Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi

Membangun Akuarium, Berantas Mafia Migas

| dilihat 2113

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM), Sudirman Said -- yang disebut Anggota DPR RI RI – Fraksi PDI Perjuangan – Effendi Simbolon, termasuk salah satu dari tiga menteri yang mesti diganti oleh Presiden Jokowi – melangkah tegap. Meski tak bergegas, dia memasuki pintu utama kantor kementeriannya di pojok antara Jalan Merdeksa Selatan – Jalan Thamrin.

Di bangunan jaman belanda, itu dia baru saja mengambil keputusan yang ditunggu komunitas bisnis ESDM sejak September lalu, soal beragam isu terkait mafia migas, yang bikin Indonesia selalu impor migas. Minggi, 16 November 2014, Sudirman mengabarkan keputusannya.

Dia baru saja membentuk tim kerja, yang disebutnya Komite Mafia Migas, yang juga disebut Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. Faisal Basri, ekonomi Universitas Indonesia – kemenakan mantan Wapres H. Adam Malik – yang kritis, diangkatnya sebagai Ketua.

Tim ini, menurut Sudirman, untuk memerangi mafia migas yang selama ini membuat geram banyak kalangan terhadap berbagai isu tentang mafia Migas. Sudirman menunjuk Faisal Basri untuk memulihkan lagi kepercayaan publik terhadap kementerian itu. Termasuk, menepis tudingan, bahwa dirinya merupakan bagian dari mafia Migas itu sendiri. Dia ingin membangun kepercayaan publik. 

“Sekalian menjawab soal mafia, kalau saya mafia, tidak mungkin saya pilih pak Faisal mereview pekerjaan saya,” ujar Sudirman.

Paling tidak ada empat tugas pokok tim reformasi yang dipimpin Faisal ini.  Pertama, mengkaji proses perizinan tata kelola migas dari hulu ke hilir. Kedua, memberikan rekomendasi tata ulang kelembagaan terkait pengelolan migas. Ketiga, mempercepat revisi Undang-undang Migas. Terakhir, merevisi proses bisnis guna mencegah adanya pemburu rente dalam setiap rantai industri migas.

Tim bersifat Adhoc, masa tugasnya, bergantung keperluan. Sudirman berharap, setengah tahun tim sudah memberikan hasil seperti yang ditugaskan kepadanya. “Kerjaannya temporer, insha Allah sudah ada rekomendasi. Tim akan bekerjasama dengan Sekjend, Dirjen, dan semua unit,” tambah Sudirman.

Faisal sendiri menjelaskan, rekomendasi yang diberikan timnya itu bertujuan membenahi institusi. Termasuk, menjauhkan sektor migas dari para mafia. Tim ini bukan melawan orang, bukan menciduk mafia, karena tugas semacam itu adalah pekerjaan penegak hukum. Tapi membangun institusi. Ibarat membangun akuarium, aktor-aktornya berada laiknya ikan di dalam akuarium itu. Jadi apa saja yang berlangsung semua khalayak tahu.

Alhasil, dari rekomendasi tim Faisal ini, kelak orang bakal tahu, siapa saja pemain di sektor migas, bagaimana kiprahnya, dengan begitu siapapun yang bermain di sektor itu, bakal enggan melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Kalo sudah begitu, “Insha Allah, mafianya tidak kuasa, tidak bisa leluasa karena semua orang melihat. Mafia itu, ‘kan ada karena berada di ruang gelap,” jelas Faisal.

Soal tim pemberantasan Anti Mafia Migas, itu memang sudah mengemuka sejak September lalu. Deputi Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, yang mengungkapkan rencana pembentukan satuan tugas (satgas) anti-mafia di sektor minyak dan gas, itu. Pembentukan Satgas Anti-Mafia Migas ini, kata Hasto kala itu, merupakan perintah langsung dari Jokowi dan Kalla untuk menandai arah kebijakan pemimpin baru ini, dalam sektor minyak dan gas.

"Tim ini mempunyai tugas khusus,” kata Hasto  (Rabu, 10 September 2014) di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, usai bersama Rini Suwandi menjumpai Menko Perekonomian (kala itu) Chairul Tanjung. Ia berharap melalui tim ini, diharapkan proses produksi dan distribusi di sektor minyak dan gas menjadi lebih efisien dan lancar. Hasto kini ditugaskan Megawati melaksanakan tugas Tjahjo Kumolo sebagai sekretaris jendral PDIP, yang kini Menteri Dalam Negeri.

 Akal halnya Rini Suwandi, yang juga dicurigai Effendi Simbolon, berharap khusus kepada komite yang dipimpin Faisal Basri ini. Pembentukan tim ini bakal mempercepat penanganan proses berbagai agenda di sektor migas. Menurut Menteri BUMN, ini pembenahan sektor itu sangat penting.

Karenanya, dia mengerahkan BUMN sektor itu untuk membantu tim. Rini mendukung upaya Kementerian ESDM membentuk komite ini dan berharap pula mendapat masukan untuk melakukan perubahan di BUMN migas. “Saya berharap, usulan dari tim reformasi ini dapat menjadi pintu masuk untuk merestrukturisasi BUMN di bidang migas seperti PGN dan Pertamina. Sehingga kami dapat membuat BUMN itu dapat berkembang lebih profesional dan dapat bersaing," ungkapnya kepada pers. |  noora

Editor : N Syamsuddin Ch. Haesy | Sumber : berbagai sumber
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 199
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 306
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 933
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1163
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1424
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1569
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya