Dimensi Sosial Ekonomi Rumput Laut

Optimisme dari Balik Jendela

| dilihat 1875

Bang Sem

MATAHARI masih membakar jangat, ketika perahu nelayan yang saya tumpangi, akhirnya merapat sebuah rumah, di sela rimbun pohon Nipah, hutan bakau muara Balantang – Malili, Luwu Timur. Alimuddin, nelayan yang baru beralih profesinya menjadi petani rumput laut, memandu kami dengan perahu kecilnya. Di kejauhan, tiga gadis kecil, puterinya mengintip dari jendela rumah kayu sederhana, yang berdiri terpancang di tepi sungai.

“Apa karebba?” seruku, menanyakan kabar mereka.

“Karebba made’ceng” jawab Saripah, isteri Alimuddin, dan anak-anaknya.

Dalam kesederhanaan umumnya keluarga nelayan, mereka menyambut. Keikhlasan menerima tamu, terpancar di wajah mereka. Mutmainnah, puterinya yang sulung, segera menyuguhkan minuman. Di dinding, terpampang poster berisi huruf alfabet bahasa Bugis, sejenis pegon. Ketika saya bertanya kepada kedua puterinya yang lain: Marhamah dan Aspurah, keduanya segera membaca huruf-hufur itu dengan cepat. Tawa memburai. Keakraban segera terasa, dengan aksentuasi kehangatan keluarga Bugis.

Hidup di dalam rumah sederhana dengan sistem sanitasi alakadarnya, dan selalu harus waspada terhadap malaria dan bahkan demam berdarah dengue, adalah keseharian keluarga Alimuddin. Tapi, tradisi berkehidupan di lingkungan sungai dan rawa, sekaligus telah membentuk kebiasaan yang tangguh.

Dalam bahasanya yang sederhana, Saripah bercerita tentang siklus kehidupan rutin keluarga mereka. Ketika fajar menjelang, selepas menunaikan shalat shubuh, Alimuddin bergiat di ‘ladang rumput laut’-nya. Pada saat itulah, dengan perahu kecil, ia bersama ketiga anaknya berangkat ke pasar Malili. Belanja beras, sayuran dan bumbu dapur, garam, kopi, dan gula. “Hanya ketika persediaan sudah terbatas, saya pergi ke Malili”, ceritanya. Selebihnya, usai membersihkan rumah, ia membantu Alimuddin memelihara rumput laut.

Tentang pendidikan anak, Saripah dan Alimuddin sama menempatkannya sebagai prioritas. Selain belajar di Sekolah Dasar Negeri di Malili, yang mesti ditempuhnya selama dua jam dengan perahu kecil, ketiga anak mereka juga belajar mengaji. Saripah dan Alimuddin sendiri yang mengajarkan mereka membaca Juz Amma’. Juga pelajaran tentang ibadat.

Alimuddin cerita, bagi dia dan Saripah, istrinya, pendidikan anak penting maknanya. Dengan pendidikan, katanya, mereka bisa mengubah nasib. “Cukuplah saya dan ayahnya yang berpendidikan rendah”, seru Saripah. Ia ingin anak-anaknya bisa melanjutkan sekolah. Minimal sampai lulus SMA. “Mudah-mudahan dengan pendidikannya, anak-anak bisa hidup lebih baik. Bisa tinggal di Malili. Bekerja di toko”, ujar Saripah. Alimuddin tersenyum mendengar ungkapan hati sang isteri.

Ia sendiri berharap, adalah salah satu puterinya yang bisa membantu dia meneruskan usaha bertani rumput laut. Ia melihat, Marhamah, puteri keduanya punya minat. Bila hari libur, anak keduanya ini yang paling getol membantunya. Mulai dari menjerang rumput laut, membersihkannya, kemudian melipatnya dengan baik. Sesudah itu, baru Alimudin dan isterinya memasukkan ke dalam ‘gudang’ ala kadar yang dibuatnya seperti kandang ternak.

Rumput laut telah menjadi berkah kehidupan mereka. “Walaupun masih sedikit, kami sudah punya tabungan”, seru Saripah. Mutmainnah, puteri sulungnya, membantu dia mencatat hasil penjualan saat panen. Termasuk mencatat kewajiban membayar utang kepada koperasi, menyemai bibit, dan lainnya. Di rumah tanpa televisi itu, saya menyaksikan kedamaian keluarga. Sorot mata semua anak-anaknya menampakkan optimisme hidup.

Optimisme mengubah nasib agar hidup lebih baik, itulah yang membuat mereka bersukacita. Pelajaran berharga yang amat penting. Pelajaran itulah yang abadi di benak, saat saya menyaksikan sorot mata ketiga gadis kecil di balik jendela sederhana, saat saya meninggalkan rumah kayu sederhana itu. | 

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 248
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 474
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 466
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 438
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 259
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 429
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 275
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya