Berharap Berkah dari Sang Bintang

| dilihat 2760

AKARPADINEWS.COM | KEMENANGAN sebuah tim sepakbola tidak sekadar mengandalkan taktik, skil, semangat dan kondisi fisik pemain. Namun, dibutuhkan permainan kolektif. Sebuah gol dikreasikan bukan hanya karena kepiawaian seorang penyerangan dalam melakukan penetrasi dan melesakan bola ke gawang lawang. Namun, dibutuhkan umpan-umpan cantik dari koleganya, dengan melihat posisi lawan dan pergerakan sang penyerang.

Namun, ada beberapa tim yang amat mengandalkan salah satu pemainnya. Umumnya, para pemain yang menjadi tulang punggung timnya itu adalah bintang lapangan yang sudah malang melintang di klub-klub terpandang. Selain karena kepiawaiannya dalam meracik si kulit bundar, nama besar mereka juga menjadi energi yang dapat mengatrol semangat koleganya agar meraih kemenangan.

Di Euro 2016, ada beberapa tim nasional yang berlaga, mengandalkan pemain bintangnya agar dapat mengalahkan lawan-lawannya. Di antaranya Wales, Portugal, dan Swedia. Permainan dari masing-masing negara itu meningkat karena kehadiran pemain bintangnya yaitu Gareth Bale, Cristiano Ronalod, dan Zlatan Ibrahimovic yang menjadi bintang di klub masing-masing.

Kebergantungan Wales Pada Bale

Euro kali ini merupakan panggung megah pertama bagi Wales. Negara yang termasuk dalam persemakmuran Britania Raya itu sering gagal tampil di kompetisi antarnegara, seperti Euro dan Piala Dunia. Padahal, negara itu memiliki beberapa pemain hebat di antaranya Ryan Giggs, Craig Bellamy, dan Ian Rush.

Timnas Wales tentu tidak akan menyia-nyiakan momentum, dengan memanfaatkan Euro 2016 untuk unjuk kebolehan. Mereka akan menunjukan sebagai tim yang disegani di Benua Eropa dengan permainan cantiknya.

Permainan apik tim asuhan Chris Coleman itu, tak terlepas dari kharisma bintangnya, Gareth Bale. Pemain berusia 26 tahun yang kini bergabung di Real Madrid itu menjadi salah satu pemain terkenal, dengan kemampuan yang luar biasa. Bale pun makin menjalani transformasi dengan baik. Di awal kegemilangannya bersama Tottenham Hotspur, Bale diposisikan di sayap belakang kiri. Harry Redknapp, pelatih Tottenham saat itu, selalu mempercayai area kiri lapangan kepada Bale.

Namun, kala itu, Bale menunjukkan nalurinya sebagai penyerangan yang tajam. Pemain berjuluk Road Runner itu sering meninggalkan posisi belakang untuk membantu penyerangan. Kemampuan itu ditunjang pula dengan kecepatannya menyisir sisi pinggir lapangan. Kualitas permainan itu membuat Redknapp terpukau dan kerap memasang Bale agak maju ke posisi tengah dari posisi sebelumnya.

Selama berseragam Tottenham, Bale membubuhkan penampilan sebanyak 136 laga di Liga Premier Inggris dengan torehan 42 gol. Prestasi itu mengundang Real Madrid yang kemudian memboyongnya dengan harga 85,3 juta Poundsterling.

Perjalanan karir di Santiago Bernabeu, membuat Bale semakin bersinar. Selama empat masa kepelatihan di Madrid, Bale selalu mendapat peran utama, khususnya saat Madrid berhadapan dengan lawan-lawan yang tangguh. Kini, Bale menjadi salah satu dari tiga penyerang andalan Madrid yang dikenal dengan nama trio BBC, terdiri dari Bale, Kareem Benzema, dan Cristiano Ronaldo.

Di Madrid, Bale telah tampil sebanyak 75 laga di La Liga Spanyol dengan torehan 47 gol, itu termasuk 21 laga dan 19 gol di musim 2015-2016. Pemain bernomor punggung 11 di Madrid itu menjelma menjadi pemain berkelas dunia bersama Madrid.

Sebagai pemain bintang, kualitas utama Bale terdapat pada kecepatannya, baik ketika sedang menggiring bola maupun saat berlari mengejar bola. Dia juga mampu memberikan suplai-suplai bola kepada koleganya untuk menciptakan gol. Total, selama berseragam Madrid, Bale telah membubuhkan 39 umpan berbuah gol, termasuk 10 umpan di musim ini.

Bale juga mampu menyambut umpan-umpan lambung yang ditujukan padanya. Tak jarang, beberapa gol yang diciptakan hasil dari sundulan. Dia piawai dalam pertarungan udara dengan pemain belakang lawan. 14 gol telah dia ciptakan dengan sundulan kepalanya sepanjang tiga musim bersama Madrid.

Bale juga memiliki skill dribling yang dapat membuyarkan pertahanan lawan. Dan, hal yang paling ditakuti lawan adalah kemampuannya melakukan serangan balik. Untuk melakukan itu, Bale mengandalkan kecepatan dalam menggiring bola.

Segala kemampuannya itu disempurnakan dengan ketajaman dalam hal mengeksekusi bola-bola mati. Dia mampu melakukan tendangan bebas dengan apik untuk menciptakan peluang kemenangan. Meski demikian, kemampuan Bale menciptakan gol dari tendangan bebas masih belum teruji. Sebab, selama bersama Los Blancos, Bale hanya mencetak lima gol dari tendangan bebas.

Timnas Wales beruntung memiliki Bale. Dia bisa ditempatkan di berbagai posisi, dari tengah lapangan hingga ke lini depan. Dia bisa bermain sebagai gelandang serang yang berperan sebagai striker bayangan. Di posisi ini, kemampuan Bale mengobrak-abrik pertahanan lawan akan membantu penyerang untuk memposisikan diri di tempat yang tepat.

Dia juga mampu berperan sebagai penyerang sayap, baik di sisi kiri maupun kanan. Posisi itu adalah posisi favorit Bale, khususnya di sisi kanan. Pada posisi itu, Bale mampu mengoptimalisasikan bola-bola yang diumpankannya, baik menjadi gol maupun untuk diumpan lagi ke penyerang tengah.

Idealnya, pemain berposisi sayap, selalu memiliki kemampuan umpan silang yang baik. Namun, hal itu tidak dimiliki oleh Bale. Karena kegemarannya menggiring bola, Bale jarang melakukan umpan silang ke kotak penalti lawan. Dia lebih senang melakukan umpan pendek ke penyerang tengah.

Kelemahan terbesar jebolan akademi sepakbola Southampton itu ialah pada pertahanan. Dia jarang sekali membantu pertahanan ketika timnya mendapat serangan dari lawan-lawannya. Meski dia mengawali karir sebagai bek sayap, namun kemampuan pertahanan Bale sudah sangat berkurang.

Di Timnas Wales, Bale memiliki peranan penting. Salah satunya ketika Wales menghadapi Andora di babak kualifikasi Euro 2016 pada 10 September tahun lalu. Bale melesakkan gol kemenangan untuk Wales dari tendangan bebas.

Pada fase kualifikasi, pemain yang masuk daftar pemain Timnas Wales sejak 2006 itu tampil sebanyak 10 laga, dengan enam kemenangan, tiga kali seri, dan satu kali kalah. Sepanjang 10 laga itu, Bale mencetak 7 gol dan 2 umpan.

Pastinya, ketika Euro 2016 bergulir, Coleman akan mengandalkan Bale. Namun, sudah pasti, lawan-lawan Wales akan membacanya. Bale dipastikan akan mendapatkan pengawalan ketat dari pemain pertahanan lawan. Karenanya, ketika Bale terkunci, daya gedor Wales akan berkurang. Untuk itu, Coleman perlu mempertimbangkan opsi lain. Misalnya, mengandalkan Hal Robson-Kanu di lini serang.

Pemain Reading FC itu memang tidak memiliki bintang seterang Bale. Namun, sebagai penyerang, Kanu dapat diandalkan untuk menciptakan gol. Selama berseragam Reading, Kanu telah bermain sebanyak 228 laga dan mencetak 30 gol. Memang tak sefantastis Bale. Namun, bukan mustahil, Kanu cemerlang bermain di Euro kali ini.

Pemain berusia 27 tahun itu juga mampu mengisi beberapa posisi selain. Dia mampu ditempatkan sebagai pemain sayap tengah, gelandang serang, dan sayap depan. Dengan kemampuan itu, Kanu dapat mendampingi Bale sebagai penyerang utama.

Coleman juga bisa memaksimalkan peran Aaron Ramsey. Pemain Arsenal itu bertipikal pemain tengah yang cukup lengkap. Dia mampu menjadi playmaker sekaligus sebagai gelandang bertahan.

Pemain berusia 25 tahun itu mampu memberikan umpan-umpan matang yang dapat dimaksimalkan koleganya di lini serang. Sebagai pemain tengah, tak jarang Ramsey menjadi pemain kunci untuk menyuplai bola saat serangan balik. Selama berseragam Arsenal, Ramsey telah tampil sebanyak 263 laga dan membuahkan 38 umpan.

Kemampuan Ramsey sebagai playmaker ditunjang pula oleh kemahirannya menggiring bola dan naluri menyerang yang baik. Dia telah mencetak 43 gol untuk Arsenal. Bila Bale terkunci, Ramsey bisa menjadi aktor yang dapat diandalkan untuk penyerangan.

Kemampuan bertahannya pun apik. Dia sering berjibaku membantu koleganya di lini pertahanan sehingga alur permainan lawan menjadi berantakan. Kemampuan marking, mengawal pemain lawan memang tidak begitu mengesankan. Namun, Ramsey dapat membantu memperketat pengamanan pemain lawan.

Secara keseluruhan, lawan-lawan Wales nanti akan memusatkan perhatian pada Bale. Untuk itu, Coleman harus pintar mengatur strategi agar permainan tidak sepenuhnya terpusat pada pemain Madrid tersebut. Pemanfaatan pemain lainnya dan permainan kolektif dapat menjadi kunci kemenangan Wales dalam tiap laga.

Ronaldo Motor Serangan Portugal

Portugal merupakan salah satu tim unggulan di Euro 2016. Karena, Portugal diisi pemain-pemain beken yang tersebar di beberapa liga elit Eropa. Namun, Portugal identik dengan Ronaldo, mega bintang Real Madrid.

Kualitas permainan Ronaldo memang tak diragukan. Peraih tiga kali FIFA Ballon d’Or itu merupakan tipe pemain penyerang modern dengan multi talenta. Sebagai penyerang, Ronaldo mampu mencetak gol, mengumpan, menggiring bola, mengeksekusi bola mati, hingga mengatur serangan. Tim manapun yang dibelanya akan menjadi tim yang menakutkan.

Ketika bergabung bersama Manchester United (MU), Ronaldo mempersembahkan tiga gelar Liga Premier Inggris berturut-turut dari musim 2006-2007 hingga 2008-2009. Pemain berusia 31 tahun itu juga mempersembahkan gelar juara FA musim 2003-2004, FA Community Shields tahun 2007, juara Liga Champions Eropa musim 2007-2008, dan Piala Dunia Antar Klub tahun 2008.

Gelar juara itu dipersembahkannya dalam 284 laga dengan torehan 116 gol dan 64 umpan. Dengan statistik itu, Ronaldo dapat dikatakan sebagai salah satu pemain MU tersukses di era modern ini. Kualitas Ronaldo itu membuatnya dipinang oleh Madrid dengan banderol 80 juta Poundsterling.

Kepada Madrid, Ronaldo telah mempersembahkan gelar La Liga musim 2011-2012, dua gelar Copa del Rey pada musim 2010-2011 dan 2013-2014, Liga Champions Eropa musim 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016. Ronaldo juga menyumbangkan UEFA Super Cup tahun 2014 dan Piala Dunia Antar Klub tahun 2014. Prestasi luar biasa tentunya.

Kelebihan utama Ronaldo ialah kecepatan dan kemahiran menggiring bola. Seringkali, pemain bertahan lawan kesulitan mengejar kecepatan Ronaldo di lapangan. Umpan-umpan terobosannya juga kadang merepotkan lawan. Meski tak terlalu sering, namun Ronaldo sering memberikan umpan-umpan brilian kepada koleganya ketika berada posisi strategis di pertahanan lawan.

Kemampuan lainnya ialah membaca umpan-umpan dari koleganya. Dia bisa membaca arah bola yang ditujukan kepadanya dan langsung bergerak menyongsongnya guna menciptakan gol. Kemampuan finishing juga sangat baik.

Belum lagi kemahirannya mengeksekusi bola-bola mati. Selama bersama MU, Ronaldo telah menghasilkan gol dari tendangan bebas sebanyak 14 gol. Lalu, kala bersama Madrid, total gol dari tendangan bebasnya berjumlah 35 gol. Kemampuan ini menjadi nilai tambah bagi Ronaldo. Pasalnya, jarang ada penyerang memiliki kemahiran mengeksekusi bola-bola mati.

Meski usianya sudah kepala tiga, Ronaldo masih memiliki stamina luar biasa. Dia masih mampu bergerak cepat di lapangan dan mencari peluang menciptakan angka bagi timnya. Ronaldo adalah karakter pemain ambisius, yang haus gol.

Segala kelebihannya itu bukan tanpa cela. Ronaldo memiliki kelemahan dalam memberikan umpan silang. Jarang sekali Ronaldo melakukannya karena lebih mengandalkan kepiawaian menggiring bola.

Kemungkinan terjadinya offside juga salah satu kelemahannya yang bisa dimanfaatkan lawan. Bisa saja tim lawan menghentikan langkahnya dengan menerapkan strategi offsice trap. Namun, itu bisa saja gagal bila eksekusinya tidak dilakukan dengan cepat.

Kelemahan lainnya, Ronaldo tidak memiliki naluri membantu pertahanan. Ketika sudah lewat dari daerah permainannya, Ronaldo hanya melihat koleganya di baris pertahanan berjibaku menghadapi serangan lawan. Dia hanya fokus melakukan penyerangan. Dia juga sangat tergantung dari umpan-umpan matang koleganya.

Di laga kualifikasi Euro 2016, Ronaldo tampil sebanyak enam laga dan menciptakan lima gol. Torehan itu menyakinkan sang pelatih, Fernando Santos, untuk mengandalkan Ronaldo sebagai motor serangannya.

Walau sama-sama menjadi andalan timnya, kondisi Ronaldo sedikit berbeda dengan Bale. Pasalnya, di dalam Timnas Portugal memiliki pasangan penyerang yang kualitasnya tidak terlalu jelek, yakni Nani.

Pemain berusia 29 tahun itu memiliki kualitas hampir sama dengan Ronaldo, hanya berbeda beberapa tingkat di bawahnya. Keduanya pernah merasakan satu tim selama di MU. Namun, masa bakti Nani di MU jauh lebih panjang hingga 2014, yang kemudian dipinjamkan ke Sporting Lisbon.

Selama berseragam MU, Nani tampil sebanyak 228 laga dengan torehan 41 gol dan 63 umpan. Dia menjadi salah satu punggawa MU kala menjuarai Liga Premier Inggris pada musim 2007-2008, 2008-2009, 2010-2011, dan 2012-2013. Selain merasakan gelar juara itu, Nani mengantarkan MU menjuarai Community Shield tahun 2007, 2008, 2010, dan 2011.

Dia juga menjadi bagian dari MU kala menjuarai Liga Champions Eropa musim 2007-2008 dan Piala Dunia Antar Klub tahun 2008. Pengalaman itu menjadikan Nani sebagai salah satu pemain Portugal yang sukses di tanah Inggris.

Kemahiran Nani yang menjadi kekuatannya ialah pada kemampuannya bermain di beberapa posisi yang lebih banyak dari Ronaldo. Pemain yang kini merumpunt bersama Fenerbache itu dapat bermain sebagai di lini depan dan tengah.

Di lini depan, Nani dapat bermain sebagai penyerang sayap dan penyerang tengah. Di posisi sayap, Nani dapat memberikan kontribusi umpan terobosan yang apik kepada koleganya. Sedangkan, di posisi penyerang tengah, pria kelahiran 17 November 1986 itu mampu menusuk pertahanan lawan dan mencetak gol. Dia juga mampu berperan sebagai striker bayangan.

Di lini tengah, Nani mampu bermain di posisi gelandang serang dan gelandang sayap. Pada dua posisi itu, Nani lebih berperan sebagai penyuplai bola ketimbang fokus pada penyerangan. Keahlian menggiring bolanya sering dimanfaatkannya untuk memecah konsentrasi pemain belakang lawan sehingga memunculkan peluang memberikan umpan. Keahliannya menggiring bola juga memudahkannya menyusuri pinggir lapangan ketika berposisi sebagai gelandang sayap.

Kemampuan lain yang membantu Nani di lini tengah ialah melesakkan tendangan jarak jauh. Tendangannya itu mampu membuat bola bergerak cepat dan kencang. Sehingga, dia bisa saja menciptakan gol dari tendangan spekulasi dari tengah lapangan.

Perbedaan Nani dengan Ronaldo terletak pada kemampuan bertahan. Nani kerap turun ke belakang untuk membantu pertahanan ketika terjadi serangan balik dari lawan timnya.

Di Euro nanti, kemungkinan besar Nani akan dipasangkan sebagai penyerang tengah mendampingi Ronaldo. Dia akan menjadi tandem pas untuk Ronaldo. Sebab, Nani dapat menyuplai umpan cantik untuk dimaksimalkan Ronaldo sehingga tercipta gol.

Pemain lain yang dapat memberikan suplai bola ke Ronaldo dan Nani ialah Joao Moutinho. Pemain AS Monaco itu merupakan salah satu playmaker di Timnas Portugal saat ini. Pastinya, dia akan dijadikan pilihan utama untuk mengisi lini tengah oleh Santos.

Pemain berusia 29 tahun itu memiliki kemampuan mengatur serangan dan menyuplai umpan-umpan cantik ke lini depan. Kemungkinan, Ronaldo akan bergantung padanya untuk menyuplai bola dari tengah lapangan.

Selain itu, dia kerap menjadi eksekutor bola-bola mati untuk menjadikannya umpan terukur kepada penyerang. Biasanya, Moutinho akan menjadi eksekutor bola mati dari tengah lapangan. Dia juga dapat dipastikan mengambil peran sebagai eksekutor sepak pojok.

Swedia Berharap Magis Ibra

Pemain yang paling cemerlang di Timnas Swedia ialah Zlatan Ibrahimovic. Pemain yang musim lalu bermain di Paris Saint Germain (PSG) itu merupakan penyerang multitalenta. Dia mampu tampil menyerang dan juga pengumpan.

Kala bersama PSG, Ibra, sapaan karibnya, telah bermain sebanyak 156 laga selama empat musim. Selama itu, dia telah mencetak gol sebanyak 133 gol dan 49 umpan. Statistik itu membuktikan kalau Ibra merupakan penyerang haus gol yang mampu bermain bersama timnya.

Soal prestasi, setiap tim yang dibelanya pasti akan menjadi tim juara. Hal itu terbukti dengan melihat prestasi tim yang dibelanya. Kala membela Ajax Amsterdam, Ibra merasakan gelar juara Eredivisie sebanyak dua kali, yakni musim 2001-2002 dan 2003-2004.

Lalu, ketika dia pindah ke Juventus pada tahun 2004, Ibra mempersembahkan gelar juara Serie A dua musim berturut-turut, yakni 2004-2005 dan 2005-2006. Sayangnya, gelar juara itu kemudian dicopot oleh otoritas sepakbola Italia karena kasus Calciopoli yang menjerat Juve.

Tahun 2006, Ibra pindah ke Inter Milan dan menjadikan klub itu disegani di Italia. Bersama Inter, Ibra memenangi Serie A sebanyak tiga kali berturut-turut, yakni musim 2006-2007 hingga 2008-2009.

Setelah tiga musim indah bersama Inter, Barcelona memboyongnya ke Camp Nou pada tahun 2009. Di Spanyol, Ibra kembali berprestasi dengan membawa Barca menjuarai La Liga pada musim 2009-2010. Di Barca, Ibra hanya bertahan satu musim karena adanya perselisihan antara dirinya dengan pelatih kala itu, Josep ‘Pep’ Guardiola.

Tahun 2010, Ibra kembali ke Italia dan merumput bersama AC Milan. Bersama klub rival sekota Inter itu, Ibra kembali menunjukkan diri sebagai pemain berkualitas. Dia membawa Milan menjuarai Serie A musim 2010-2011. Dia hanya bertahan dua musim di Milan dan kemudian pindah ke PSG pada tahun 2012.

Bersama klub asal Perancis itu, Ibra menasbihkan diri sebagai salah satu pemain yang berhasil menjuarai empat kejuaraan liga domestik di Benua Eropa. Selama di PSG, Ibra telah mempersembahkan empat juara Ligue 1 secara berturut-turut, yakni musim 2012-2013 hingga 2015-2016.

Ibra dikenal sebagai penyerang yang haus gol. Di musim terakhirnya bersama PSG, Ibra telah bermain sebanyak 29 laga Ligue 1 dan membubuhkan total 38 gol. Torehan itu termasuk sangat baik mengingat usia Ibra yang beranjak 34 tahun.

Dalam mencetak gol, Ibra tidak bergantung pada posisi yang enak saja. Ada beberapa gol yang dihasilkannya secara logika sulit untuk dilakukan. Bahkan, dia sering mencetak gol dengan gaya akrobatik. Selain itu, dia bisa memaksimalkan potensi tinggi badannya yang mencapai 195 cm untuk mencetak gol dengan sundulan.

Tinggi badannya itu menjadi nilai tambah ketika terlibat duel udara dengan pemain bertahan lawan. Koleganya di Timnas Swedia, akan memanfaatkan kelebihannya Ibra itu dengan mengumpan bola-bola tinggi.

Ibra seringkali mencetak gol dengan cara-cara yang tidak seperti dilakukan pemain lainnya. Ibra menggabungkan teknik beladiri Taekwondo dengan sepakbola. Kelebihan itu yang membuatnya mampu mencetak gol, meski pada posisi yang tidak memungkinkan.

Selain dikenal sebagai penyerang ganas, Ibra mampu memberikan umpan-umpan brilian. Di musim ini, Ibra telah membubuhkan total 13 umpan kepada koleganya di PSG yang berujung gol.

Kualitas lain Ibra yang pastinya dibutuhkan Erik Hamren di Timnas Swedia ialah kemampuannya melakukan tendangan jarak jauh. Ibra mampu melesakkan gol dari luar kotak pinalti dan dari sudut manapun ketika dibutuhkan. Akurasi dan kekuatan tendangannya sangat baik, meski kemungkinan gol masih dapat dihalau oleh kiper atau pemain belakang lawan.

Dia juga bisa mengeksekusi bola-bola mati dengan sangat baik. Ada kemungkinan besar, Hamren akan mempercayakan Ibra menjadi eksekutor tendangan bebas dekat dengan gawang agar tercipta gol.

Selain naluri mencetak gol, kelebihan lain pemain berjuluk "Ibrakadabra" itu ialah kualitas menggiring bolanya. Meski tak secantik Ronaldo dalam hal menggiring bola, Ibra termasuk tipe pemain yang ngotot mempertahankan bolanya. Dia mampu bertahan dari gempuran tekel-tekel keras yang ditujukan padanya.

Di balik kelebihannya itu, Ibra terlalu sering melakukan tendangan spekulasi dari tengah lapangan, sehingga tak begitu besar peluangnya mencetak gol. Pada Euro kali ini, Swedia amat berharap magis Ibra. Pamor kebintangannya menutupi kualitas pemain Swedia lainnya.

Di Timnas Swedia pun tidak terlalu banyak pemain yang kemampuannya setara dengan Ibra.  Sekalipun ada yang bermain di liga elit Eropa, namun lebih banyak bermain di klub-klub menengah.

Beban berat akan ditanggung Ibra untuk membawa Swedia menjadi raja di Benua Eropa. Oleh sebab itu, Hamren harus apik dalam mengatur strategi agar tidak terlihat terlalu mengandalkan Ibra. Meski demikian, rasanya sedikit sulit mengunci permainan Ibra. Sebab, dia pemain bermental baja yang mampu bangkit dalam kondisi apapun.

Laga Euro akan menyuguhkan perjuangan para bintang dalam membela negaranya. Namun, di laga bergengsi, para pemain muda akan memanfaatkannya sebagai panggung unjuk kebolehan. Karena di laga itulah, kemahiran mereka disimak oleh klub elit dunia. Mereka yang sukses mengukir prestasi di Euro, tentu akan mendapatkan tawaran menggiurkan untuk merumput bersama klub elit dunia.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : UEFA/Telegraph/Who Scored/Fantasy Football Scout/Statbunker/Soccerbase/ Follow Your Sport
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 634
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 784
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 751
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 278
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 140
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya