Menyambut JMF 2023

Semangat dan Resam Budaya di Panggung Jakarta Melayu Festival

| dilihat 1189

Catatan Bang Sém

Jakarta Melayu Festival (JMF) kembali digelar. Masih diselenggarakan di tepi pantai Ancol Big City, berhampiran dengan sirkuit E-Formula, Jaya Ancol. Kali ini Gita Cinta Production yang dipimpin Geiz Chalifah, ini akan menggelarnya pada hari Sabtu (26.8.23).

Sejak digelar pertama 2011 dengan tajuk 'Bulan Berpagar Bintang' yang menitik-beratkan visi artistik, estetik, dan etik peradaban Melayu, JMF telah menghantar musik dan tembang Melayu berinteraksi dengan ragam budaya dan konsep musikal yang berbagai.

Di panggung JMF yang diinisiasi dan digerakkan oleh Geisz Chalifah bersama para sahabatnya (Allahyarham Ferry Mursidan Baldan, Anies Rasyid Baswedan, Bursah Zarnubi, dan saya), musik Melayu hadir sebagai simbol inklusivitas, egaliter, kosmopolit, demokratis yang berinteraksi harmonis dengan musik Gambus, Samba, Jazz, Rock, Reggae, Blues, Pop Barat, dan lain-lain). Sekaligus menunjukkan 'ciri diri' yang tak kehilangan nafasnya.

Panggung JMF yang dikawal oleh Seroja Band, memelihara basis keselarasan syair, musik, dan pesan keadaban sebagaimana tersimpan dalam karya-karya Melayu Klasik. Padu-padan seni musik dan sastra (pantun, gurindam, talibun, rubaiyat), sebagaimana padu-padan rentak - detak ritmis dan suara hati yang melodius, senantiasa terasa.

Komposisi dan aransemen musikal yang digarap Fauzi, memelihara peran budaya musik dan tembang Melayu dengan rasa yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Tak hanya itu, dengan menghadirkan berbagai tema yang berbeda di setiap tahun (antara lain : Daulat Negeri, Jakarta Maju Bersama, Merengkuh Keadilan, dan Terimong Geunaseh), JMF memelihara semangat cinta tanah air, cinta bangsa, entusiasme kesadaran menghidupkan simpati, empati, apresiasi, respek, dan cinta dalam satu tarikan nafas dengan resam Melayu. Kebiasaan-kebiasaan baik yang berkembang menjadi budaya yang mempertemukan kecerdasan akal budi dan kemanusiaan.

Lewat musik, tembang, dan tari Melayu, pergelaran JMF mengaktivasi dan mengoptimalisasi upaya mengingatkan siapa saja untuk menjadi bagian dari proses transformasi (perubahan dramatik) kehidupan berkebajikan.

Di panggung JMF, aspirasi tentang penegakan hukum disuarakan untuk mewujudkan keadilan nyata, pekik 'Merdeka!' disuarakan sebagai pengingat untuk memenuhi janji kemerdekaan. Pun demikian halnya dengan performa artistika - estetika - etika yang berkembang menjadi peradaban, serta cinta dihidupkan untuk mencapai hakikat kemanusiaan.

Olah pikir, olah rasa, dan olah dria yang mewarnai pergelaran JMF berlangsung menjadi olah kesadaran hidup. Dari perspektif politik, panggung JMF memberi aksentuasi pada kesadaran demokrasi sebagai cara mencapai harmoni kebangsaan.

Tahun ini (2023) JMF mengusung tema Tabea Guru. Tabea adalah resam budaya masyarakat Ternate yang mengisyaratkan kesadaran untuk menghormati dan memuliakan mereka yang berjasa membentuk laku kebaikan dan kebajikan. Muaranya adalah pencapaian nilai yang hakiki dari kesadaran kemanusiaan: "Insan terbaik adalah yang keberadaannya memberi manfaat luas bagi manusia lain."

Tabea Guru adalah kesadaran untuk menghormati dan memuliakan guru yang telah melahirkan manusia-manusia pilihan dalam perjuangan panjang menanam dan merawat nilai kebajikan, tanpa kecuali dalam perjuangan patriotik, heroik, dan visioner dalam mencapai kemerdekaan bangsa.

Kesadaran kebajikan untuk menempatkan guru sebagai pemandu dengan cahaya ilmu melintasi perjalanan hidup dari kondisi gelap gulita menuju keadaan hidup yang terang benderang.

Guru mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjadi mitra utama orang tua dalam mendidik manusia, anak-anak bangsa. Laksana lautan luas yang memberi tantangan sekaligus peluang bagi setiap insan melayari fenomena kehidupan dengan paradigma akal budi.

Tema Tabea Guru di sisi lain, sebagai ekspresi dari suatu komitmen kemanusiaan dan keadaban kita untuk selalu mengaktifkan kesadaran 'tahu diri,' 'berterima-kasih,' 'menghormati,' dan 'memuliakan guru' sebagai resam abadi, sekaligus pengingat, tak cukup bagi guru pernyataan retoris sebagai 'pahlawan tanpa tanda jasa.'

JMF 2023 menghadirkan para biduan ulung keberbagaian ciri, karakter, pengalaman, dan perjalanan karir yang panjang, yakni: Iyeth Bustami, Caca Handika, Iis Dahlia, Cici Faramida, Ikke Nurjanah, dan Errie Suzan. Kelebihan dan keunggulan masing-masing akan menjadi simpul menarik dalam pergelaran yang disebut Geisz 'Melayu Otentik.'

Boleh jadi, tak sekadar menghibur dengan performa yang selama ini dikenali khalayak. Tak juga sekadar memantik siapa saja yang hadir menyaksikan pergelaran untuk meluahkan rasa lantas mengekspresikan dalam gerak joget yang beraneka.

Lewat syair tembang yang mereka nyanyikan, akan mengalir ungkapan rasa yang dapat menerbitkan imajinasi baru tentang hakikat kemanusiaan.

Semua kebolehan mereka akan menghimpun kesadaran yang terserak, mendekatkan yang jauh, mengkaribkan yang dekat, berkolaborasi memuliakan guru dan insan sesama.

Tentu, boleh diharap, panggung JMF 2023 juga memantik kesadaran kita melihat realitas kehidupan dengan cinta. Apalagi, pergelaran kali ini berlangsung pada masa, ketika kesadaran merawat cinta dan harmoni mesti digerakkan secara antusias. Sesuai dengan prinsip asasi Gita Cinta Production yang konsisten - konsekuen merawat harmoni dan keseimbangan.

Harmoni dan keseimbangan yang mesti dihadirkan, meski kadang dengan gimmick tertentu untuk menghadirkan pesona kemanusiaan : elok laku, cantik budi sebagai inti semangat perubahan untuk menambah baik kehidupan. |


Artikel terkait : Musik Melayu Meluruhkan dan Meluahkan Akal Budi Anies Baswedan | Jakarta Melayu Festival 2022 Kembangkan Adab Berterima Kasih | Kemerdekaan adalah Jiwa Raga Sehat Tegakkan Keadilan

 

Editor : delanova
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 742
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 898
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 850
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 947
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1173
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1436
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1583
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya