Gempa Taiwan Runtuhkan Apartemen, 18 Orang Tewas

| dilihat 2241

AKARPADINEWS.COM | TAIWAN dirundung duka. Sabtu (6/2), sekitar pukul 4 pagi waktu setempat, gempa berkekuatan 6,4 skala richter mengguncang negara itu. Gempa yang menggoyang Kota Tainan itu meruntuhkan apartemen Weiguan Jinlong. Runtuhnya apartemen Weiguan itu menewaskan 18 jiwa, di antaranya seorang bayi perempuan berusia 10 hari. Sedangkan korban luka mencapai 463 jiwa dengan 364 di antaranya dilarikan ke rumah sakit di Tainan untuk mendapat perawatan medis.

Tak mudah bagi tim penyelamat melakukan evakuasi para korban. William Lai, Walikota Tainan mengatakan, upaya penyelamatan para korban membutuhkan waktu berjam-jam. Kendala itu, kata Lai, karena tim penyelamat harus menyingkirkan puing-puing bangunan guna mengetahui korban lain yang tertimpa reruntuhan.

“Kami akan memfokuskan pada 29 reruntuhan, yang dipastikan terdapat korban jiwa yang tertimbun,” ungkapnya. Untuk mempercepat evakuasi korban, Pemerintah Taiwan mengerahkan 800 personel tentara ke lokasi gempa.

Runtuhnya apartemen Weigun, mendorong pihak otoritas setempat untuk melakukan investigasi. Bukan tidak mustahil, runtuhnya apartemen itu akibat kelemahan konstuksi bangunan. Liu Shih-chung, Wakil Sekertaris Daerah Pemda Tainan, mengatakan, investigasi dilakukan karena ada kemungkinan kesalahan pada pondasi gedung sehingga tidak dapat menahan guncangan gempa.

“Pasti ada bagian gedung yang bermasalah sehingga mempengaruhi struktur bangunan itu,” ujarnya. Meski demikian, Liu mengatakan, pihaknya belum bisa memutuskan jika runtuhnya apartemen Weigun karena struktur bangunan yang bermasalah.

Untuk menghindari terjadinya runtuhan lanjutan, pemerintah setempat menginstruksikan warganya untuk tidak menempati atau berada di gedung-gedung yang kiranya berpotensi runtuh bila ada gempa susulan.

Selain itu, pemerintah setempat akan menyediakan lokasi penampungan di berbagai tempat di sekitar tempat kejadian agar warga yang kehilangan tempat tinggalnya dapat beristirahat hingga mendapat kepastian tempat tinggalnya nanti.

Pemerintah Taiwan pun menghentikan pelayanan kereta cepat yang menuju Tainan dan daerah bekas gempa. Karena, jalur rel kereta di Tainan sedang mengalami kerusakan karena gempa.

Sebelumnya, Taiwan pernah mengalami gempa yang lebih hebat di tahun 1999 dengan kekuatan 7,6 skala richter. Gempa itu memakan korban jiwa hingga 2.300 jiwa. Rentannya Taiwan atas gempa karena terletak di antara dua lempengan tektonik yang sering terjadi gesekan.

Setelah kejadian tersebut, Taiwan berbenah dengan memantapkan infrastruktur yang ada, untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa akibat tertimpa bangunan yang runtuh akibat gempa. Pemerintah Taiwan pun menaikan standar penilaian terkait izin pembangunan sebuah bangunan dengan menekankan pada daya tahan gempa.

Untuk kasus komplek apartemen Weigun, Liu mengatakan, pihaknya mendapat informasi jika gedung tersebut sudah berumur kurang lebih 20 tahun. Karena itu, ada kemungkinan keruntuhannya disebabkan usia yang sudah tua.

Tragedi bencana alam yang menghantam Taiwan pun mendapat perhatian Pemerintah Indonesia. Pasalnya, banyak warga negara Indonesia (WNI) yang mengadu nasib di sana. Berdasarkan data Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), di Tainan terdapat 17 ribu WNI. Sekitar 16,8 ribu WNI bekerja di sektor manufaktur dan perawat untuk orang lanjut usia. Sisanya, terdaftar sebagai pelajar dan lainnya.

Kementerian Luar Negeri Indonesia pun melakukan penyisiran dan pemantauan akan kemungkinan WNI menjadi korban atas bencana alam tersebut. Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia mengatakan, penyisiran dipusatkan di beberapa rumah sakit. “Penyisiran dilakukan di tiga rumah sakit, yaitu Chimei Tainan Hospital, National Cheng KungUniversity Hospital, dan Sinlau Christian Hospital,” katanya.

Sejauh ini, Muhammad Iqbal, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri mengatakan, pihaknya belum menerima laporan mengenai adanya WNI yang menjadi korban gempa Taiwan.

Meski demikian, Iqbal mengatakan, Kementerian Luar Negeri sudah berkordinasi dengan pihak Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei untuk mencari informasi tentang kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban. “Tim KDEI Taipei yang berada di lokasi sudah melakukan pengecekkan ke crisis center maupun ke rumah sakit rujukan. Sejauh ini, KDEI tidak menerima adanya WNI yang menjadi korban,” ujar Iqbal.

Pemerintah Indonesia harus segera memastikan apakah ada WNI yang menjadi korban gempa di Taiwan. Karena, keselamatan WNI di Taiwan merupakan tanggung jawab Pemerintah.

Setelah kepastian tentang ada atau tidaknya WNI yang menjadi korban, Indonesia dapat menggalang bantuan untuk Taiwan. Agar, masyarakat Taiwan, khususnya Tainan, tidak dirundung trauma dan duka berkepanjangan.

Selain itu, kasus komplek apartemen Weigun juga dapat menjadi pembelajaran bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kiranya, pembangunan infrastruktur yang diperuntukkan untuk tempat tinggal rakyat harus memiliki kemampuan untuk menghadang getaran hebat gempa dan bencana apapun.

Gempa menjelang Hari Raya Imlek ini membuat sebagian besar masyarakat Tainan, tidak dapat menikmati liburan dan berkumpul bersama keluarga. Terlebih, bagi mereka yang kehilangan sanak saudaranya.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : CNN/Reuters/NBC News/Antara
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 248
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 474
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 466
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 438
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 531
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1625
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1402
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya