Rumput Tetangga

| dilihat 1191

Nota Bang Sèm

LANTARAN bukan tukang rumput dan tak pernah menjadi hewan yang senang merumput, saya tak kenal banyak jenis rumput.

Hanya, ketika masih bocah, ketika sebagian laman rumah akan ditanami rumput, supaya kami latihan sepak bola, pertama kali saya tahu rumput Peking yang halus, dan berbeda dengan rumput gajah.

Jelas, saya tak paham membedakan rumput di lapangan golf dan rumput untuk stadion sepak bola. Kala bocah, di lapangan Stadion Utama Senayan (dengan mengenakan celana pop, usai latihan aubade untuk ASIAN Games) saya senang guling-gulingan di atas rumput lapangan sepak bole itu.

Selebihnya, soal rumput, yang saya ingat adalah pepatah, "rumput tetangga lebih hijau." Kadang, sekali sekala, rumput jadi inspirasi untuk puisi dan cerpen saya kala remaja. Tentu rumpput dalam konteks romantisme cinta monyet yang acap menjadi tema puisi dan cerpen saya.

Salah satu puisi masa belia saya yang berhubungan dengan rumput, antara lain berbunyi : "di hampar rumput rinduku, selalu kutemukan asmara.." Aha !

Belakangan saya suka geli acap mendengar kabar orang saling sentak sengor mempertahankan pendapat mereka -- yang dimanjakan oleh pola 'temu bual' alias gunemcatur alias 'ngadubako' alias talkshow televisi yang memanjakan kontroversi -- perihal rumput stadion sepak bola Jakarta International Stadium.

FIFA dan JIS

Pasalnya, muncul gagasan mengganti seluruh rumput di stadion sepak bola, dengan budget sekitar 6 miliar perak.Wow ! Konon, penggantain rumput itu kudu dilakukan, supaya JIS kebanggan pesepakbola Jakarta, itu layak dan sesuai standar FIFA (Federation Internationale de Football Association).

FIFA adalah organisasi sepak bola dunia yang menjadi bukul kolaborasi asosiasi sepak bola nasional yang didirikan pada tahun 1904 dan memiliki 209 anggota. Dari jumlah anggotanya, FIFA boleh dikata menyaingi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dewan FIFA memutuskan memilih Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023, yang bakal digelar pada 10 November - 2 Desember 2023 mendatang. Karenanya, berbagai stadion yang ada di Indonesia kudu diperiksa supaya bisa dipakai untuk menjadi ajang tanding dunia sepak bola untuk kategori belia itu. JIS yang dibangun semasa kepemimpinan inovatif Anies Rasyid Baswedan pun dibidik untuk menjadi sentra kegiatanm tersebut. Lantas mencuatlah isu soal renovasi stadion, itu termasuk soal rumput.

Mulanya saya tak peduli dengan peristiwa sepak bola usia belia yang bakal berlangsung itu. Maklum, sejak cedera gegara bermain sepak bola pada masa belia, saya sangat berjarak dengan apapun peristiwa sepak bola. Termasuk World Cup yang belum lama berlangsung di Doha, Qatar.

Lantaran cucu-cucu sering bersoal-jawab -- teresonansi percakapan noise ihwal JIS, World Cup U 17, dan rumput stadion sepak bola di media massa dan media sosial-- saya ikutan juga cari tahu. Saya tak ingin cucu mengeluarkan lagi kata-kata kepada saya,"Update dong.. update..!!" Hi.. hi.

Rumput Politicking

Saya menyimak percakapan beberapa cucu soal rumput, yang kadang dengan gaya sentak-sengor seperti acara 'ngadubako' di televisi. Tapi dalam pikiran saya, sederhana saja, karena JIS dibangun untuk kepentingan peristiwa sepak bola internasional, pastilah sejak proses desain menggunakan parameter internasional. Rujukannya, tentu standar FIFA.

Anak-anak bangsa yang berhasil membangun JIS sebagai manifestasi inovasi Anies selaku pemimpin kala itu, tentu punya wawasan internasional juga. Tentu, sangat sadar, bahwa stadion itu tak boleh lari dari standar FIFA.

Untuk memastikan semua standar FIFA terpenuhi, tentu tak rumit dan tak perlu bersentak-sengor ngadubako, tinggal mengundang pihak paling berkompeten dari FIFA. Minta mereka melakukan review. FIFA punya standar soal rumput -- termasuk rumput hibrid -- dari pemasangan sampai perawatannya.

Kalau hasilnya belum sesuai standar, baru ambil inisiatif untuk memperbaiki. Kalau sudah sesuai, ya minta persetujuan FIFA. Klar. Tak perlu bergaduh.

Cucu-cucu saya mingkem sambil terpana, ketika saya sampaikan hal itu. Mereka mesem-mesem, ketika saya serukan kepada mereka, "senantiasalah berlajar berpikir dengan akal budi. Benar nalar, tepat nurani, dan jitu rasa."

Perihal rumput? Tempatkanlah persoalannya pada rumput sepak bola, bukan rumput politis dan politicking. Tak ada juga pengaruhnya melakukan politisasi rumput stadion terhadap Anies, yang diusung Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai bakal kandidat Presiden pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Pasal mereview dan menguji rumput, kan juga simpel-simpel saja. Undang ahli rumput yang direkomendasi FIFA minta mereka melakukan penilaian. Apakah rumput hibrid yang ada di JIS memang merupakan formula pas yang paling disukai, karena desainnya meminimalkan efek negatif dari kondisi cuaca di stadion generasi baru.

Rumput Efisiensi

Banyak pendapat ahli rumput sepak bola kaliber dunia yang mengemukakan, rumput alami, sangat mudah aus karena aliran udara dan sinar matahari yang tidak mencukupi, berisiko menimbulkan banyak biaya perawatan.

Soal efisien itu jugalah yang menyebabkan rumput hybrid digunakan di banyak stadion. Berkat pemain lapangan rumput rumput hibrida memiliki kinerja dan kenyamanan yang jauh lebih baik.

Rumput hibrida juga dipilih sebagai rumput sepak bola, lantaran menyediakan lingkungan yang terlindung bagi batang tanaman, memperkuat akar rumput. Sekaligus memberikan lebih sedikit pemadatan di lapisan zona akar bawah karena dukungan dari karpet geotekstil.

Kata ahlinya, sistem akar rumput hibrid lebih tahan lama. Ini menciptakan area iklim mikro yang mendorong pertumbuhan kembali rumput.

Kata kuncinya dalah efisiensi. Ya.. efisiensi. Lantaran rumput hibrid mengurangi jumlah keausan, mempertahankan tingkat permukaan dan homogenitas, meningkatkan kekuatan geser permukaan. Dan.. daya tahan uptime-nya jauh lebih tinggi, sehingga pesepak bola beroleh perasaan bermain di rumput alami.

Maknya: efisiensi yang memfasilitasi pertandingan sepak bola yang enak dilihat, nyaman buat pemain, menyenangkan buat penonton.

Cucu saya pergi mengambil bola sepak di dekat ruang pustaka. Lalu bergegas pergi bersama-sama. Karena rumah saya lamannya terbatas, atas izin tetangga mereka bermain di atas rumput laman tetangga yang lebih hijau.

anak Cilincing benahi jala
maklon tiada senur terajut
sila dahulukan prestasi sepakbola
undanglah FIFA periksa rumput


 

DaKar 7 Juli 2023

 

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 527
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1049
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 274
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 743
Momentum Cinta
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 947
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1173
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1436
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1583
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya