Intelektual Visioner yang Terlupakan

| dilihat 1872

AKARPADINEWS.COM | TIDAK banyak yang mengenal Lasminingrat. Namanya tak seharum Raden Ajeng (RA) Kartini atau Dewi Sartika. Padahal, di jamannya, Lasminingrat memberikan andil besar dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Bahkan, intelektual visioner asal Sunda itu jauh lebih dulu memperjuangkan emansipasi kaumnya.

Raden Ayu Lasminingrat, demikian nama lengkapnya. Perempuan kelahiran tahun 1843 di Garut, Jawa Barat itu adalah putri sulung pasangan Raden Haji Muhammad Musa dan Raden Ayu Ria dan. Musa dikenal sebagai sastrawan, pelopor kesusastraan cetak Sunda. Dia juga merupakan penghulu, ulama, dan tokoh masyarakat Sunda di abad ke-19. 

Musa juga merupakan intelektual, yang memanfaatkan politik etis dari Belanda, dengan mendirikan sekolah Eropa (Bijzondere Europeesche School). Sekolah itu tidak hanya untuk anak-anak dari keluarga ningrat. Anak-anak pribumi juga belajar di sekolah itu. Musa dan keluarganya, tidak jumawa dengan status sosial sebagai keluarga aristokrat. Mereka tidak menjaga jarak dengan masyarakat jelata.

Lasminingrat, mudah mendapat pendidikan karena berasal dari keluarga ningrat. Dia manfaatkan sebaik mungkin kesempatan untuk sekolah untuk meningkatkan intelektualitasnya. Lasminigrat fasih berbicara dan menerjemahkan bahasa Belanda. Kecakapannya itu menuai pujian dari orang-orang Belanda. Namun, tidak hanya cabang ilmu sastra yang dia kuasai. Lasminingrat juga mendalami ilmu sosial.

Pada tahun 1979, Lasminingrat mulai mengajar anak-anak dengan sumber buku bacaan berbahasa Sunda, pendidikan moral, agama, ilmu alam, psikologi, dan sosiologi. Cara mengajarnya berbeda dengan guru lain, Lasminingrat menyisipkan berbagai ilmu sastra, sosial dan keagamaan dalam cerita yang disadur dari bahasa asing, yang disesuaikan dengan kultur Sunda dan bahasa yang mudah dimengerti.

Selain sebagai pendidik, dia juga seorang penulis yang produktif. Karya pertama Lasminingrat berjudul Carita Erman terjemahan Christoph von Schmid yang terbit pada 1875. Karya terjemahannya tersebut tidak kalah populer dengan buku karya ayahnya, berjudul Wawacan Panji Wulung.

Carita Erman awalnya dicetak sebanyak 6.015 eksemplar. Pada tahun 1911, karya tersebut dicetak ulang dalam aksara Jawa. Lalu, di tahun 1919, diterjemahkan ke dalam bahasa melayu oleh M.S Cakrabangsa. Di tahun 1922, Carita Erman dicetak dalam aksara Latin.

Karya Lasminingrat yang juga terkenal adalah Warnasari atawa roepa-roepa dongeng (jilid I dan II). Warnasari Jilid I terbit pertama kali pada tahun 1876. Warnasari merupakan kumpulan dari berbagai karya terjemahan tulisan Marchen von Grimm dan JAA Goeverneur, yaitu Vertelsels uit het wonderland voor kinderen, klein en groot (1872) dan beberapa cerita Eropa lainnya. Karya ini laku keras dan dicetak ulang pada tahun 1887, 1909, dan 1912, dalam aksara Jawa dan Latin.

Pemikiran Lasminingrat pun berbeda dengan tokoh-tokoh intelektual lain di masanya. Peneliti Mikihiro Moriyama dan sejarawan Nina Lubis pernah menulis perjuangan dan sosok Lasminingrat. Lasminingrat dianggap sebagai intelektual humanis dan spiritualis. Dalam karyanya, Lasminingrat menekankan rasionalitas kepada kaum pribumi yang kala itu begitu percaya dengan takhayul.

Lasminingrat juga mengajarkan ilmu pengetahuan alam yang sangat dasar seperti sumber air (mata air, hujan), cahaya (matahari dan lampu), tumbuh-tumbuhan, termasuk mengajarkan tentang Tuhan.

Lasminingrat menikah dengan Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII, Bupati Garut yang masyhur dan berkuasa di tahun 1871-1913. Aria mendapatkan penghargaan Officer in de Ore van Oranje Nassau, bintang emas dari Pemerintah Hindia Belanda karena sukses memajukan daerahnya. Aria dan Lasminingrat dianugeri anak bernama Raden Ayu Mojaningrat.

Di tahun 1907, perjuangan Lasminingrat dalam mencerdaskan anak-anak pribumi dilakukan dengan mengajar dan mendirikan Sakola Kautamaan Istri di lingkungan Ruang Gamelan, Pendopo Garut. Dalam waktu singkat, anak didiknya cukup banyak, hingga berjumlah 200 orang. Tahun 1912, Lasminingrat mendirikan kembali Sakola Istri untuk kaum perempuan. Bangunan Sekola Istri itu sekarang menjadi SMA Negeri 1 Garut, sebelah timur alun-alun. Pada 1934, cabang-cabang Kautamaan Istri, dibangun di Kota Wetan Garut, Bayongbong, dan Cikajang.

Pemerintah Kolonial Belanda menghargai jasa Lasminingrat yang begitu besar membangun pendidikan kaum pribumi. Ia diberi penghargaan dan kompensasi bulanan selama mengajar.

Lasminingrat juga mendukung generasi perempuan Sunda cemerlang yaitu Dewi Sartika, yang memperjuangkan emansipasi kaum perempuan. Hubungan mereka seperti ibu dan anak. Lasminingrat mendukung perjuangan Dewi Sartika dalam dunia pendidikan, dengan mendirikan sekolah bagi kaum perempuan pada tahun 1904 hingga akhirnya dianugerahi gelar pahlawan emansipasi perempuan. Tetapi, penghargaan itu tidak diberikan kepada Lasminigrat.

Hingga usia 80 tahun, Lasminingrat masih aktif berjuang di bidang pendidikan. Di masa pendudukan Jepang, Sakola Kautamaan Istri diganti namanya menjadi Sekolah Rakyat (SR) dan mulai menerima laki-laki. Sejak tahun 1950, SR tersebut berubah menjadi SDN Ranggalawe I dan IV yang dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Daerah Tingkat II Garut. Di tahun 1990-an, berubah lagi menjadi SDN Regol VII dan X.

Lasminingrat wafat pada 10 April 1947 di usia 105 tahun. Intelektual visioner itu telah mewakafkan sebagian hidupnya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Layak bagi Lasminingrat menyandang gelar pahlawan.

Ratu Selvi Agnesia

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : Berbagai sumber
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 544
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1074
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 301
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 762
Momentum Cinta
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 957
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1176
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1445
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1593
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya