Jelang HAWANA 2023 di Ipoh, Perak - Malaysia

Sultan Nazrin Shah dan Misi Profesional Wartawan

| dilihat 520

Nota Bang Sèm Haèsy

Kabar gembira datang dari Ipoh, Perak - Malaysia. Sultan Perak Sultan Nazrin Shah mengizinkan wartawan di negara bagian itu berleh kehormatan untuk menyampaikan khutbah Jumat di beberapa masjid di Perak besok, bersamaan dengan perayaan Hari Wartawan Nasional (Hawana) 2023.

Informasi tersebut terkonfirmasi melalui Presiden Dewan Agama Islam Perak dan Adat Melayu (MAIPk) Tan Sri Mohd Annuar Zaini. Ia mengatakan, izin Sultan Nasrin Shah sebagai bagian tak terpisahkan dari pengakuan atas peran penting wartawan tersebut di negara tersebut.

Tan Sri Mohd Annuar Zaini menyatakan, “Yang Mulia telah memerintahkan agar khutbah Jumat di negara bagian Perak pada 26 Mei (besok) bertema 'Jurnalisme: Melaksanakan Tugas Berbasis Nilai-Nilai Islam'. Yang Mulia juga mengizinkan praktisi media diberi kehormatan membaca khutbah Jumat di masjid-masjid. di negara bagian Perak pada 26 Mei (besok)," katanya.

Departemen Penyiaran Negara Bagian Perak dan Asosiasi Praktisi Media Perak, menurutnya, telah menyerahkan nama tiga praktisi media ke Departemen Agama Islam Perak (JAIPk) untuk disertifikasi saat menyampaikan khutbah di tiga masjid di negara bagian tersebut.

Sikap Sultan Nazrin Shah tersebut mengingatkan kembali misi profesional wartawan yang dalam banyak hal, juga mengemban tugas meneruskan 'misi kenabian,' yaitu menyampaikan kabar tentang kebenaran teruji (terverifikasi dan teruji) sesuai dengan standar kode etik dan perilaku profesi,.

Para profesi wartawan, dengan kemerdekaan yang dimilikinya serta sesuai kode etik dan kode perilaku profesi, adalah mengemban fungsi komunikasi (tabligh), sekaligus nida' atau menyerukan informasi edukatif dan re kreatif (daur kreasi) ihwal kebenaran.

Setarikan nafas, pada profesi wartawan juga melekat tanggung jawab (melalui fungsi kontrol sosial) mengamalkan prinsip asasi 'amar ma'ruf nahyi munkar,' sehingga mampu memandu khalayak (pembaca, pendengar, dan pemirsa) karya profesional jurnalistiknya dalam menjalani kehidupan yang benar sesuai tuntunan agama dan aturan negara.

Tabayyun dan Tathabbatu

Praktik jurnalistik profesional, sesuai dengan kaidah dan norma dasar uji kebenaran informasi, mesti diletakkan pada ajaran asasi tentang tabayyun (verifikasi, konfimasi, check and recheck), sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al Hujurat 6: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita (informasi), maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Ayat ini jelas dan tegas memerintahkan tabayyun, memeriksa dan menguji kebenaran. Melakukan verifikasi tentang kepatutan dan kelayakan nara sumber dan konfirmasi - rekonfirmasi tentang konten berita (informasi) tersebut.

Dalam praktik jurnalistik profesional, prosedur tabayyun sangat penting maknanya, agar setiap kaum beriman tidak teresa-gesa (tergesa-gesa itu perbuatan setan) dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan, termasuk dalam hal memutus suatu perkara. Ada korelasi paralel antara tabayyun di satu sisi dengan tathabbatu -- juga menguji, memperjelas, dan menegaskan kebenaran berita atau informasi.

Tathabbatu merupakan tindakan teliti, perfect, dalam menghadapi berbagai informasi dengan sikap tenang dan stabil, serta berdiri teguh di atas prinsip asasi kebenaran. Konsekuen dan konsisten (istiqamah), sehingga tidak mudah terguncang apalagi plin plan atau ragu-ragu.

Melaksanakan tugas dan tanggungjawab profesional jurnalistik sesuai dengan nilai-nilai Islam di masa kini, khasnya bagi wartawan muslim, adalah kewajiban. Terutama, ketika arus besar gelombang tsunami informasi, sebagai konsekuensi logis perkembangan sains dan teknologi informasi, sangat mungkin menyeret singularitas manusia menuju lembah kegamangan (votality), ketidakpastian (uncertainty), keribetan (complexity), dan kemenduaan (ambiguity).

Tabayyun dan tathabbatu menjadi sangat penting, agar praktik profesional jurnalisme mencegah khalayak, negara, dan bangsa terperosok ke dalam lembah lumpur ghibah (rumours), buhtan (hoax), fithan - fitnah (slander). Sekaligus menegaskan kedudukan prfesional wartawan sebagai arus utama pemberitaan - penyiaran yang benar.

Nadi Nurani Bangsa

Kemajuan teknologi informasi berbasis internet dengan berbagai media, channel, dan platform yang juga menyuburkan media sosial dengan berbagai formula, tanpa dilandasi nilai-nilai agama - adab dan resam budaya yang baik  akan mengheret manusia ke lubang gelap kepandiran (ideologis).

Apabila mereka terjebak dalam pusaran arus informasi yang tak terverifikasi dan terkonfirmasi, lepas dari tabayyun, maka akan muncur barisan besar para pengghibah, penebar buhtan dan fithan, yang klasifikasi atau derajat kehinaannya, sama dengan 'pemakan daging mayat saudara sendiri.'

Wartawan yang menjalankan profesi jurnalisme sesuai dengan nilai-nilai dasar Islam, dijiwai oleh prinsip bil hikmah wal mauidzah hasanah (dengan kearifan dan budi bahasa beradab) dan dipraktikan dengan nyata, dapat dipahamkan juga sebagai da'i yang menjalankan fungsi nida' dan tabligh sesungguhnya.

Dalam konteks inilah, pula, perintah Sultan Nazrin Shah agar khutbah Jum'at (26/5/23) bertema: 'Jurnalisme: Melaksanakan Tugas Berbasis Nilai-Nilai Islam,' kita terima sebagai isyarat, agar kaum wartawan menjalankan fungsi jurnalistik sesuai dengan prophetic mission yang melakat pada dirinya.

Kita juga pahamkan dan terima sebagai pemantik kesadaran bagi kaum wartawan untuk senantiasa konsisten dan konsekuen melaksanakan profesi jurnalisme dan praktik jurnalistiknya sesuai kode etik dan kode perilaku profesi.

Ihwal tersebut, selaras dengan salah satu butir Deklarasi Melaka pada HAWANA 2022 yang dibacakan tokoh wartawan Malaysia, Datuk Ahmad Zaini Kamaruzzaman : "Wartawan dan media dalam negara membangun seperti Malaysia memainkan peranan yang penting sebagai mata dan hati rakyat selain menjadi suara bicara massa, juga bertindak sebagai semak dan imbang serta menjadi nadi nurani sebuah negara bangsa."

Perkenan Sultan Nazrin Shah yang memberi izin wartawan memberi khutbah di tiga masjid utama negara bagian Perak, kita pahamkan pula sebagai penghormatan wajar kepada profesi wartawan dengan standar kelayakan dan kepatutan yang nyata. Selamat merayakan HAWANA 2023. |

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 248
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 344
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 954
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1176
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1443
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1589
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya