
JAKARTA | Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menutup triwulan ketiga tahun 2025 dengan kinerja operasional dan keuangan yang solid dengan capaian di atas target.
Pjs. Corporate Secretary Pertamina, Rizki Vistiari dalam pernyataan tertulis (Kamis, 30/10/25) mengemukakan, “Di tengah situasi ekonomi dan politik yang penuh tantangan, capaian positif yang berhasil dicatatkan Pertamina NRE ini menjadi bukti kerja keras dan kerja cerdas seluruh tim. Dan tentunya tak terlepas dari dukungan pemegang saham dan para pemangku kepentingan,” ujar Rizki Vistiari, Pjs. Corporate Secretary Pertamina NRE.
Dikemukakannya, total produksi listrik konsolidasi Pertamina NRE mencapai 6.524.753 Megawatt hour (MWh), atau lebih tinggi 19,2 persen dari target RKAP Triwulan III 2025. Peningkatan signifikan ini terutama didorong oleh kinerja optimal afiliasi Pertamina NRE, PT Jawa Satu Power (JSP), yang membukukan produksi sebesar 2.690.693 MWh, atau 48 persen di atas target.
"Produksi listrik dari (PGE) juga memberikan kontribusi besar dengan produksi 3.745.357 MWh atau melampaui 5 persen dari target. Sementara itu, Pertamina Power Indonesia (PPI) mencatat produksi 88.703 MWh, mendekati target 90.166 MWh," tambahnya.
Kapasitas terpasang Pertamina NRE secara kumulatif mencapai 3.083 Megawatt (MW), meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Peningkatan ini dikontribusikan dari afiliasi Pertamina NRE, CREC, yang berhasil commercial operation date PLTS baseload berkapasitas 197 MW dan battery energy storage system (BESS) berkapasitas 320 MWh pada September lalu, sehingga total kapasitas terpasang dari CREC hingga triwulan III mencapai 526 MW. Berkat tambahan dari proyek-proyek baru — termasuk CREC (Palawan’s Project) dengan kapasitas 526 MW.
Dari aspek operasional lainnya, pada triwulan III EAF (equivalent availability factor) pembangkit Listrik Pertamina NRE mencapai 98,28 persen, meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Hal ini menunjukkan tingkat keandalan pembangkit listrik yang baik. Sedangkan EFOR (equivalent forced outage rate) nihil hingga triwulan III, yang artinya tidak ada kejadian pembangkit Listrik berhenti beroperasi secara tak terencana," jelas Rizki pula.

Ramah Lingkungan dan Bersih
Selain itu, kinerja asset integrity menunjukkan pula hasil menggembirakan dengan zero low integrity asset, yang berarti tidak ada aset yang berada pada kondisi berisiko rendah atau memerlukan perhatian segera karena menurun fungsinya, berpotensi gagal, atau membahayakan operasi dan keselamatan.
Dari sisi keuangan, Pertamina NRE juga mencatatkan capaian positif. Pendapatan, EBITDA, dan laba bersih secara berturut-turut mencapai sebesar USD 325,4 juta, USD 215,6 juta, dan USD 85,13 juta. Realisasi pendapatan lebih tinggi 2 persen dari target, sedangkan EBITDA dan laba bersih lebih tinggi 2 persen dan 1 persen dari target.
Dalam aspek keselamatan dan lingkungan (HSSE), Pertamina NRE berhasil mempertahankan nihil fatalitas sepanjang triwulan III. Upaya dekarbonisasi juga menunjukkan hasil positif. Program manajemen emisi berhasil menekan emisi sebesar 14.994 ton CO?e, jauh melampaui target tahunan 2.080 ton CO?e.
“Di Tengah tuntutan untuk meningkatkan kinerja bisnis, aspek HSSE tetap menjadi prioritas di Pertamina NRE. Kami menjadikan HSSE sebagai budaya Perusahaan,” tambah Rizki.
Selaras dengan pencapaian tersebut, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, energi hijau menjadi salah satu upaya Pertamina dalam mencapai ketahanan energi nasional, sejalan Rencana Umum Energi Nasional Pemerintah.
"Pemanfaatan energi hijau diperkirakan terus meningkat. Kami optimistis ke depan potensi energi baru terbarukan yang bisa dikembangkan di Indonesia akan semakin berkembang, inilah peran Pertamina NRE," ungkap Fadjar.
Pertamina NRE terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) 2060. Melalui inovasi teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan pengembangan portofolio energi bersih yang terintegrasi, Pertamina NRE juga berkomitmen menjadi motor penggerak transisi energi nasional menuju masa depan yang lebih hijau, berkelanjutan, dan berdaya saing global.
Secara umum yang dimaksudkan dengan energi hijau adalah energi yang dapat diproduksi menggunakan metode, dan dari sumber, yang tidak membahayakan lingkungan alam. Istilah energi hijau, energi baru terbarukan, dan energi bersih sering digunakan secara bergantian.
Meski mempunyai perbedaan, pada dasarnya energi hijau, energi bersih, dan energi terbarukan merupakan rumpun energi yang kian banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, sebagai bagian dari ikhriar mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara dan gas, yang merupakan penyebab utama perubahan iklim.
Energi hijau karib dan tidak merusak lingkungan. Energi bersih bertalian dengan udara bersih, dan energi baru terbarukan merupakan sumber daya alami yang mengisi kembali sumber daya energi yang terpakai, seperti matahari dan angin sebagai sumber daya yang terus-menerus dan diperbarui secara alami. Karenanya sering pula disebut sebagai energi berkelanjutan.
Energi bersih adalah energi yang, ketika digunakan, menghasilkan sedikit atau bahkan tidak ada emisi gas rumah kaca. | rilisa, porisga