Angin Samping

| dilihat 2052

Bang Sem

MIRA sedang murung.Wajahnya nampak bagai langit senja tersaput mendung. Kesumringahan yang biasa memancar dari wajahnya, seolah hilang entah ke mana. Sudah beberapa hari dia tak masuk kantor. Ia tak hendak suasana hatinya yang sedang tak elok, berpengaruh pada proses interaksi sosialnya di kantor.

Apapun yang dilakukannya terasa tak nyaman. Satu-satunya yang bisa menghibur dirinya hanyalah Radith, puteranya yang beranjak belia, dan sedang senang-senangnya bergaya di depan cermin atau depan kamera. Ia sempat tersenyum, menyaksikan Radith bergaya-gaya di depannya, macam lelaki belia sedang sakit gigi.

Suasana murung itu, segera terbaca Usmar, suaminya yang nampak easy going dan enjoy-enjoy saja. “Kenapa kamu?” tanya Usmar. Mira cuek saja. Ia duduk di atas sofa, jemarinya memainkan remote control pesawat televisi, lalu memencet-mencet tombol remote control, sehingga aneka programa siaran televisi tak ada yang nyaman ditonton.

“Kenapa bermuram durja, bidadariku?” sapa Usmar.

Mira tak tahan. Akhirnya senyum juga. Ia memandang ke arah Usmar. Sang suami membalas dengan senyuman pula. “Aku lagi didera angin samping”, seru Mira. Usmar terkesiap. Dia tak mafhum apa yang dimaksudkan Mira. Maklum, baru kali ini dia mendengar istilah ‘angin samping’.

“Maksudmu?”

“Ya, lagi didera angin samping”

“Aku gak ngerti”

“Ya, sebaiknya kamu gak ngerti. Kalaupun kamu ngerti, pasti kamu gak mau paham”

Usmar terhenyak. Kepalanya terasa pening.

Mira terkekeh di dalam hati. Ia ekspresikan dengan senyum masam, yang menjadi ciri khasnya, setiap kali sedang kesal hati. Sementara Usmar mengembarakan fikirannya, mencoba mengerti dan memahami istilah yang dipergunakan isterinya terkasih itu.

Mira beringsut. Meninggalkan Usmar sendiri duduk di sofa. Ia masuk kamar, dan rebah di peraduannya. Matanya menerawang. Kesal hatinya kepada Marusa, adik kandung Usmar. Laku adik iparnya itu masih mengganggu pikirannya.

Marusa, sang adik ipar memang menjengkelkan Mira. Selain usil, mau tahu saja urusan orang lain. Sejak sepekan ini, Marusa menghembuskan gosip tak sedap tentang Mira kepada ibunya,.. ya ibu kandung Usmar, ibu mertua Mira. Mira jadi obyek gosip. Sang ibu yang begitu sayang kepada Usmar, tanpa pikir-pikir dulu, kontan menelpon Mira, dan ngomel.

Dalam omelannya itu, sang ibu mertua bilang, Mira terlalu banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Akibatnya, Usmar tak terlayani dengan baik. Padahal, semua itu hanya, presumsi Marusa semata.

Ketika berkunjung ke rumah Usmar, ia menyaksikan kakaknya sedang menanti tukang nasi goreng. Maklum, Mira belum pulang, dan tentu.., tak sempat menanak nasi untuk sang suami. Bagi Usmar dan Mira, hal itu bukanlah soal. Berbeda dengan Marusa yang orang rumahan dan selalu memasak siang dan malam.

Mira coba menjelaskan kepada sang ibu mertua, ihwal konsep rumah tangganya dengan Usmar. Bukan paham, sang ibu mertua malah ngomel. “Konsep rumah tangga macam apalagi yang kalian anut? Isteri itu kerjanya ya ngurusin urusan rumah tangga. Termasuk masak untuk suami dan anak”, seru sang ibu mertua. Lantas cerita, bagaimana beliau tak pernah alpa memasak untuk suami dan anak-anaknya, termasuk Usmar.

Perbedaan persepsi tentang konsep berumah tangga itulah inti soalnya. Selama ini tak menjadi masalah, lantaran tak seorangpun yang mempersoalkan. Mira kaget, kesal, dan tak bisa menerima sikap adik ipar dan ibu mertuanya, yang menurut dia telah memasuki wilayah kedaulatan rumah tangganya. Itulah yang membuat Mira kesal.

Untuk Usmar tak putus asa. Dia terus mencari tahu pangkal soal murungnya wajah Mira. Sambil membelai rambut Mira di peraduan, dia berusaha mencari tahu. Ketika Mira menceritakan semua ihwal itu, Usmar tersenyum. “Oo.. ini toh yang kamu sebut angin samping.. Maafkan ibu dan adikku”, ujar Usmar. Mira senang. Matanya terpejam ayam.

Usmar pun segera menyelesaikan masalah. Ia sepakat dengan Mira, suasana sehat rumah tangga tak boleh terkontaminasi dengan apapun, termasuk angin samping. Yaitu, persepsi keliru dari presumsi keliru yang mengendap di kepala ipar dan mertua tentang konsep rumah tangga. Sambil mengecup kening Mira, Usmar bilang, “Angin samping tak boleh berembus dari manapun, dan tak boleh merusak kesehatan rumah tangga. Jangan tergoda angin samping, sayang”. Mira terpejam dan lelap dalam rebah yang indah.. |

Editor : Web Administrator
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 235
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 405
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 255
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 519
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1608
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1392
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya