Tan Sri JJ Peringatkan Menteri Perpaduan Malaysia Aaron

| dilihat 571

KUALA LUMPUR | Wartawan Negara Tan Sri Johan Jaaffar terusik. Jurnalis dan seniman senior Malaysia, tersebut memperingatkan Menteri Perpaduan Malaysia Aaron Ago Dagang, untuk lebih bertanggungjawab atas pernyataan - pernyataannya.

Peringatan keras mantan Chairman Media Prima Bhd tersebut disiarkan media arus perdana Malaysia, Kamis (23/3/23), menanggapi pernyataan Aaron sebelumnya (Rabu, 22/3/23) di Terminal I Kuala Lumpur International Airport (KLIA).

Kala itu, Aaron usai membuka pameran "Only You - Seniman Agung P. Ramlee." Sejumlah wartawan mengerubunginya dan mengajukan berbagai pertanyaan.

Salah seorang wartawan memintanya menjelaskan ihwal Program Jom Ziarah Gereja yang diinisiasi oleh Article 11 Project dan dilaksanakan oleh lembaga swadaya masyarakat IMPACT dalam naungan Menteri Belia dan Sukan Malaysia Hannah Yeoh, yang dicurigai dan menjadi isu hangat tentang kristenisasi.

Aaron menepis pertanyaan wartawan tentang program (Jom Ziarah Gereja) yang kemudian menjadi headline media tersebut. Aaron yang juga anggota Parlemen Kanowit itu malah mengeluarkan peringatan keras kepada wartawan untuk berhenti "memperbesar" isu, dan menegaskan bahwa yang sudah terjadi sudah "cukup".

Nampak ia menunjukkan ketidaksenangannya kepada media dengan menyalahkan wartawan dan menuding "sengaja mengobarkan api isu-isu sensitif, terutama yang berkaitan dengan isu ras dan agama. "Ini masalah media. Anda mencoba memasukkan sesuatu yang sensitif... Anda ingin menyalakan api. Tolong jangan lakukan itu, itu saran saya," kata Aaron

Menggonggong Pohon yang Salah

Menanggapi pernyataan Aaron tersebut, Johan mengkritik keras para pejabat pemerintah yang menggunakan media sebagai kambing hitam untuk menghindari tanggung jawab atas kesalahan, kekeliruan, dan ketidakcakapan mereka.

Johan mengatakan dirinya sama sekali tidak bisa menerima tuduhan Aaron kepada media, termasuk pengamal media (reporter dan redaktur) di dalamnya. Johan meminta, Aaron sebagai Menteri Perpaduan Malayusia lebih bertanggung jawab atas pernyataannya.

Menurut Johan, penting bagi petinggi pemerintah, khususnya para menteri untuk mengakui kekeliruan dan kesalahan mereka sendiri, daripada melontarkan tuduhan kepada media.

Kepada media arus utama Malaysia, Johan menyatakan, "Saya terkejut bahwa dia (Aaron) mengeluarkan peringatan keras kepada para praktisi media untuk berhenti bertindak seperti penghasut, dengan menyatakan bahwa 'sudah cukup'. Dia (Aaron) tentu saja menggonggong di pohon yang salah. Faktanya adalah, media Malaysia telah melakukan pengekangan yang sangat ketat dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan hubungan ras," seru Johan.

Penulis senior lakon drama Pokok, tersebut lalu menegaskan, "Para praktisi (media) memahami peran mereka di Malaysia yang multiras dan multi-etnis."

Lebih jauh, Johan mengemukakan, "Meskipun mereka menjunjung tinggi kebebasan media dan sangat percaya bahwa pers yang bebas adalah dasar dari demokrasi yang berfungsi, namun mereka cukup bertanggung jawab untuk menghindari menciptakan perselisihan di antara ras," ungkap Johan.

Berhenti Salahkan Jurnalis

Dalam pernyataannya, Johan lebih lanjut mencatat bahwa keributan yang terjadi di Malaysia baru-baru ini disebabkan oleh para politisi yang tidak bertanggung jawab, bukan oleh media.

Menurut Johan, "Lonjakan ketegangan rasial saat ini adalah hasil dari para politisi yang "mengipasi api untuk tujuan berbahaya mereka sendiri. Saya mendesak para menteri untuk berhenti menyalahkan media ketika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan mereka."

Sekali lagi dia menegaskan, "Tolong berhenti menyalahkan jurnalis sebagai 'pembawa pesan.' Jangan mengutuk media untuk menghindari kesalahan, kekeliruan, dan ketidakcakapan mereka sendiri," tambahnya.

Karena ketidakcakapannya dalam mengatasi masalah yang ditimbulkan sendiri oleh petinggi pemerintahan Anwar Ibrahim, Aaron mengatakan, media tidak boleh meremehkan masalah yang "terselesaikan" karena setiap orang memiliki tingkat kepekaan yang berbeda.

"Tolong, cukup. Ini masalah media. Anda mencoba memasukkan sesuatu yang sensitif... Anda ingin menyalakan api. Tolong jangan lakukan itu, itu saran saya," katanya ketika itu.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim sendiri mengeluarkan peringatan keras dan mengingatkan aparat untuk menindak pihak yang dianggapnya memprovokasi ketegangan rasial atau agama.

Anwar memerintahkan pasukan keamanan untuk mengawasi mereka yang "putus asa" dan mengeksploitasi sentimen komunal untuk menimbulkan kekacauan.

Menteri KBS Yeoh Dilaporkan ke Polisi

Akan halnya program 'Jom Ziarah Gereja' ke Lembah Klang yang batal dilaksanakan,  diinisiasi dengan tujuan membuka pikiran pemuda Malaysia tentang budaya dan kepercayaan dari berbagai ras melalui kunjungan dan kegiatan sukarela.

Selasa lalu, Menteri KBS Hannah Yeoh (Selasa,15/3/23) menjelaskan di Dewan Rakyat saat pidato penutupan Anggaran 2023, bahwa program tersebut tidak melibatkan individu Muslim dalam kegiatan ziarah gereja.

Kabarnya ia mengatakan bahwa program tersebut tidak dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa semua agama yang dianut oleh orang Malaysia adalah sama.

“Terkait pendaftaran Let's Visit Church, pelayanan melalui Impact Malaysia dipastikan tidak melibatkan partisipasi pemuda Muslim dan tidak ada pemuda Muslim yang masuk ke gereja ini.

"Itu juga tidak dilakukan dengan maksud memberi kesan bahwa semua agama memiliki status yang sama seperti yang dipikirkan beberapa pihak," katanya.

Terkait dengan hal ini, Ketua Muafakat Nasional (MN) Negeri Sembilan, Badrul Hisham Shaharin yang lebih dikenal dengan Chegu Bad, membuat laporan polisi terhadap Hannah, dan menuduhnya menyebarkan agama Kristen kepada pemuda Muslim melalui program yang terkait dengan pelayanannya. | haedar, sharia

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Humaniora
08 Mei 24, 19:52 WIB | Dilihat : 117
Sorbonne Bersama Gaza
03 Mei 24, 10:39 WIB | Dilihat : 416
Pendidikan Manusia Indonesia Merdeka
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 616
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1249
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
Selanjutnya
Energi & Tambang