Mengintip Kepemimpinan Inovatif BUMN

Inovasi dan Kerja Tangkas Hutama Karya Berbuah Laba

| dilihat 1622

Catatan Luar Pagar Sèm Haèsy

Kepemimpinan kreatif dan inovatif adalah keniscayaan dalam tata kelola bisnis di abad ke 21 dan masa-masa mendatang. Kepemimpinan kreatif dan inovatif juga disebut sebagai kepemimpinan ide.

Dikatakan begitu, lantaran studi menunjukkan, fungsi utama pemimpin adalah untuk mengenali ide-ide bagus, kemudian menyesuaikannya dengan kebutuhan organisasi (Stoyko, 2006). Misinya adalah menyatukan manusia dan terlibat dengan mereka dalam interaksi yang relevan, yang mengarah pada lingkungan kreatif yang lebih baik. Termasuk sikap pribadinya dan cara mengekspresikan sesuatu yang tidak boleh membuat orang ragu.

Hutama Karya memilih jalan ini. Salah satu yang nampak adalah penemuan dan penerapan sistem manajemen operasional yang berorientasi mutu sekaligus efisien.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas membangun jalan tol lintas Sumatera, itu memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas kinerja, mutu pekerjaan, dan pengembangan modal insan yang kompeten. Tidak lagi menempatkan manusia hanya sebagai sumberdaya, melainkan sebagai modal sekaligus investasi.

Merespon kepemimpinan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia pada periode kedua (2019-2024), Hutama Karya, seperti ungkap Direktur Utama Bintang Perbowo titik berat pembangunan modal insan itu setarikan nafas dengan peningkatan kualitas kerja dalam membangun infrastruktur (CNBC Indonesia -09/08/19).

Bintang memandang, apa yang digariskan pemerintah itu sangat tepat untuk mengatasi keterlambatan, keterbelakangan Indonesia di dalam infrastruktur. Kemudian juga di dalam periode berikutnya Bapak Presiden mengatakan akan membangun manusia-nya.

Hutama Karya sudah menyiapkan pembangunan modal insan-nya, sejak tahun lalu. Bintang menyebut, pimpinan Hutama Karya, memberi prioritas kepada generasi muda karena di BUMN ini, sudah 60 persen lebih sudah bekerja generasi yang biasa disebut sebagai generasi milenial itu yang sudah bekerja.

Bintang juga mengemukakan, mereka yang sudah bekerja kurang lebih lima tahun di Hutama Karya, didorong, diberikan kesempatan setiap tahun untuk memperdalam ilmunya. Pimpinan Hutama Karya menyekolahkan tak kurang dari 20 orang per tahun ke luar negeri.

Pertimbangannya? Dalam kompetisi ke depan, yang akan bertahan adalah korporat atau perusahaan yang mempunyai modal insan yang kuat, selain perusahaan yang adaptable. Mereka lebih mudah beradaptasi dengan proses transformasi kreatif dan inovatif.

Apa yang dikemukakan Bintang terlihat dalam interaksi personalnya dengan para karyawan muda, ketika dengan backpack-nya singgah sesaat di kafe yang terletak di sudut bangunan utama kantor pusat Hutama Karya.

Di kafe itu, sejumlah anak muda yang nampak segar, dengan jas, batik dan pantalon, serta busana belia profesional dengan scraf a la generasi milenial, nampak berdiskusi. Dengan laptop di meja kafe, sambil duduk dan berdiri, seraya menikmati kopi, mereka berdiskusi tentang proyek kerja yang sedang mereka tangani.

Sekelompok lain, bicara tentang aksi pemasaran. Sekaligus mendiskusikan profil bakal client, tantangan dan opotunitasnya. Tersimak juga diskusi mereka ihwal kelemahan dan kekuatan Hutama Karya, tempat mereka bekerja.

Dialog kreatif berorientasi solusi dalam menembus pangsa pasar, berbekal hasil inovasi sebagai kelebihan utama BUMN ini di kancah bisnis konstruksi.

Kerja kreatif dan inovatif itu tak sia-sia. Sampai H1-2019 persero ini berhasil membukukan kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 79,81persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2018. Laba meningkat meningkat dari Rp 614 miliar menjadi Rp 1,10 triliun.

Penerapan inovasi manajemen, seperti lean construction, berupa metode kerja yang membuat proses penyelesaian proyek menjadi lebih cepat dan berkualitas, berimbal laba perseroan yang mampu melampaui target yang ditetapkan. (Baca: HKway dan Lean Construction )

Apalagi, menurut Bintang, bisnis konstruksi pada tahun ini juga akan terus mendapatkan katalis positif dengan upaya pemerintah menggenjot proyek infrastruktur.

Data Kementerian Keuangan menunjukkan, pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp 415 triliun dalam APBN 2019.

Ketika tampil dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 08/08/19), Bintang Perbowo mengungkapkan, capaian kenaikan laba di semester 1-2019, ditopang oleh inovasi-inovasi dan metode kerja dan juga procurement. Sehingga hasil inovasi itu dan hasil kerja keras dan kerja cerdas seluruh karyawan di lapangan, menambah perolehan laba.

Laba itu melebihi target. Dan yang menarik, laba diperoleh dari hasil kerja proyek-proyek lama.

Hutama Karya mengemban tugas membangun, mengelola dan memelihara jalan tol Trans Sumatera, sekitar 60 persen.  Amanah membangun, mengelola dan memelihara jalan tol Trans Sumatera, itu berdasarkan (Perpres) No. 100 Tahun 2014 yang diperbarui dengan Perpres Nomor 117 Tahun 2015, berupa jalan tol sepanjang 2.770 kilometer dengan prioritas 8 ruas pertama hingga tahun 2019 ini, sepanjang 650 kilometer.

Saat ini, Hutama Karya sedang speed up pembangunan jalan tol, supaya bisa operasional sampai dengan Desember 2019, yaitu ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km, yang  hampir 80 perrsen lebih, fisiknya sudah dikerjakan. Ada spot-spot yang sudah lakukan, hingga Desember 2019, menjadi 131 KM.

Selain itu juga ruas Medan-Binjai, sepanjang 22 KM yang sudah rampung sepanjang 17 KM.  Ada sejumlah pembangunan change yang lahannya harus dibebaskan dulu dari penduduk.  Beberapa ruas jalan tol sudah dibuka lahannya, seperti Aceh Sigli sepanjang 71 KM yang kini sedang dalam proses pembangunan. 

Selain jalan tol, Hutama Karya juga melaksanakan pembangunan proyek-proyek PLTU dan PLN. Salah satu proyek Engineering, Procurement and Construction (EPC) yang diselesaikan di penghujung triwulan II tahun 2019 adalah PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) di Grati - Pasuruan, yang diresmikan pada Jum'at (26/7/19) oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Jonan memuji efisiensi dengan mengedepankan hasil maksimal dalam pembangunan PLTGU. Termasuk penggunaan tenaga kerja lokal. yang masif. Proyek itu, efektif dibangun sejak bulan Juli 2016, dengan nilai investasi sebesar Rp 3,61 triliun menyerap 2.728 orang tenaga lokal dan 35 tenaga asing pada masa konstruksinya.

Suroto, Direktur Operasi II Hutama Karya pun bangga menggarap proyek Grati Combined Cycle Power Plant (Peaker) Ext. 450 MW, yang selesai tepat waktu, tepat mutu dan menghasilkan kinerja melebihi apa yang dipersyaratkan di dalam kontrak. Menurut Suroto, PLTGU Grati merupakan salah satu proyek Hutama Karya yang cukup monumental, karena PLTGU ini merupakan bagian dari keberhasilan salah satu Program Listrik Pemerintah 35.000 MW sebagai wujud komitmen dan kerja nyata untuk Listrik Indonesia yang lebih baik.

Hutama Karya berkontribusi penting terhadap keberhasilan pembangunan PLTGU ini untuk mendukung program pemerintah. Manfaat proyek ini dapat dirasakan masyarakat, khasnya di sekitar Pasuruan, Surabaya Selatan, Paiton, dan Krian. Faktor lain yang membuat proyek ini cukup monumental adalah berbagai prestasi yang diraih saat proses pembangunannya. Antara lain, Hutama Karya melalui proyek PLTGU Grati, telah meraih juara 1 HSE dari seluruh proyek PLN di Indonesia, dan akan menjadi contoh bagi proyek EPC HK lainnya.

Hutama Karya merupakan BUMN Karya pertama yang mengerjakan 500 kV AIS (Air Insulated Switchgear) yang telah terhubung baik dengan existing di bawah kendali Pusat Pengatur Beban (P2B) Jawa Bali Control Center (JCC).

Proyek pembangunan PLTGU Grati ini pun berhasil mengintegrasi 2 Gas Turbine dari Ansaldo Energia (2 x 150 MW) dan 1 Steam Turbine dari Doosan Skoda Power (1 x 150 MW) sehingga mampu menghasilkan listrik, total 450 MW untuk target pencapaian elektrifikasi nasional Indonesia. Tak kurang dari 1 juta rumah akan teraliri listri dari proyek ini, dengan asumsi tiap rumah memiliki daya 900 watt. Tentu, sudah bisa cukup untuk Pulau Jawa Bagian Timur sampai Bali bahkan.

Selain itu, Hutama Karya juga mengerjakan proyek jalan dan gedung yang tidak terlalu banyak di Jakarta, Jawa Barat, dan Surabaya.

Alhasil, menurut Bintang, dalam konteks pembangunan infrastruktur, saat ini kita mengejar ketertinggalan dibanding negara-negara tetangga. Pembangunan jalan tol, misalnya, berdampak baik secara langsung kepada rakyat, termasuk petani. Bintang mencontohkan, dulu kita tidak pernah dengar, bahwa petani atau penghasil sayur-sayuran di Lampung menjual hasil pertaniannya ke Pasar Induk Kramat Jati. Sekarang mereka dengan senang menjualnya ke Kramat Jati, dapat uangnya lebih banyak, waktunya sudah jauh lebih pendek. Sehari dia bisa dua kali. Karena ada infrastruktur yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Semua itu menggambarkan, produk kreatif dan inovasi di sektor BUMN Karya berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat. Kata kuncinya adalah kepemimpinan kreatif, lingkungan kreatif, tim kerja yang kuat, dan alat yang baik untuk mengembangkan semua konsep kreatif - inovatif.

Bintang dan seluruh jajaran kepemimpinan Hutama Karya, nampak sedang harus memastikan bahwa siklus inovasi terus-menerus berlangsung untuk merangsang kreativitas tim, bermuara pada kinerja persero.

Secara teori, yang nampak di lingkungan Hutama Karya -- setidaknya dari ungkapan para karyawan milenials di sudut kafe, itu -- Bintang dan para pemimpin (Direksi dan Komisaris) -- sedang menghidupkan penciptaan lingkungan favourable yang merangsang munculnya ide, eksplorasi peluang baru secara terus-menerus serta pemecahan masalah, penerapan teknik praktis yang menghasilkan peluang baru, pengumpulan pemangku kepentingan dan pada akhirnya, realisasi gagasan, yang memastikan bahwa kegiatan berlanjut ke tahap terakhir: menyajikan profit bagi perusahaan dan manfaat bagi masyarakat dan negara.|

-----------------------------------

Baca Juga : HKWay dan Lean Construction



Artikel opini. Sèm Haèsy, pemerhati BUMN. Penulis buku Transformasi BNI (Bank BNI), Transformation Wave Ngurah Rai - Bali (AP I),  Lompatan Kalimantan - Sepinggan (AP I), Kembalinya ke Pangkuan Ibu Pertiwi (Inalum), Platinum Track (BUMN), Prolog buku Leaders Behind SOEs - Balai Pustaka dan lain-lain; 

Editor : Web Administrator | Sumber : CNBC Indonesia, HK, dan sumberlain
 
Budaya
02 Feb 25, 05:34 WIB | Dilihat : 837
Kuku Macan Betawi untuk Bang Anung
15 Nov 24, 20:48 WIB | Dilihat : 1177
Perkabungan
12 Nov 24, 08:29 WIB | Dilihat : 1538
HOS Tjokroaminoto Pembuat Strategi Kebudayaan Progressif
07 Nov 24, 22:10 WIB | Dilihat : 1166
Membaca Ulang Puisi Pamplet dan Mengingat Isyarat Rendra
Selanjutnya
Humaniora
06 Mar 25, 02:43 WIB | Dilihat : 581
Buka Puasa Bersejarah di Istana Windsor Inggris
04 Mar 25, 03:55 WIB | Dilihat : 414
Shaum di Zaman Sungsang
31 Jan 25, 05:17 WIB | Dilihat : 846
Keserakahan
Selanjutnya