Mendulang Kemandirian di Blok Rokan

| dilihat 4235

AKARPADINEWS | Rokan di Provinsi Riau, tak hanya berjuluk negeri Seribu Suluk. Daerah yang dilintasi sungai Rokan kanan dan sungai Rokan Kiri, Sungai Tapung, Sungai Dantau, Sungai Ngaso, Sungai Batang Lubuh, Sungai Sosa Batang, Sungai Batang Kumu, Sungai Duo (Langkut), dan Sungai Kampar, itu menyimpan kekayaan budaya dan sumberdaya alam.

Berkah Tuhan meruah di wilayah berpenduduk asli dan tempat bermukim kaum rumpun Galah Minangkabau, yang pernah berjuluk 'Rantau Nan Tigo Kabuang Aie.'  Pun kaum Melayu berlanggam Padang Kawas. Spirit kewirausahaan, mengalir pula di kawasan ini.

Dari aspek sumberdaya alam, Rokan tak hanya kawasan subur untuk perkebunan, karena kawasan ini juga menyimpan potensi sumberdaya alam minyak dan gas bumi.

Rokan berkontribusi sekira 70 persen dari 1 juta barrel/hari minyak dan gas bumi, yang memungkinkan Riau menjadi pemasok minyak terbesar bagi Republik Indonesia. Sekaligus menempatkan Riau sebagai pemasok terbesar devisa negara. Sejak lama di sini beroperasi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).

Ada kabar baik dari Rokan, pekan ini. Pemerintah menyerahkan blok migas daerah ini dari Chevron ke Pertamina. Kerjasama dengan Chevron pun diteken untuk menjaga agar produksi tak turun. Chevron akan mengakhiri kontrak kerja Blok Rokan sampaik berakhir kontrak, tahun 2021. Pertamina akan mengelola Blok Rokan hingga 2041.

Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, keputusan itu diambil karena penawaran Chevron jauh di bawah Pertamina. Artinya, tawaran Pertamina lebih tinggi terkait dengan penerimaan negara dan  bonus tanda-tangan.

Sesuai Peraturan Menteri ESDM, kelak, 10 persen hak pengelolaan blok Riau, akan diserahkan  melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), jelas Archandra, ketika memberikan keterangan resmi kepada pers, Selasa (31/7). Sesuai ketentuan, itu 10% participating interest menjadi hak daerah melalui BUMD. Pernyataan itu bisa dipahami, Chevron masih bisa ikut berinvestasi melalui BUMD.

Menurut Arcandra, signature bonus mencapai US$ 783 juta atau Rp 11,3 triliun. Kemudian pendapatan negara 20 tahun ke depan, sekira US$ 57 miliar atau Rp 825 triliun.

Ketika berlangsung pertemuan antara Chuck Taylor -Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit dengan Luhut Binsar Pandjaitan - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (24/7), Chevron berencana melakukan investasi sebesar US$ 88 miliar dalam 20 tahun, jika kontrak diperpanjang. Sekaligus dengan iming-iming, peningkatan produksi hingga 700 ribu barel per hari.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengemukakan, selama semester I tahun 2018, lifting Rokan sebesar 207.148 barel per hari (bph), masih di bawah dari target sebesar 213.551 bph. Hingga akhir tahun, SKK Migas pun memprediksi lifting minyak Rokan di akhir 2018 akan mencapai 205.952 barel per hari (bph).

Staf khusus Menteri ESDM, Hadi M. Djuraid dalam kultwit melalui akun twiternya menjelaskan, penyerahan pengelolaan blok Rokan kepada Pertamina, merupakan momen besar dan bersejarah bagi industri migas Tanah Air. Bahkan, merupakan kado indah menjelang HUT ke-73 RI dipersembahkan pemerintah kpd rakyat Indonesia melalui Kementerian ESDM.

Blok Rokan, menurut Hadi adalah blok onshore terbesar Indonesia. Rata2 produksi 207,148 barel per hari, dengan cadangan hingga 1,5 miliar barel. Wajar jika banyak kontraktor migas besar tertarik untuk mengelolanya. 

Chevron selaku kontraktor eksisting dan Pertamina diberi kesempatan pertama untuk mengajukan proposal pengelolaan Blok Rokan pasca terminasi. Jika proposal keduanya dinilai tdk layak, akan dilelang secara terbuka. Pertamina memenangkan tender itu.

Menteri ESDM Ignasius Jonan membentuk Tim 22 WK (Wilayah Kerja) untuk mengevaluasi blok-blok migas yang telah habis masa kontrak, termasuk evaluasi kedua proposal tersebut.

Parameter yang digunakan adalah ekonomi dan bisnis, dalam kerangka kepentingan nasional, bukan parameter politik, tekanan publik, dan sebagainya. Menurut Hadi, yang dipilih adalah proposal yang paling mmberi nilai lebih dan keuntungan maksimal bagi negara.

Untuk itu Menteri ESDM dan Tim 22 WK menetapkan smcam “owner estimate”: menghitung dengan jeli dan teliti brp nilai yang wajar untuk blok migas tersebut. Penetapan ini adalah tahapan paling krusial proses ini.

Berdasarkan “owner estimate” itu, ditetapkan tuga variabel utama penilaian: minimal signature bonus yang harus dibayar ke pemerintah, komitmen kerja pasti, dan diskresi untuk besaran split antara pemerintah dan kontraktor.

Tenggat submit proposal final: Selasa 31 Juli 2018 pukul 17.00 Wib. Langsung dievaluasi oleh Tim 22 WK, diputuskan oleh Menteri ESDM, dan diumumkan hari itu juga selepas Isya.’

Pertamina diputuskan sebagai pengelola Blok Rokan karena proposal yang lebih baik: signature bonus USD 784 juta atau Rp 11,3 triliun, komitmen kerja pasti USD 500 juta (Rp 7,2 triliun), dan diskresi 8%.

Signature bonus adalah dana yang harus dibayarkan kontraktor ke pemerintah sebelum kontrak ditandatangani. Ini untuk menunjukkan keseriusan skaligus kesiapan dan bonafiditas kontraktor.

Maka pemerintah akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 11,3 triliun dalam bentuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Ini bisa jadi PNBP terbesar selama ini dalam satu kali transaksi.

Adapun potensi pendapatan negara dalam berbagai bentuk selama 20 thn mncapai sekitar USD 57 miliar atau Rp 825 triliun. Belum lagi multiplier effect yang amat signifikan bagi perekonomian setempat dan nasional.

Dengan mengelola Blok Rokan, kontribusi Pertamina terhadap produksi migas nasional akan melonjak hingga 60%. Thn 2018 kontribusi Pertamina baru 36% dan tahun depan 39%. Pasca 2021, Pertamina layak masuk jajaran world top oil company.

Walhasil, ketika banyak pihak meneriakkan nasionalisme dalam pengelolaan blok migas, Pemerintah melalui Jonan, Arcandra, dan Tim 22 WK berpikir dan bekerja keras melampaui itu, beyond nationalism, untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Tantangan pasca alih kelola adalah menjaga tingkat produksi, agar kontribusi Blok Rokan sebesar 26% dr total produksi migas nasional tetap terjaga, bahkan ditingkatkan. Kita yakin Pertamina mampu menjawab tantangan itu.

Melalui Hadi, Kementerian  mengucapkan terima kasih Chevron Indonesia yang telah 50 tahun mengelola Rokan dan memberi sumbangsih untuk masyarakat dan perekonomian nasional. Peluang investasi di industri migas Indonesia masih terbuka lebar.| Alkayla

Editor : sem haesy | Sumber : Kementerian ESDM
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 219
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 432
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 431
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 401
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 82
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 239
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 270
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
Selanjutnya