armada bus listrik yang diujicobakan tahun ini dengan target, mengubah semua armadanya menjadi bus listrik pada 2030.

Untuk mendukung integrasi tersebut, Pemprov Jakarta Raya mentransformasikan juga Terowongan Kendal menjadi terowongan akses khusus pejalan kaki yang menghubungkan stasiun KRL Sudirman, stasiun MRT Jakarta stasiun Kereta Bandara dan halte serta stasiun Transjakarta. Pembangunan fasilitas pejalan kaki di Jakarta selama 2 tahun terakhir juga terbilang masif.

Program-program berbasis pelibatan masyarakat, lewat hastag #JalanJakarta juga dilakukan untuk menciptakan jalan lingkungan yang lebih ramah pesepeda dan pejalan kaki.

Disusul dengan uji coba jalur sepeda sepanjang 63 km pada tahun 2019 yang kemudian ditindaklanjuti dengan perencanaan 500 km jalur sepeda terproteksi.

Upaya merencanakan jalur sepeda ini terbayar ketika masa pandemi COVID-19 di mana terjadi lonjakan pesepeda hingga 10 kali lipat di ruas-ruas jalan utama Jakarta.

Hal ini kemudian diperkuat dengan diimplementasikannya pop up bike lane (jalur sepeda terproteksi sementara) dan Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2020 yang memprioritaskan pejalan kaki dan pesepeda selama Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) berlangsung.”

Demikian juga dengan alih fungsi lahan parkir menjadi pusat kuliner dan taman Jalan Thamrin 10.

Upaya untuk menggalakkan pembatasan kendaraan bermotor pribadi di pusat kota ditandai dengan diubahnya fasilitas park and ride Thamrin 10 menjadi ruang usaha ekonomi kreatif.

Ke depannya, Jakarta berikrar untuk mengeluarkan kebijakan lanjutan seperti menaikkan tarif parkir di pusat kota dan menerapkan sistem ERP di jalan-jalan utama. | delanova

Editor : Web Administrator | Sumber : ITPD Indonesia
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1157
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Energi & Tambang