Keriangan Itu Pecah di Jalan Roda Manado

| dilihat 464

Geisz Chalifah. 

Di Manado, mall besar boleh berdiri megah, hotel dan cafe mewah ada di mana - mana. Sebuah kota yang riuh, ekonomi bergerak. Namun semua itu tak ada yang bisa mengalahkan tempat bersejarah bernama Jarod (Jalan Roda). 

Jalan Roda memiliki sejarah panjang ratusan tahun lalu dan sampai hari ini, setiap hari setiap saat tetap ramai dikunjungi. 

Di Jalan Roda Kedai kopi berjejer dalam bentuk yang sederhana menyatu dengan pertokoan. Namun memiliki kemewahan yang luar biasa. Kemewahan itu adalah kehangatannya. 

Jalan Roda (Jarod) adalah tempat warga kota berkumpul. Bercengkerama tentang banyak hal terutama Politik.  Ada yang menamakan jalan roda adalah DPR tingkat tiga. 

Di Jalan Roda itu pula Kaesang dan Giring dan sejumlah anggota PSI lainnya datang. Lalu bertemu seorang bernama Fauziah, lantas ditanya oleh Giring, siapa calon Presiden yang akan dipilihnya.

Ibu Fauziah menjawab. "Saya ketua emak-emak manies, saya memilih Anies Baswedan." Video itupun viral kemana - mana, sebagai live video akun instagram Giring. 

Rabu 25 Oktober bersama Saut Situmorang - mantan Wakil Ketua KPK dan Pendeta Shepard Supit, saya berkunjung ke Manado, setelah mengunjungi banyak tempat, seperti Tondano, Tomohon, kampung Jaton dan sebagainya.

Tentu saja kami singgah ke “DPR tingkat 3,” itu. Tempat yang legendaris. Tempat warga kota dari berbagai kalangan bersantai menikmati secangkir kopi dan berdiskusi. 

Lalu Pak Saut dan Pak Pendeta Shepard Supit diminta bernyanyi. Tak lama kemudian saya dipanggil untuk memberi testimoni tentang siapa dan bagaimana Anies Baswedan. 

Saya tidak mau bicara yg muluk-muluk yang akan dikerjakan Anies dimasa nanti bila terpilih. Saya memberikan fakta-fakta yang sudah dikerjakan selama ini. 

Isu intoleran yang jauh hari melekat di kepala banyak orang akibat fitnah para buzzer kini runtuh, karena faktanya Anies adalah pemimpin yang mengayomi semua agama. 

Tak lama kemudian pemusik mulai kembali memainkan organnya, lagu "Ikan dalam Kolam" dilantunkan. Kemudian kerianganpun pecah. 

Selesai acara, dalam perjalanan ke tempat lain, Pendeta Shepard Supit bercerita. "Bila setahun lalu kita datang, mungkin bukan saja kita tidak diterima. Tapi boleh jadi diteriaki oleh orang-orang yg berada di Jalan Roda. Tapi kini bukan saja kita diterima tapi disambut dengan hangat."

 Pada akhirnya kebenaran selalu menemukan jalannya sendiri. Fakta bahwa Anies memberikan keadilan dan kesetaraan kepada semua pemeluk agama selama dia memimpin. 

Menyeruak di banyak tempat menyadarkan ribuan bahkan jutaan orang bahwa label intoleran yang disematkan kepada Anies Baswedan hanyalah fitnah belaka. |

 

Geisz Chalifah - aktivis dan produser Jakarta Melayu Festival

Editor : delanova
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 246
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 469
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 463
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 433
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 534
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1056
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 284
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 750
Momentum Cinta
Selanjutnya