JAKARTA , AKARPADINEWS.Com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada bulan Juli 2014 yang bertepatan dengan momen puasa dan lebaran mencapai 0,93 persen atau hampir menyentuh angka satu persen.
Kepala BPS Suryamin, Senin (4/8), menyatakan inflasi tahun kalender Januari-Juli 2014 tercatat mencapai 2,94 persen atau secara tahun ke tahun (Juli 2014 terhadap Juli 2013) sebesar 4,53 persen. Sementara, inflasi komponen inti sebesar 0,52 persen dan inflasi inti (Juli 2014 terhadap Juli 2013) sebesar 4,64 persen.
Berdasarkan data BPS, seluruh kota indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi. Dari 82 kota IHK, inflasi tertinggi terjadi di Bengkulu, 2,92 persen dan terendah terjadi di 0,13 persen.Dibandingkan dengan Juli tahun-tahun sebelumnya, inflasi Juli lebih baik. Memang, ada tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2014. Tercatat inflasi 2009 sebesar 0,45 persen. Pada 2011 inflasi Juli tercatat sebesar 0,67 persen.
Meskipun tidak lebih rendah dibandingkan inflasi 2009 dan 2011, inflasi kali ini cukup terkendali. Karena terjadi pada bulan puasa dan lebaran, inflasi ini tergolong rendah. Rendahnya inflasi yang berbarengan dengan perayaan Idul Fitri ini didorong oleh keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga. Pengendalian harga oleh pemerintah dilakukan jauh sebelum puasa.
Pakaian (sandang) jadi salah satu kebutuhan yang paling dicari saat lebaran.
Inflasi paling besar dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan dengan inflasi sebesar 1,94 persen. Inflasi disusul makanan jadi , minuman , rokok, dan tembakau sebesar 1 persen; sandang 0,85 persen; kelompok kesehatan 0,39 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,45 persen ; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,88 persen.
Tingginya inflasi di transportasi disebabkan oleh tradisi mudik pada lebaran, tapi masih dalam batas wajar.