Konferensi Virtual Bahas Covid 19

| dilihat 886

Konferensi virtual tentang virus corona Covid-19 akan digelar Stanford Institut, 1 April 2020 mendatang, dari Stanford California, Amerika Serikat.

Para ahli dan peneliti dari Stanford dan sekitarnya akan berkumpul secara virtual untuk konferensi yang terbuka untuk semua kalangan, itu. Tujuan konferensi ini adalah melakukan penelitian interdisipliner tentang coronavirus novel dan ketersediaan kecerdasan buatan untuk melayani masyarakat di masa krisis.

Russ Altman, salah satu ketua konferensi, associate director HAI (Human - Centered Artificial Intelligent) dan Profesor Kenneth Fong profesor bioteknologi, genetika, kedokteran, ilmu data biomedis, dan, kalangan ilmuwan komputer.

Altman yang juga pembawa acara radio Sirius The Future of Everything, mengemukakan, dampak COVID-19 pada masyarakat harus dihadapi dengan cara kecerdasan buatan (AI) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman kahalayak di seluruh dunia.

Fokus konferensi virtual, itu adalah  tentang virus corona yang sedang mengguncang dunia, dan penyebarannya. Konferensi ini, disponsori oleh Institut Stanford untuk Human-Centered Artificial Intelligence (HAI).

Konferensi Virtual, yang terbuka untuk umum, ini akan disiarkan langsung untuk melibatkan komunitas penelitian secara luas, pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat sipil.

Altman mengemukakan, "Di HAI, kami merasa ini adalah kesempatan untuk menggunakan fokus unik kami pada kecerdasan buatan dan kemanusiaan untuk melayani masyarakat di masa krisis. Isu-isu yang terlibat dalam pandemi ini bernuansa dan kompleks."

 Mendekati persoalan virus Covid-19 ini dari berbagai bidang keahlian, menurut Altman, akan membantu kita mempercepat laangkah menuju solusi. Tujuannya adalah untuk membuat penelitian mutakhir dan interdisipliner, menyatukan jaringan para ahli kami dari berbagai sekolah dan departemen.

"Kami memiliki serangkaian dokter dan ilmuwan biologi kelas dunia di Stanford Medical School dan mereka, tentu saja, akan terlibat," ungkapnya.

Pihaknya juga memiliki pakar kecerdasan buatan, serta ilmu sosial dan humaniora, untuk memberikan perspektif ilmiah tentang implikasi virus ini, sekarang dan dari waktu ke waktu.

Konferensi ini akan sepenuhnya virtual dengan setiap pembicara yang berpartisipasi dari jarak jauh, memberikan jendela yang tidak dipoles tetapi otentik ke dalam pikiran para pemikir yang dihormati.

Penyelenggara meminta pembicara untuk memulai presentasi mereka dengan membicarakan masalah yang mereka tangani dan mengapa hal itu penting.

"Mereka akan mempresentasikan metode yang mereka gunakan, baik ilmiah atau sosiologis atau humanistik, hasil yang mereka lihat  dan perhatian khas untuk kesimpulan mereka," ungkap Altman.

Kemudian para pembicara akan masuk ke detail yang lebih dalam yang akan sangat menarik bagi para peneliti dan kolega akademik. "Yang penting, kami berniat untuk memiliki ringkasan takeaways utama setelah itu bersama dengan tautan ke informasi di mana orang dapat mempelajari lebih lanjut," ungkapnya lagi.

Kami tidak akan memberikan saran atau informasi medis tentang cara memastikan keselamatan pribadi. CDC dan lembaga kesehatan masyarakat lainnya dimobilisasi untuk melakukan itu.

Kecerdasan buatan, menurut Altmen, sangat pandai menemukan pola di berbagai tipe data. Misalnya, kami sekarang dapat menganalisis pola respons manusia terhadap tekanan pandemi yang diukur melalui sentimen di media sosial, dan bahkan pola dalam data geospasial untuk melihat di mana jarak sosial mungkin tidak berfungsi. Dan, tentu saja, kami menggunakan kecerdasan buatan untuk mencari pola dalam genom virus dan biologinya untuk melihat di mana kita dapat menyerang.

Konferensi interdisipliner ini akan menunjukkan bagaimana ketersediaan data molekuler, seluler dan genomik, data pasien dan rumah sakit, data populasi - semua itu dapat dimanfaatkan untuk wawasan.

Dia menyatakan, "Kami selalu memeriksa sumber data ini melalui metode yang lebih tradisional. Tetapi sekarang untuk pertama kalinya, dan pada saat kritis krisis global, kami memiliki kemampuan untuk menggunakan kecerdasan buatan untuk melihat lebih dalam pada data dan melihat pola-pola yang sebelumnya tidak terlihat, termasuk dampak sosial dan budaya dari pandemi ini. Inilah yang akan memungkinkan kita bekerja bersama sebagai komunitas ilmiah untuk membantu masa depan umat manusia."

Konferensi virutal ini akan menempatkan para sarjana dan peneliti, sebagai pendengar inti.

"Kami ingin melakukan diskusi yang bermakna tentang tantangan dan peluang penelitian dalam perang melawan virus ini. Karena itu, kita tahu bahwa ada banyak orang yang tertarik pada bagaimana para ilmuwan, peneliti, sosiolog dan humanis membantu dalam masa krisis ini," jelasnya.

Jadi kami membuat konferensi terbuka untuk siapa saja yang tertarik untuk hadir. Konferensi virtual itu akan dapat disimak dari seluruh dunia melalui streaming video langsung dari tautan di situs web-nya, dan tersedia dalam bentuk rekaman, sesudahnya.

Diharapkan, kebijakan yang baik selalu diinformasikan oleh penelitian yang baik. Tujuan utama HAI adalah untuk mengkatalisasi penelitian berkualitas tinggi yang kami harap akan diperhatikan oleh para pembuat kebijakan saat mereka bekerja untuk menyusun tanggapan terhadap COVID-19 dan ancaman pandemi masa depan.

"Jadi ini akan memberi wawasan kepada pembuat kebijakan tentang apa yang akan diterbitkan dalam beberapa bulan mendatang," pungkas Altman | kayla

Editor : bungsem | Sumber : berbagai sumber
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 168
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 340
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 365
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 335
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Energi & Tambang