Sungai Sampah Cikapundung

| dilihat 2445

AKARPADINEWS.COM | “Cikapundung… Cikapundung… Cikapundung… Walungan di Kota Bandung Kota Kembang, Kota Midang, Kota pangbangbrang ka bingung…”

SEPENGGAL lirik lagu tentang Sungai Cikapundung ini sangat populer di kalangan masyarakat Bandung. Liriknya menggambarkan Cikapundung sebagai sungai yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan warga di Kota Bandung, kota kembang, kota kreatif, dan kota penghilang rasa bingung.

Namun, itu dulu. Saat ini, masyarakat Bandung justru dilanda kebingungan oleh berkubik-kubik sampah yang menghambat aliran Sungai Cikapundung. Dan, kebingungan masyarakat itu semakin menjadi karena sampah yang semakin menggunung. Masyarakat pun semakin cemas dengan ulah pengrusak lingkungan sungai yang kian massif.

Menyikapi kebingungan dan kecemasan masyarakat Bandung, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan rombongan pejabat lainnya turun tangan meninjau lokasi hilir Sungai Cikapundung.  

Saat meninjau Cikapundung, Aher, sapaan Ahmad Heryawan, menunjukan kekecewaan. “Jelema teh teu ngarasa darosa kitu miceun sampah ka sungai kieu (manusia itu tidak merasa berdosa begitu membuang sampah ke sungai seperti ini," ungkap Aher dalam bahasa Sunda.

Pemandangan sungai sampah yang dilihat dari atas  Jembatan Cijagra pada Jumat (25/3) itu, membuat Aher geleng-geleng kepala.  Aher yang meninjau Cikapundung di Kampung Cijagra, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Bandung,

didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo, Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial, dan Wakil Bupati Bandung Gungun Gunawan.

Setelah berdialog dengan beberapa warga, ia menyampaikan pesan, "Salah satu penyelesaiannya, harus tobat kabeh (semua). Ya tobat, jangan buang sampah ke sungai," tegasnya.

Ironis memang. Kota kembang yang dijuluki Paris Van Java itu dialiri sungai yang disesaki sampah. Ketinggian sampah hingga mencapai satu meter sehingga warga dapat berjalan di atas tumpukan sampah tersebut.

Ragam sampah yang tak elok dipandang itu kebanyakan sampah plastik dan rumah tangga, hasil pembuangan sampah anorganik dan organik dari berbagai tempat di Bandung. Bahkan, terlihat pula bangkai binatang seperti tikus, anjing, kucing hingga kambing, yang mengambang di sungai tersebut. 

Tumpukan sampah di Cikapundung ini tentu menebar masalah bagi warga sekitar. Selain bau menyengat, sampah tersebut dapat menjadi sumber penyakit yang mengancam kesehatan warga. Lantaran sampah-sampah menyumbat laju air sungai, warga, khususnya yang menetap di Bandung bagian selatan pun kerap langganan banjir tahunan, apalagi saat musim hujan.

Komunitas Cikapundung Rehabilitation Program (CRP) pernah melakukan penelitian dengan menelusuri sungai sepanjang 28 kilometer dari sumber hulunya di Bukit Tunggul, Bandung Utara hingga muaranya di Sungai Citarum, Bandung Selatan. Hasil penyusuran tersebut menemukan 92 titik sampah dan limbah di sepanjang bantaran sungai.

Di wilayah mata air Sungai Cikapundung, air yang mengalir memang jernih di hulunya. Namun, sekitar satu kilometer dari mata air, kejernihan air sudah tercemar limbah kotoran sapi yang dibuang oleh para peternak sehingga membuat warna sungai mulai berubah menjadi cokelat kehijauan.

Air makin parah tercemar tatkala memasuki perkampungan warga. Di beberapa titik, warga membuang sampah rumah tangga, bekas makanan yang membusuk, botol dan plastik yang sulit diurai, dan sebagainya, membuat Sungai Cikapundung makin buruk rupanya.

Kondisi sungai makin parah ketika memasuki Bandung hingga ke hilirnya. Pintu-pintu air dipenuhi sampah yang menumpuk. Sebagian sampah itu terus mengalir hingga kawasan Dayeuh Kolot, Bandung Selatan.

Selain perilaku yang tak ramah lingkungan, beberapa warga membuang sampah sembarangan, lantaran minimnya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan petugas sampah yang rutin mengangkut sampah. Warga pun memilih cara praktis memusnahkan sampah, dengan cara dibakar atau dibuang ke sungai. Dan, bagi warga yang tinggal di bibir pantai, umumnya menempuh cara dengan membuang sampah ke sungai.

Sungai Cikapundung adalah sumber kehidupan warga yang harusnya dijaga. Bukan seperti sekarang yang bisa menjadi sumber penyakit lantaran menjadi tempat pembuang akhir sampah. Selama ini, solusi yang ditempuh orientasinya sesaat. Aparatur pemerintah setempat, melibatkan tentara dan warga berjibaku mengeruk sampah kala sudah menggunung.

Dibutuhkan upaya serius dalam menyadarkan warga untuk berperilaku lebih ramah dengan sungai. Pemerintah harus tegas terhadap warga yang membuang sampah ke sungai. Pemerintah setempat harus menerapkan manajemen pengelolaan sampah yang baik agar wajah Sungai Cikapundung kembali elok seperti sediakala.

Misalnya, menyediakan TPS di berbagai tempat, khususnya di perkampungan warga yang berada di pinggiran sungai. Pemerintah juga perlu merangkul berbagai komunitas yang peduli pada lingkungan dan kebersihan di Bandung untuk bersama-sama menjaga sungai tidak menjadi tempat pembuangan sampah. 

Ratu Selvi Agnesia

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 399
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 517
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 367
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1251
Rumput Tetangga
Selanjutnya