Pertamina Turunkan Harga BBM Umum

| dilihat 2610

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM  - PT Pertamina (Persero) menurunkan harga Bahan Bakar Minyak Umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex dan Pertalite Rp200 per liter seiring dengan tren harga minyak mentah dunia.

Informasi itu disampaikan Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, di Jakarta, Selasa (15/3/16).

Wianda mengatakan, penurunan ini sejalan dengan terus menurunnya harga minyak mentah dunia yang berpengaruh pada harga indeks pasar produk-produk BBM tersebut. Harga bahan bakar tersebut turun sebesar Rp200 per liter dari harga yang berlaku pada periode 1 Maret 2016 lalu.

 Wianda mencontohkan, harga Pertamax di Jakarta yang semula Rp7.950 per liter turun menjadi Rp7.750 per liter dan Pertamax Plus turun dari Rp8.850 per liter menjadi Rp8.650 per liter di Jakarta. Penurunan harga juga terjadi pada produk diesel berkualitas tinggi, Pertamina Dex.

Di Jakarta, Pertamina Dex mulai Selasa, 15 Maret dijual dengan harga Rp8.600 per liter dari semula Rp8.800 per liter. Akanhalnya, Pertamax Racing tidak mengalami perubahan.

 “Penurunan ini ditetapkan dengan memperhatikan perkembangan harga minyak mentah dan produk dunia. Besaran penurunan harga sebesar Rp200 per liter berlaku sama untuk seluruh daerah dan untuk produk Pertamax/Bio Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex yang berlaku terhitung mulai 15 Maret pukul 00.00,” kata Wianda.

Untuk bahan bakar umum jenis lainnya, Pertalite juga turun Rp200 per liter, dimana di Jakarta Pertalite dijual dari harga 7.500 rupiah per liter turun 200 rupiah menjadi 7.300 rupiah per liter. Solar/Biosolar non subsidi mengalami penurunan lebih dalam yaitu Rp400 per liter di seluruh daerah.

Untuk perubahan harga tersebut, PT Pertamina (Persero) mengeluarkan surat edaran daftar harga bahan bakar minyak (BBM) umum dan BBM khusus di wilayah Marketing Operation Region III. 

Berdasarkan surat edaran bernomor seri 518/F13410/2016-S3 itu, harga BBM umum dan khusus mengalami perubahan di Region III Pertamina, yang terdiri atas 27 unit stasiun pengisian bahan bakar umum di Jawa bagian barat. 

Harga baru yang tercantum meliputi sejumlah BBM umum dan khusus, seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, premium, solar/Biosolar Keekonomian, dan Pertamax Racing. Perubahan harga terhitung sejak pukul 00.00 WIB, Selasa, 15 Maret 2016.

Berikut ini daftar tarif baru BBM umum dan khusus seluruh Indonesia.

Selaras dengan hal itu, PT Pertamina (Persero) juga menambah terus jumlah outlet Pertalite di SPBU di Riau. Penambahan dilakukan ‎seiring dengan peningkatan konsumsi bahan bakar non subsidi di provinsi tersebut.

Sejak diluncurkan Oktober 2015 lalu hingga  Maret 2016, terdapat 43 SPBU yang menyediakan Pertalite. Tren penjualannya terus meningkat dan kini rata-rata mencapai 49 kiloliter (kl) /hari.

General Manager (GM) PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Romulo Hutapea memperkirakan angka penjualan Pertalite ke depan akan semakin meningkat. Terlebih dengan bertambahnya fasilitas suplai kapal dari RU II Dumai ke TBBM Sei Siak. "Pertamina terus menambah layanan kepada konsumen dengan menyediakan pilihan bahan bakar minyak berkualitas," kata Romulo di TBBM Dumai hari ini.

Pertalite yang saat ini dijual dengan harga Rp 7,900, merupakan bahan bakar octan tinggi yang baik bagi kendaraan. ‎Selain Pertalite juga tersedia Pertamax Plus dan Pertamina Dex‎ di Riau. Perubahan harga tersebut, juga selaras dengan pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, yang memang berencana mengumumkan harga baru bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Maret mendatang. 

"Harga tetap kami review setiap tiga bulan," katanya di kantor Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Kamis, pekan lalu (10 Maret 2016). Sudirman mengatakan sejauh ini pemerintah konsisten mengubah harga BBM setiap tiga bulan sekali. Perubahan itu mengikuti pergolakan harga minyak dunia. 

Menurut menteri yang namanya melejit ketika mencuat kasus #papamintasaham, itu keputusan tersebut diambil pemerintah dari berbagai usulan. Dikemukakannya, dulu banyak yang mengusulkan, agar harga BBM diubah setahun sekali, enam bulan sekali, hingga pernah dicoba sebulan sekali. Namun, pemerintah ingin perubahan harga BBM tidak berdampak terhadap ekonomi, agar stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga.

Sudirman mengemukakan, pemerintah mencatat setiap pergolakan minyak dunia, dan akan mencatat kelebihan harga tersebut, apabila harga minyak mentah dunia terus merosot. Dia mengatakan, masyarakat tak perlu kuatir, pemerintah akan menyesuaikan harga minyak mentah dunia. Tentu akan ada pula kompensasi.

Kendati demikian, Sudirman juga mengemukakan, pemerintah tidak akan begitu saja mengikuti naik-turunnya minyak dunia. Karena, tindakan demikian, akan berdampak pada perekonomian nasional.

Dalam pemantauan akarpadinews di lapangan, khasnya di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten turunnya harga BBM dan BBK (bahan bakar khusus) dalam banyak hal tak berpengaruh pada dinamika masyarakat pengguna kendaraan bermotor.

“Naek atawa turun, tetep abdi mah kieu-kieu wae,” ujar Ujang, kernet angkutan umum jurusan Sukabumi – Bogor.  Ujang mengungkapkan, naik turun harga BBM atau BBK tidak mengubah kondisi kehidupannya yang nyaris stagnan. Hal yang sama dikemukakan pula oleh Sapaat – pengguna Pertamax di Pandeglang.

Naik turun harga BBM/BBK tidak seperti masa sebelumnya yang berdampak sosial ekonomi, kali ini nyaris tak ada. Apalagi penurunan BBK yang tak berdampak pada ikut turunnya harga-harga bahan pokok.

“Paling-paling sekedar memperpanjang masa pakai untuk sepeda motor,”kata Sapaat. | JM Fadhillah

Editor : sem haesy | Sumber : Pertamina dan sumber lain
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 523
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1614
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1395
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 738
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 896
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 847
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya