Anies Mengubah Jakarta dengan Kearifan yang Tegas

| dilihat 1576

Bang Sem

Jum'at sore (25/1/19) bersama beberapa teman, saya berkeliling, ruas kawasan utama Jakarta yang sedang dibenahi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan. Ada yang berubah menjadi jauh lebih baik.

Tak hanya fasilitas sosial dan fasilitas umum yang mengalami lompatan besar, tetapi jauh dari itu, yang sangat terasa adalah pengalaman berjalan kaki dan menggunakan moda transportasi publik, khasnya bis umum.

Anies betul ketika mengatakan, pengalaman baru berjalan kaki di Jakarta akan terus menjadi lebih baik. Khasnya, beberapa saat ke depan, ketika sejumlah fasilitas umum, seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), Pelican Cross, dan pedestrian memberikan hak bagi pejalan kaki.

Semua hal yang bisa dibenahi secara sistemik, kian terasa perubahannya. Tentu, satu hal, Anies tak akan bisa mengubah iklim tropis yang memang berada di luar empirismanya.

Karena selama ini hidup di tiga kota: Jakarta, Bandung, dan Kuala Lumpur saya merasakan perubahan nyata Jakarta. Selama beberapa hari, pada hari yang berbeda, mencoba jalan kaki dari ruas patung kuda depan Bank Indonesia ke bundaran Hotel Indonesia, BNI City, kemudian Semanggi, dan Patung Pemuda - Senayan, pengalaman baru itu terasakan.

Saya sudah mulai merasakan kenyamanan berjalan kaki di Jakarta, sama dengan berjalan kaki di Kuala Lumpur, khasnya dari Masjid Jamek, ke persekitaran Dataran Merdeka, atau KLCC (Kuala Lumpur City Center). Bahkan, lebih nyaman dengan pengalaman berjalan kaki dari perempatan Dago, Cikapayang, ke Balai Kota atau Simpang Lima ke Alun-alun di Bandung.

Mereka yang terbuka mata hati dan lebih segar fikirannya, tentu bisa merasakan hal ini. Cucu saya, sudah pula mengajak ke tempat bermain skateboard di Slipi. Jadi teringat masa kecil, setiap Ahad bermain sepatu roda di Taman Surapati di depan rumah dinas Gubernur.

Pelayanan kebersihan lingkungan tempat saya tinggal juga terasa lebih baik. Pasukan Orange yang kini sudah berubah warna seragam dan bisa dihubungi di kantor Kelurahan, tak lagi beroperasi secara 'show of force.'  Tapi, mereka bergerak lebih nyaman.

Apa yang pernah diimpikan Ali Sadikin dan Tjokropranolo, Jakarta yang lebih nyaman sudah kian terasa. Tentu, tak kan terasa oleh mereka yang masih lebih senang menggunakan kendaraan pribadi.

Karena pengalaman yang lebih menyenangkan ini, anak saya mengusulkan untuk pindah rumah ke kawasan lain, terutama sejak Anies melontarkan gagasan ihwal sebaran parking area di persekitaran Jakarta.

Dalam konteks pembenahan Jakarta menjadi kota yang lebih maju dan 'membahagiakan,' warganya memang diperlukan waktu yang lama, dan (tentu) berkelanjutan. Yang pasti, sejak dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies sudah memenuhi berbagai janji kampanyenya, yang mulanya dianggap mungkin, tetapi ternyata mewujud nyata.

Anies berhasil menghentikan proses pembuatan Pulau Reklamasi di pantai Utara Jakarta, dia juga berhasil menutup Alexis, membangun perumahan rakyat dengan DP 0 persen, dan berbagai hal lain, dengan memusatkan perhatian pada pembenahan masalah laten ibukota, yakni keadilan.

Bagi saya, yang penting adalah Anies berhasil memenuhi janji politiknya, membangun Jakarta secara berkeseimbangan, menegakkan peraturan dan hukum secara berkeadilan. Termasuk memenuhi hajat hidup warga secara proporsional. Tak hanya menguntungkan satu dua pihak dengan mengorbankan atau meninggalkan banyak pihak. Kearifan yang tegas. Dan itu dia lakukan dengan gembira, sambil senyum.

Masih banyak belukar persoalan DKI Jakarta yang harus dibenahi Anies untuk menjadikan Jakarta sebagai baladil aamin, kota yang aman dan nyaman, yang mesti dilakukan dengan kepemimpinan yang tegas, sekaligus membahagiakan. Dengan kearifan dan tutur kata yang baik, tanpa harus menggunakan makian, apalagi mencaci. Tentu dengan spirit, membuka diri terhadap kritik.

Dalam beberapa kesempatan, ketika dialog langsung dengannya, Anies merespon kritik yang disampaikan kepadanya. Anies juga menerima dengan terbuka dan merespon baik berbagai saran obyektif dan terbuka yang disampaikan kepadanya. Terutama terkait dengan reorientasi pembangunan dari program centric ke people centric, yang bermuara pada pemenuhan kepuasan kolektif warga pada takaran tertentu, yang puncaknya adalah kemanfaatan kota secara berkelanjutan.

Setelah Ali Sadikin, saya melihat Anies sebagai Gubernur yang dalam kebijakan pembangunannya memadukan dua sisi menarik, yakni imagine dan engineering alias imagineering atau rekacita.

Anies terkesan melihat visi yang dikemukakannya murni sebagai visi, titik pandang jauh di depan sebagai pencapaian untuk mewujudkan tujuan pembangunan ibukota itu sendiri, seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang terurai dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan. Kepemimpinan Anies kini berada pada fase akhir dari RPJPD era sebelumnya.

Sejak awal Anies sudah membatasi dirinya dengan membentuk komisi internal pemberantasan korupsi yang diisi kalangan yang mumpuni di sektor itu. Dengan cara itu, tanpa mesti berkoar-koar ihwal pemerintahan yang baik dan benar Anies lebih mendahulukan aksi daripada kata.

Dalam banyak hal terkait dengan pelayanan warga, seperti mengemuka dalam kesempatan ngobrol, Anies melihat pembangunan sebagai gerakan kebudayaan, yang outcome-nya mesti terlihat dari terciptanya lingkungan sehat, lingkungan cerdas, dan lingkungan mampu secara ekonomi. Untuk mewujudkan hal ini, tentu, dia mesti berdampingan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang juga mempunyai kapasitas dan kepentingan sama: memajukan kota dan membahagiakan warga.

Bila menghendaki Anies sukses menyelenggarakan seluruh amanah yang dibebankan rakyat kepadanya, maka tak bisa tidak, rakyat juga mesti jeli dan memilih wakil-wakilnya untuk DPRD DKI Jakarta 2019-2024 yang sesuai.  Jumlah Anggota DPRD Ibukota Jakarta yang selaras dan setara dengan kompetensi dan kapabilitas Anies harus bertambah bilangannya. Warga Jakarta, selaku rakyat yang memberi amanah kepada Anies, mesti memandang penting siapa saja yang pantas dan patut mereka berikan amanah.

Untuk mewujudkan DKI jakarta yang beradab dan pembangunan sebagai gerakan kebudayaan, dalam Pemilu 2019 mendatang, perlu dipilih anggota DPRD dengan kualifikasi yang sama dengan Anies.

Yakni, sebagai jalan keluar bagi Jakarta yang memiliki modal kinerja terbukti, khasnya dalam memadukan harmoni nalar, naluri, rasa, dan dria warga. Setarikan nafas, juga sebagai anasir pemersatu warga Jakarta, sekaligus perajut tenun kebangsaan. Masyarakat yang mampu melihat dan melaksanakan prinsip demokrasi sebagai cara mewujudkan harmoni kebangsaan.

Anies selalu harus diingatkan untuk tidak sibuk kerja, kerja, dan kerja membangun Jakarta, karena yang diperlukan adalah menghadirkan adab, akhlak, dan amal nyata religiusitas sebagai bagian integral dari kerja, yang menjelma sebagai karya. Dengan dasar ini, Anies bersama seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan seluruh elemen kalangan masyarakat akan bergerak dalam orientasi baru melakukan reinventing government. Sekaligus menjaga visi pembangunan dari beragam vision killer, seperti arogansi kekuasaan dan kepemimpinan patronatif.

Dengan begitu Anies dan Pemprov DKI Jakarta menempatkan seluruh warga secara adil - proporsional sebagai subyek pembangunan, yang disebut sebagai 'memanusiakan warga,' yang akan berkaitan langsung dengan aksi memanusiakan birokrasi dan pemerintahan, muaranya memanusiakan Jakarta. Dalam istilah eep Saifulloh Fattah, "Bukan membangun kota dengan mengabaikan manusia."

Karenanya, Anies bersama Pemprov DKI Jakarta, kudu berpihak dan membela warga, sesuai dengan gerakan 'maju bersama, bahagia bersama.' Bukan berpihak pada kepentingan bisnis besar dan masyarakat menengah atas, dan karenanya tak boleh ada lagi aksi pembangunan yang mengorbankan segenap warga mayoritas (dalam pengertian luas).

Anies sudah membuktikan dirinya bukan sekadar administratur pemerintahan, karena dia telah menunjukkan memimpin langsung pembangunan dan mengangkat harkat warga secara berkeadilan. Eep menyebut dengan kalimat yang tepat, Anies (mesti) melembagakan keadilan sosial, bukan sekadar mengadministrasikan keadilan sosial, dan mesti diterima semua golongan, bukan hanya dialu-alu oleh golongan tertentu dan sedikit golongan.

Kepada Anies, pernah saya sampaikan, warga akan mendukung percepatan perwujudan Kredit rumah DP Nol, akselerasi pendidikan berkualitas, stabilitasi harga dan ketersediaan sandang pangan yang mudah dan terjangkau, KJP (Kartu Jakarta Pendidikan) plus dan KJS (Kartu Jakarta Sehat) berkelanjutan dan multimanfaat, peningkatan dan perubahan baik 'pasukan warna-warni,' pemnangunan stadium Persija, dan penambah-baikan tunjangan PNS, pengembangan madrasah, pengembangan pusat kebudayaan Betawi dan Museum Benyamin Sueb.

Selepas itu, sesuai dengan Peraturan Daerah perlu perhatian sangat khas untuk menyebar "Betawi Corner," yang dilengkapi dengan produk budaya dan literasi di sentra-sentra pemerintahan dan community center. Dan karenanya, dalam konteks kebetawian, peran Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) perlu difasilitasi peningkatannya. Kendati, tentu, akan berpulang kepada penggerak dan pelaku budaya Betawi itu sendiri, dalam mengembangkan "K"ebudayaan dan "k"ebudayaan Betawi.

Saya percaya, Anies akan terus membangunan dan melakukan perubahan baik bagi DKI Jakarta sebagai salah satu ibukota bertaraf dunia. Saya yakin juga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan, mampu melakukannya. "I proud you, Gov," komentar Hanifah Husein - Koordinator Presidium Forhati, usai mengakhiri jalan sore melihat dengan kepala langsung, salah satu hasil kerja 'kecil' Anies. |

Editor : Web Administrator
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 784
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 432
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1503
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1322
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya