Ledakan Tangki Depo BBM dan Wacana Buffer Zone

| dilihat 1243

Dentam suara petir berbarengan ledakan tangki bahan bakar minyak (bbm) selepas Isya, Jum'at (3 Maret 2023), terjadi lagi di Depo Pertamina Plumpang, Rawa Badak, Jakarta Utara. Peristiwa yang sama pernah terjadi tahun 2009.

Berbagai media, mengutip data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, menyebut prakiraan korban 17 orang tewas, 49 orang luka bakar, dan dua orang luka sedang. Para korban, penduduk di Jalan Tanah Merah Bawah RT 12 RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Kepanikan dan duka merayap malam itu, sampai api padam sekira pukul 3 pagi keesokan harinya (Sabtu, 4 Maret 2024). Kini, yang tersisa hanyalah puing rumah dan 'bangkai' kendaraan bermotor korban, serta silang saling pendapat dan komentar berbagai kalangan di berbagai platform dan saluran media. Proses pengusutan atas peristiwa pemicu tragedi dan duka, itu pun segera berlangsung.

Tanpa harus mendahului proses investigasi, perlu menghampiri peristiwa ledakan tangki Depo BBM dari berbagai peristiwa sejenis yang terjadi di berbagai belahan dunia lain.

Adalah Wayne Geyer, seorang insinyur profesional yang telah mengabdi pada NFPA 30 Flammable and Combustible Liquids Code sejak 1986, yang juga wakil presiden eksekutif Steel Tank Institute selama lebih dari 30 tahun, memberi perhatian khas terhadap peristiwa ledakan tangki BBM.

Ketika memberikan salah satu ceramah tentang hal ini di Konferensi dan Pameran Dagang Tangki Penyimpanan di Atas Tanah NISTM di Florida - Amerika Serikat ( 31 Agustus-2 September 2021), Geyer mengisyaratkan tentang pentingnya kewaspadaan terkait dengan peristiwa demikian.

Berskala Global

Penyelidikan tentang penyebab kebakaran dan ledakan tangki, serta kesadaran dan kewaspadaan seluruh pemangku kepentingan, termasuk warga, sangat penting. Khasnya, karena ledakan dan kebakaran semacam itu selalu menjadi berita utama di tingkat lokal, nasional, dan global tergantung pada tingkat keparahan dan lokasinya.  Ia mengemukakan, praktik terbaik keselamatan dalam operasi dan manajemen sangat penting dan prioritas, untuk menghindari terjadinya peristiwa serpa di kemudian hari. Peristiwa yang selalu memakan korban manusia, baik cedera maupun kematian.

Kita, ungkap Geyer (dalam artikelnya bertajuk The Hazard of Petroleum - dalam Tank Storage, 19 November 2021), peristiwa ledakan dan kebakaran tangki di depo penyimban BBM sudah berskala global. Berbeda dengan peristiwa yang terjadi pada pergantian abad (20 - 21) yang lebih bersifat nasional. Banyak di antaranya tidak pernah terdengar sekitar dua puluh tahun yang lalu.

Geyer mengungkapkan, banyak produk petrokimia yang mudah terbakar atau terbakar, seperti bensin dan etanol, yang diklasifikasikan sebagai cairan mudah terbakar oleh kode keselamatan kebakaran. Diesel, minyak pemanas, dan minyak tanah dianggap sebagai cairan yang mudah terbakar. Titik nyala, atau suhu di mana uapnya akan menyala, menentukan peringkatnya. Semakin rendah titik nyala, semakin mudah terbakar dan berbahaya cairan dan uapnya.

Dikemukakannya, Steel Tank Institute (STI) selalu mengisyaratkan, dengan mempelajari kemalangan orang lain, STI berharap dapat mengedukasi masyarakat dengan menciptakan kesadaran yang lebih besar akan bahaya penyimpanan dan penggunaan minyak bumi dan bahan kimia. Karenanya, siapapun pengelola depo berisi tangki BBM semestinya merujuk pada berbagai standar industri dan kode kebakaran, serta bangunan untuk panduan lebih lanjut tentang praktik operasi yang aman dengan cairan berbahaya.

Dalam pandangannya, Geyer mengemukakan, pemberitaan dan informasi yang tepat dan benar tentang insiden yang terjadi berulang kali, diharapkan seluruh pemangku kepentingan mempunyai kesadaran dan kewaspadaan yang lebih besar tentang bahaya industri petrokimia. Momen keselamatan, prosedur keselamatan, pakaian keselamatan, peraturan keselamatan, dan lain-lain tidak hanya karena ada perintah dan aturan dalam manajemen keselamatan.

Jauh dari hal itu adalah untuk senantiasa merespon konsekuensi dari kebakaran atau ledakan akibat penanganan atau penyimpanan cairan yang mudah terbakar dan mudah meledak, dengan kerugian harta benda yang sangat besar, devaluasi bisnis, gangguan pasokan, dan konsekuensi terbesar yang tidak menguntungkan, yaitu kematian manusia.

Peristiwa Bandingan

Geyer mencatat, pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19, ledakan sangat signifikan terjadi di Crockett, California, AS. NuStar Energy memiliki sebuah tank farm dengan dua tangki penyimpanan etanol, masing-masing berkapasitas 250.000 galon (946.353 L). Ledakan besar terjadi di salah satu tangki ini, begitu besar, sehingga bagian atas tangki terangkat dan menimpa tangki etanol yang berdekatan, menyebabkan tangki tersebut juga meledak.  

Api dapat dilihat dari jarak yang sangat jauh, dan ledakan tersebut membuat takut banyak orang dari penduduk setempat yang tinggal di dekat fasilitas NuStar, beberapa orang mengira ada peristiwa seismik.

Beberapa cerita terbetik setelah kejadian tersebut, seperti tuduhan bahwa tangki dibangun tanpa pemeriksaan atau izin dari otoritas setempat, kekurangan struktural, dan katup yang rusak belum diganti. Namun, laporan yang diberikan setelahnya menyatakan bahwa pangkl musabab adalah listrik statis, atau percikan api di dalam ruang uap tangki, ditambah dengan uap yang mudah terbakar yang dilepaskan oleh intrusi etanol dan oksigen melalui lubang ventilasi. Lantas memicu bola api, dan percikan api tersebut diduga tersebab oleh grounding yang tidak memadai pada peralatan yang digunakan dalam operasi penyimpanan.

Peristiwa lain terjadi pada tanggal 19 Mei 2020. Kala itu seorang kru sedang melakukan pemeliharaan di sebuah tank farm di Pulau Pelican di Galveston, Texas, AS, dekat dengan kampus cabang Texas A&M. Ada operasi pengelasan yang terjadi di dekat 2 juta galon tangki minyak mentah. Menurut sebuah firma hukum yang berkepentingan dengan insiden tersebut, "terjadi ledakan dan api menyelimuti area tersebut." Peristiwa ledakan serupa pernah terjadi di lokasi yang sama pada tahun 2012.

Insiden tangki minyak mentah di Pulau Pelican tersebut mengisyaratkan kewaspadaan dalam operasi terminal Semua hal yang melibatkan api, harus terlebih dahulu diuji untuk mengetahui adanya uap yang mudah terbakar di atmosfer lokasi penyimpanan (depo).

Geyer mencatat, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi beberapa ledakan signifikan di kilang minyak. Di Indonesia (Balongan) pada tanggal 29 Maret 2021, terjadi sambaran petir menyebabkan ledakan dan kebakaran tangki yang menyebar ke tangki lain di kilang minyak milik perusahaan minyak negara Pertamina. 1.000 orang harus dievakuasi. Lima orang terluka parah, lima belas orang dilaporkan mengalami luka ringan, dan satu orang meninggal akibat serangan jantung.

Wacana Buffer Zone

Pada tanggal 26 April 2018, Kilang Husky Energy di Superior, Wisconsin, Amerika Serikat, mengalami ledakan besar. Para pekerja mematikan fluid catalytic cracker (FCC) untuk melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala. FCC menggunakan panas dan katalis padat untuk memecahkan hidrokarbon berat menjadi hidrokarbon yang lebih kecil, yang kemudian dapat dicampur ke dalam bensin. Katup geser mengontrol katalis antara reaktor, dengan hidrokarbon, dan generator, yang memiliki udara. Untuk menghindari udara tercampur dengan hidrokarbon dan mencegah ledakan, katup geser mempertahankan tingkat katalis antara reaktor dan generator, yang bertindak sebagai penghalang.

Untuk memulai penghentian unit FCC, para pekerja menutup kedua katup geser. Namun tanpa sepengetahuan para pekerja, batang katup terkikis dan tidak dapat menahan dan mempertahankan katalis sebagai penghalang. Hal ini memungkinkan katalis mengalir ke generator. Selanjutnya, hal ini memungkinkan udara dari generator mengalir melalui katup ke reaktor. Udara terus mengalir hingga mencapai peralatan di bagian hilir reaktor yang mengandung uap yang mudah terbakar.

Tentang ledakan yang pernah terjadi di Depo Pertamina Plumpang, 17 Januari 2009, menurut keterangan Kabareskrim Polri (kala itu), Susno Duadji - api berasal dari gesekan alat pengambil sampel BBM dengan alat ukur. Dampak dari ledakan 2009, sempat membuat pasokan BBM tersendat dan Pertamina terpaksa menambah impor minyak untuk menjaga pasokan.

Ledakan dan kebakaran di Plumpang pada awal tahun 2009 tersebut terjadi pada Depo 24 yang menampung sekitar 5.000 kiloliter premium. Kebakaran saat itu terjadi sejak pukul 9 malam hingga keesokan harinya. Kerugian diperkirakan sekitar Rp 22,5 miliar dan ada satu korban jiwa pada insiden itu, seorang petugas keamanan Pertamina. Ledakan dan kebakaran yang berulang di lokasi sama pada Jum'at (3 Maret 2023) malam kurang lebih terjadi serta proses pemadaman dengan waktu yang relatif sama bilangannya.

Selepas peristiwa ledakan dan kebakaran hampir 14 tahun yang lalu, itu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) -- masa itu -- sudah mewanti-wanti dan  memperingatkan bahayanya permukiman warga yang terlalu dekat dengan depo. JK memperingatkan, selepas meninjau ke lokasi bersama Gubernur DKI Jakarta masa tersebut Fauzi Bowo, Dirut Ari Soemarno, dan Menteri ESDM - Purnomo Yusgiantoro sebagai Menteri ESDM.

JK saat itu meminta Fauzi Bowo, membebaskan lahan penduduk. Ia  membantah pembebasan lahan disebut penggusuran, mengingat tanah yang digunakan warga tersebut merupakan milik Pertamina. JK juga meminta agar pemeriksaan pengamanan instalasi harus dilakukan secara berkala. Alahai, ternyata hingga 2023, warga masih menempati buffer zone Depo Plumpang yang seharusnya steril pada radius 50 meter. Akibatnya,  jatuh lagi korban, warga sekitar yang mengenaskan. Kini muncul lagi wacana ihwal buffer zone yang sudah mengemuka pada 2009 tersebut. Akankah kali ini, hanya akan menguap lagi sekadar sebagai wacana?

Semoga, kali ini kewaspadaan meningkat dan apa yang pernah menjadi isu di masa lalu dan yang baru saja terjadi sungguh menggugah kesadaran Pertamina dan Pemerintah, khasnya Pemprov DKI Jakarta. | delanova

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 251
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 423
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 269
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 240
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 338
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya