Harga Elpiji 12 Kg Naik Lagi Per 1 Juli 2014

| dilihat 1791

 

BATAM, AKARPADINEWS.Com -  Baru saja harga elpiji  tabung 12 kg naik dan turun  sejak awal tahun 2014 , kini PT Pertamina berencana  menaikkan  kembali harga elpiji nonsubsidi  12 kg  sebesar Rp1.000 per kg mulai 1 Juli 2014. Harga di tingkat konsumen jadi Rp 106.800 per tabung.

Menurut  Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, usai peresmian proyek-proyek di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (12/2), dikutip Antara, per 1 Juli 2014, harga jual elpiji naik Rp1.000 menjadi Rp6.944 per kg dengan harga di tingkat konsumen Rp106.800 per tabung.

Kenaikan itu diklaim Pertamina  harus dilakukan karena Pertamina mengaku terus merugi. Hanung mengatakan, dengan kurs Rp12.000 per dolar AS, maka kerugian tanpa kenaikan harga sekitar Rp 6 triliun per tahun.

Dijelaskannya, pihak PT Pertamina sudah mengirimkan surat kenaikan harga elpiji tertanggal 15 Januari 2014, kepada Menteri ESDM Jero Wacik dan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Surat tersebut merupakan tindak lanjut konsultasi pemerintah dan Pertamina dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 6 Januari 2014 yang merekomendasikan perlunya Pertamina mengusulkan "roadmap" penyesuaian harga elpiji.

Berdasarkan surat tersebut, rincian kenaikan akan diberlakukan kembali  setelah 1 Juli 2014, yaitu: harga elpiji naik Rp1.500 per 1 Januari 2015 dan Rp1.500 mulai 1 Juli 2015. Selanjutnya,  mulai  tanggal 1 Juli 2015, harga elpiji akan menjadi Rp9.944 per kg dengan estimasi sampai konsumen Rp150.000 per tabung 12 kg. Setelah Juli 2015, penyesuaian harga elpiji 12 kg nonsubsidi diusulkan secara otomatis setiap enam bulan.

Di tahun 2016 juga akan dinaikan dua kali lagi,  yaitu per 1 Januari sebesar Rp1.500 dan 1 Juli Rp1.500. Harga elpiji per 1 Juli 2016  mengalami kenaikan sebesar Rp11.944 per kg dengan estimasi sampai konsumen Rp180.000 per tabung.

Rencananya  dari  kenaikan harga elpiji akan digunakan membangun sejumlah terminal elpiji senilai 543 juta dolar AS, diantaranya, terminal senilai 35 juta dolar di Medan dengan target operasi 2017, revitalisasi terminal Tanjung Uban, Kepri 8,2 juta dolar dan terminal berpendingin (refrigerated) di Jabar 215 juta dolar mulai 2016. Selanjutnya di tahun 2017, terminal bertekanan (pressurised) di Jawa bagian barat 35 juta dolar, depot di Tegal 35 juta dolar pada  2018 dan terminal refrigereted di Jatim 215 juta dolar pada 2019.

 

 

Editor : Nur Baety Rofiq
 
Energi & Tambang
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 985
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1203
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1474
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1621
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya