Mantan PM Jepang Yasuo Fukuda Puji Perubahan Jakarta

| dilihat 385

JAKARTA | Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia - Jepang, Yasuo Fukuda puji kemajuan dan dinamika perubahan Jakarta tiga tahun terakhir sejak berlangsungnya pandemi Covid 19.

Pujian tersebut disampaikannya ketika berbincang dengan sejumlah Pemimpin Redaksi berbagai media di Ramayana Terrace - Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (19.06.23) malam.

Fukuda berada di Jakarta menyertai kunjungan Kaisar Jepang ke 126, Naruhito dan istrinya, Permaisuri Owada Masako. Sejak pandemi Covid-19 berlalu, setelah penobatannya sebagai Kaisar, 22 Oktober 2019. Indonesia merupakan negara pertama yang dipilih Kaisar Naruhito untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Sebelumnya, hany sekali Kaisar Naruhito berkunjung ke luar negeri, saat Ratu Elizabeth wafat (10/9/22) di London.

Kunjungan tersebut bertepatan dengan 65 tahun persahabatan Indonesia - Jepang. Selepas pandemi Covid 19, Fukuda sekali berkunjung ke Jakarta dan 'terpesona.'

"Jakarta berubah drastis selama tiga tahun selepas pandemi Covid 19," ungkapnya. "Jakarta telah menunjukkan kemampuannya berubah karena kepemimpinan yang mampu menggerakkan rakyatnya menghadapi dan menjawab tantangan zaman yang terus berubah," tambahnya.

Ia yakin, perubahan tersebut terjadi juga di berbagai daerah. Karenanya, dalam kunjungan kenegaraan kali ini, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako juga akan mengunjungi Yogyakarta, menjumpai Sri Sultan Hamengku Buwono X, penerima bintang jasa “The Order of Rising Sun, Gold and Silver Star,” darinya.

Mengapa Jakarta bisa berubah drastis yang diikuti berbagai daerah lainnya? Menurut Fukuda, semua itu terjadi, lantaran Indonesia sudah mempunyai kekuatan untuk berubah. Terutama hati manusianya, yang akan berkorelasi dengan kekuatan ekonominya kelak.

Melampaui Teknologi Jepang

"Kita harus melihat perubahan tersebut," katanya, seraya menegaskan, perubahan tersebut akan memungkinkan Indonesia bergerak menjadi negara maju.

Ia bercerita, suatu ketika pernah berkunjung ke ITB Bandung dan menyaksikan pameran teknologi karya kreatif dan inovasi mahasiswa ITB. "Sejumlah karya mereka, bahkan sudah melampaui inovasi teknologi Jepang," tegasnya.

Dalam dialog yang didampingi Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel dan mantan Menteri/Kepala Bappenas Ginandjar Kartasasmita, Duta Besar RI untuk Jepang Herry Achmadi, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, Fukuda menyebut,  hubungan persahabatan Indonesia-Jepang akan semakin erat.

63 tahun persahabatan, meski tak selamanya 'mulus,' ungkap Fukuda telah berkembang menjadi hubungan hati.

"Yang tidak akan berubah adalah hubungan dari hati ke hati yang menjadi kekuatan persahabatan," cetusnya. "Apalagi bila sering-sering bertemu," ujarnya sambil menggoda Rachmat Gobel untuk kembali membawa serta psara 'sahabat Fukuda' berkunjung lagi ke Jepang.

Fukuda juga menjelaskan, hubungan persahabatan semacam itu yang mengusik Kaisar Naruhito memilih Indonesia sebagai negara pertama dalam kunjungan kenegaraan ke luar negeri.

Dalam perbincangan yang serius tapi santai dan penuh suasana kekerabatan tersebut, Fukuda -- yang 16 Juli 2023 mendatang akan berusia 86 tahun, itu -- menjelaskan bagaimana Jepang saat ini sedang memelopori gerakan Asia Zero Emisi. Ia menyebutkan persoalan ekologi menjadi penting dan terkait dengan ekosistem kehidupan manusia.

Menyusun Strategi Asia

Dalam dialog tersebut, merespon sejumlah pertanyaan, Fukuda juga menjelaskan kita harus bekerjasama mencegah terjadinya perang, seperti yang kini berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

Dikatakannya juga, kunjungan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako semata-mata untuk mempererat persahabatan dan sebagai upaya meningkatkan pemahaman rakyat antar kedua bangsa.

Tentang pengaruh China di Asia Tenggara, khasnya kedekatan Indonesia dengan China, Fukuda tak menjawab terang. "Ma'af ya jawaban saya abstrak," katanya sambil tersenyum.

Pun demikian, ketika ditanya, tipe pemimpinm Indonesia bagaimana yang pas untuk kian menguatkan hubungan kedua bangsa. Fukuda, lagi-lagi menjawab abstrak. "Politisi Indonesia makin piawai.. semoga demokrasinya berkembang bagus. Kita mesti melihatnya dalam konteks kerjasama menyusun strategi Asia merespon perubahan global."

Rachmat Gobel merespon soal tersebut dengan amsal sederhana. "Di pabrik saya, ada beberapa nilai yang kami pegang, yaitu perubahan untuk meningkatkan kualitas dan nilai lebih baik," jawabnya diplomatis.

Akan halnya Dubes RI untuk Jepang, Herry Achmadi yang politisi PDIP, menjelaskan hubungan persahabatan Indonesia - Jepang kian membaik. Termasuk dalam hal perkawinan warga dua negara.

Tahun 2021, ungkap Herry, Kedubes Indonesia di Tokyo menerima 100 permohonan orang Indonesia yang akan menikah dengan warga negara Jepang. Tahun 2022 meningkat menjadi 120. Kini, di Jepang bermukim tak kurang 70 ribu sampai 100 ribu warga negara Indonesia. Hubungan persabatan kedua negara, mengusung tema "Satu Hati." | masybitoch

Editor : delanova
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 544
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1073
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 300
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 761
Momentum Cinta
Selanjutnya
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1199
Rumput Tetangga
Selanjutnya