Sepak Bola dan Akalbudi Bangsa

| dilihat 2032

MENGELOLA turnamen sepakbola, dari sisi pandang budaya, adalah mengelola kematangan jiwa dan terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Tak sekadar mengelola event, menyiapkan klub yang akan berkompetisi, dan menghadirkan pada jagoan. Karena di lapangan sepakbola, antara lain, kita menemukan cermin peradaban itu.

Pertandingan yang kacau, dan dibaluri huru hara, baik yang dipicu haloganisma akibat pengaruh alkohol atau pelepas kemarahan akibat depresi sosial, merupakan isyarat dan pertanda masyarakat tak sehat. Tak peduli di Eropa, Amerika Selatan, ataupun Asia.

Beranjak dari pemikiran semacam ini, semestinya, setiap klub sepak bola, apapun bangsanya, mesti memahami dengan seksama esensi sepakbola yang harus selalu menunjukkan sportivitas dan good governance.

Saya sepakat dengan seorang teman, yang selalu gusar acapkali turnamen sepakbola bakal digelar. Selain karena para penonton nyaris sulit dikontrol dan dikendalikan, depresi sosial yang ditimbulkan oleh situasi politik dan ekonomi, juga menjerumuskan khalayak ke dalam situasi yang sangat emosional. Pada saat itulah, siapa saja bisa menjadi korban.

Seluruh stakesholder persepakbolaan, selain mesti selalu menyempurnakan seluruh instrumen regulasi persepakbolaan. Juga mesti duduk bareng untuk merumuskan persepsi hingga visi persepakbolaannya. Dengan cara demikian, persepakbolaan dikelola berdasarkan komitmen kolektif yang mengikat siapa saja. Mulai dari pemain, wasit, tim manajer, hingga penonton.

Pengorganisasi penonton melalui fans club, semestinya dikelola agar tak terjerumus ke lembah ‘fanatisme buta’. Dalam konteks itulah, akalbudi menjadi sedemikian penting. Itulah sebabnya, semua pihak, khususnya yang mempunyai pengaruh terhadap massa, harus merasa terpanggil. Paling tidak, untuk mengelola persepakbolaan secara baik dan benar.

Dalam bahasa lain boleh dikatakan, persepakbolaan mesti diurus dengan lebih serius. Tak hanya menjadi event olah raga bernilai ekonomi belaka. Melainkan, sebagai bagian dari keseluruhan proses pematangan akal budi bangsa. Akankah kesadaran demikian dimulai dari Indonesia? |

 

Editor : administrator
 
Energi & Tambang
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 423
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 995
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 231
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 707
Momentum Cinta
Selanjutnya