Joko Widodo - Jusuf Kalla Bisa Kalah

| dilihat 2039

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM. ABDUL Hadi, seorang pengemudi taxi di Jakarta, jamaah Islamic Center – Kwitang, Jakarta Pusat memastikan dirinya tidak akan memilih pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla, dalam Pemilihan Presiden RI 2014 mendatang.  Akan halnya Margiono, penarik becak di Gurawan – Solo, memastikan dirinya akan memilih Joko Widodo – Jusuf Kalla.

“Apa yang disampaikan Habib Abdurrahman al Habsy benar, Indonesia akan lebih baik dipimpin pasangan Prabowo-Hatta,” ujarnya kepada Akarpadinews, di Jakarta, Kamis (19/6). “Sebagai orang Solo, saya akan pilih Joko Widodo – Jusuf Kalla,” ujar Margiono kepada Akarpadinews, Selasa (17/6).

Abdul Hadi menyebut, dirinya dulu bersimpati dengan Joko Widodo – Jusuf Kalla, namun sejak masa kampanye berlangsung dan marak berita yang yang menyudutkan Prabowo Subianto, dan dilakukan secara keroyokan oleh mantan Jendral, ia justru bersimpati kepada Prabowo. “Ketika nonton Debat Capres, saya merasa Pak Prabowo kebih pantas menjadi Presiden,” katanya.

Margiono keukeuh akan memilih Joko Widodo – Jusuf Kalla, karena faktor primordial. “Mosok wong Solo ndak milih Jokowi,” ujarnya sambil senyum. Dia mengatakan, ketika menjadi Walikota, sering menyambangi tukang becak dan membagi-bagi sembako. “Hampir setiap minggu,” katanya.

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengisyaratkan, Joko Widodo – Jusuf Kalla bisa kalah, bila tidak melakukan apa-apa. Kepada Antara, pengamat politik lulusan Universitas Islam Negeri – Ciputat, itu menyebut, elektabilitas Joko Widodo – Jusuf Kalla terus merosot.

“Dari hasil survei Indikator Politik Indonesia pada Maret sampai awal Juni, elektabilitas Jokowi menurun sedangkan Prabowo justru meningkat," kata Burhanuddin yang kini Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia. Ia mengemukakan pandangannya itu dalam Seminar Nasional "Memilih Presiden yang Pro Kelestarian Lingkungan dan HAM", di Jakarta, Rabu (18/6). Burhanuddin menegaskan, pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla bisa kalah dalam Pemilihan Presiden 2014 apabila tidak berjuang mendongkrak elektabilitasnya yang terus menurun.

Menurunnya elektabilitas Joko Widodo – Jusuf Kalla dan meningkatnya elektabilitas Prabowo – Subianto,  menurutnya, karena belakangan hari, karena berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat, khususnya kesemrawutan Jakarta, masyarakat cenderung memilih pemimpin yang diasumsikan cerdas, tegas, dan berwibawa. Lebih dari 60 persen responden yang disurvey lembaga yang dipimpin Burhanuddin Muhtadi, menyebut mereka akan memilih pemimpin yang cerdas, tegas, berwibawa, katimbang pemimpin yang diasumsikan jujur, merakyat, dan sederhana.

“Kesan Joko Widodo itu jujur, merakyat dan sederhana itu kan hanya propaganda, pak. Iklan,” ungkap Hadi. Sedangkan Margiono yakin Joko Widodo jujur. “Lihat aja badannya kurus,” tukas tukang becak yang karib dengan telepon selular, itu.

Dari pantauan Akarpadinews, pada pertengahan Juni 2014, di wilayah Solo Raya (Surakarta, Boyolali, Karang Anyar, Sragen, dan sekitarnya) yang semula didominasi oleh poster kampanye Joko Widodo – Jusuf Kalla, kini sudah mulai diramaikan oleh poster kampanye Prabowo – Hatta dengan berbagai kreasi. Terutama sejak koalisi Mega Bintang (PDIP + PPP) yang dulu dimotori Mudrik Sangidu, menebar poster kampanye Prabowo – Hatta di berbagai sudut kota. | noor - delanova

Editor : Web Administrator | Sumber : sumber lain: Antara
 
Energi & Tambang
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 527
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1620
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1400
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya